Lihat ke Halaman Asli

Sukma Setya

Sukma Setya A.N

KKN UNEJ Kelompok 445 Sukseskan BIAN dan Posyandu Lansia Desa Banjarwaru

Diperbarui: 13 Agustus 2022   17:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Mahasiswa KKN UNEJ kelompok 445 berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan posyandu lansia yang berlokasi di Posyandu Anggrek, tepatnya di RW 1 Desa Banjarwaru. Program posyandu lansia menjadi salah satu hal yang penting dalam pemantauan tingkat kesehatan para lansia. Kegiatan cek kesehatan lansia ini merupakan program rutin yang diadakan setiap sebulan sekali di Desa Banjarwaru yang didampingi oleh para kader posyandu. 

Kegiatan ini berlangsung pada Kamis (4/8/2022) dimana terdapat 5 tahap yang nantinya para lansia akan berurutan ke setiap meja untuk melakukan pengecekan. Pada meja pertama merupakan tempat pendaftaran dimana para lansia akan mendaftarkan diri dengan menyebutkan nama, umur, dan alamat. 

Selanjutnya, para kader Posyandu Anggrek melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah. Kemudian, akan dilakukan pencatatan pada Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia, dilanjut pada meja keempat untuk melakukan penyuluhan. Serta pengecekan terakhir, yaitu para lansia mendapatkan pelayanan medis oleh para kader Posyandu Anggrek.

dokpri

Selain mendapatkan pelayanan kesehatan, para lansia juga mendapatkan sayur kangkung, sebagai tanda terima kasih telah berpartisipasi dalam program posyandu lansia. Antusias Para lansia cukup tinggi dalam mengikuti posyandu, karena banyak manfaat yang didapatkan. Mulai dari cek kesehatan, informasi makanan yang sehat dan bergizi, serta deteksi dini terhadap penyakit lansia.

Dalam program rutin yang diadakan di Posyandu Anggrek, kelompok KKN UNEJ 445 juga mengamati bagaimana pelaksanaan pelayanan kesehatan yang terdapat dalam masyarakat. Terdapat 2 kasus yang menarik selama posyandu lansia berlangsung. Pertama, terdapat satu lansia yang mengalami patah tulang, namun beliau tidak segera ke dokter, tetapi ke sangkal putung. Hal ini sangat disayangkan karena dari segi medis tidak disarankan. 

Mengapa demikian? karena ibu tersebut mengalami pembengkakan pada tangan yang mengalami patah tulang. Sangkal putung tersebut melakukan praktik yang mungkin tidak sesuai, karena melakukan imobilisasi menggunakan kassa dan elstic bandage tanpa gips dan pembalut yang sangat ketat. 

Sehingga, membuat tangan ibu tersebut menjadi bengkak. Setelah mengetahui kondisi ini, kader Posyandu Anggrek dan kelompok KKN UNEJ 445 menyarankan untuk segera berkonsultasi ke dokter untuk penanganan lebih lanjut. 

dokpri

Kedua, terdapat ibu dengan penyakit langka yang memiliki ciri seperti penyakit herpes zoster, yang dalam istilah kedokteran disebut dengan neuralgia postherpetic. Tanda-tanda ini diketahui setelah ibu tersebut mengalami nyeri di bagian ruam. Nyeri tersebut masih berlangsung meskipun ruam sudah mengering, 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline