Selama saya mengajar numerasi bagi anak berkebutuhan khusus (abk), slow-learner, atau yang memiliki kecerdasan di bawah rata-rata, konsep pengurangan kerap lebih menantang daripada konsep penjumlahan. Apalagi, pengurangan yang sudah melibatkan bilangan-bilangan besar. Akan tetapi, bukan berarti konsep pengurangan ini tidak mungkin untuk diajarkan. Kuncinya adalah menyesuaikan dengan karakteristik siswa. Berikut beberapa inspirasi teknik mengajar yang dapat membantu siswa abk slow-learner memahami konsep pengurangan.
1. Mengajarkan Hitung Mundur Menggunakan Garis Bilangan di Lantai
Tahap pertama dari mengajarkan pengurangan adalah mengajarkan konsep hitung mundur. Hitung mundur akan membantu siswa membayangkan angka sebelumnya yang telah dikurangkan. Cara mengajarkan hitung mundur menggunakan garis bilangan di lantai, yaitu tempel bilangan di lantai secara berurutan, misalnya 1-10.
Guru dan siswa ingin mengoperasikan soal pengurangan 5-2, maka minta siswa berdiri di atas bilangan 5 (lima) lalu mundur 2 (dua) langkah sehingga sampai pada bilangan 3 (tiga) , jadi 5-2=3.
Apabila siswa sulit membayangkan angka yang tidak terlihat ketika berjalan mundur, maka susunan bilangan di lantai dapat dibuat menyamping. Bilangan terkecil berada di sisi kiri. Misalnya, untuk soal pengurangan yang sama, minta siswa berdiri di atas bilangan 5 (lima) lalu berjalan ke samping kiri 2 (dua) langkah sehingga sampai pada bilangan 3 (tiga), jadi 5-2=3.
2. Mengajarkan Hitung Mundur Menggunakan Garis Bilangan
Pengajaran hitung mundur mirip seperti cara sebelumnya. Akan tetapi, kali ini menggunakan media yang berbeda yaitu garis bilangan di kertas dan pion. Cara bermainnya juga mirip. Misalnya, 5-2. Tempatkan pion pada bilangan 5 (lima), lalu mundur ke samping sebanyak dua bilangan sehingga sampai pada bilangan 3 (tiga), jadi 5-2=3.
3. Menggunakan Benda Konkrit
Anak berkebutuhan khusus akan lebih mudah memahami suatu konsep jika hal yang diajarkan dapat dilihat bahkan mungkin dirasakan. Hal ini akan membantu mereka membayangkan atau mensimulasikan (mengabstraksi) pemahaman tersebut di dalam pemikiran mereka. Ketika mengajarkan pengurangan, guru dapat memanfaatkan benda-benda konkrit yang bisa dipegang oleh siswa, misalnya manik-manik, pom-pom, dan mainan lego.