Lihat ke Halaman Asli

Sukmawati Gultom

Mintalah maka kamu akan diberi, carilah maka kamu akan mendapat dan ketoklah maka pintu akan dibukakan.

Ingin Hidup Lebih Sehat? Yuk Buka Aplikasi GermasPAS!

Diperbarui: 20 September 2019   14:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

Kesehatan itu mahal harganya. kalimat tersebut sudah tak asing lagi ditelinga kita. Ironisnya masih banyak masyarakat yang gaya dan pola hidupnya tidak teratur dan baru sadar ketika jatuh sakit bahkan harus mendapatkan perawatan rutin. 

Salah satu pemicu penyakit adalah dari apa yang kita konsumsi, pangan menjadi salah satu faktor penentu kesehatan tubuh kita. Terlebih jika yang terbiasa makan di luaran dalam artian makan di warung, restoran atau sejenisnya, atau karena sudah menjadi kebiasaan makan di luar dan tak memungkinkan untuk makan masakan di rumah sendiri, maka kelayakan pangan penting diperhatikan. 

Dokumentasi pribadi

Bagaimana mutu pangan tersebut, pengolahannya, tempatnya, suhunya, termasuk siapa yang mengolah harus sehat dan bersih demi kelayakan makanan yang disajikan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak baik terjadi misalnya kercunan makanan dan yang lainnya, tak menutup kemungkinan pun masakan rumah, jadi kebersihan hrus tetap terjaga. 

Kita sering mendengar keracunan makanan masih saja terjadi, apakah itu sehabis mengkonsumsi makanan siap saji, makanan kemasan pun tak jarang pada acara-acara tertentu sebut saja hajatan. Satu hal keracunan pangan bisa terjadi akibat pengawasan pangan yang tidak dilaksanakan dengan baik, maka segala sesuatunya harus dalam pengawasan. 

Dokumentasi pribadi

Seperti data dari Kementerian Kesehatan, Kasus Luar Biasa (KLB) keracunan pangan di Indonesia selam 3 tahun terakhir mencapai angka 106 kasus tahun 2016, tahun 2017 terdapat 163 kasus dan tahun 2018 terdapat 122 kasus, meskipun tahun 2018 lebih sedikit dibanding tahun 2017, namun keracunana makanan masih saja terjadi dan sebagian besar berasal dari pangan rumah tangga juga jasa boga. 

Untuk mengantisiapasi terjadinya KLB keracunana pangan atau membantu masyarakat terkait keamanan pangan, Kementerian kesehatan meluncurkan aplikasi bernama GermasPAS (Gerakan Masyarakat Pangan Aman Sehat) yang resmi di lunching pada Rakernas bulan Februari 2019 lalu oleh Ibu Nila Djuwita F Moeloek, Menteri Kesehatan. 

Dokumentasi pribadi

Dan belum lama ini Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI mensosialisasikan Aplikasi GermasPAS yang berlangsung di Holiday Inn, Jl. Gajah Mada, Jakarta. Selain hadir Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota se-Jabodetabek, Kementerian Kesehatan RI, sebagai nara sumber, juga lintas program, pemerhati kuliner, pelaku usaha, asosiasi, media, blogger, vlogger dan youtuber. 

Dengan tujuan tadi mensosialisasikan pentingnya aplikasi GermasPAS untuk meningkatkat taraf hidup masyarakat lebih sehat. 

Aplikasi ini sudah bisa diunduh di Google Play Store atau pada smartphone berbasis android, kamu-kamu wajib mengunduhnya caranya mudah: ketik "GermasPAS" di Play Store, pastikan GPS pada ponselmu aktif untuk mengetahui letak keberadaanmu karena begitu muncul GermasPAS maka lokasi pun nama restoran yang sudah memenuhi standar Like Higiene Sanitasi Pangan akan muncul juga dapat mencari lokasi lain dalam radius 5 Km. 

Dokumentasi pribadi

Jadi jika ada yang bertanya apa itu Aplikasi GermasPAS? Menurut ibu Tutut Indra Wahyuni, SKM, M.Kes ( Kasubdit Penyehayan Pangan Direktorat Kesling, Kementerian Kesehatan), Aplikasi GermasPAS (Gerakan Masyarakat Pangan Aman Sehat) merupakan sistem aplikasi kesehatan masyarakat berbasis mobile yang didedikasikan kepada masyarakat untuk memudahkan masyarakat memperoleh informasi terkait kesehatan pada umumnya dan tempat makanan/jajanan yang aman sehat sesuai dengan standar higiene sanitasi pangan pada khususnya melalui basis data yang update dan akurat yang dapat diakses dalam genggaman tangan. 

Informasinya pun disajikan lengkap dan akan diperbaharui secara berkala. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline