Wualah, bergerak dan berlarilah . Saya berlari lebih cepat mengikuti puluhan anak didik saya yang berhamburan menuju lapangan olah raga. Hari itu guru olahraga absen. Tidak masuk karena ada keperluan keluarga. Jadilah secara dadakan saya menjadi guru olah raga. Bukan pekerjaan sulit buat saya.
Hupps...semua anak didikku yang baru berumur 6-7 tahun itu benar benar seperti anak ayam yang dilepas dari kurungan . Semua berlarian , berlompatan, tertawa tawa menikmati acara outdoor. Saya berdiri didepan memancing semua anak untuk ikut berbaris lalu mulailah saya menggerakkan tubuh diiringi nyanyian dari mulut saya yang akhirnya juga diikuti seluruh anak didik saya. Makin lama semua anak didik saya benar benar menikmati senam pagi yang saya lakukan.
Asyik...hampir semua anak didikku patuh dan mengikuti semua gerakan yang aku lakukan. Semuanya aktif . Tak ada yang diam. Walau ada yang beberapa yang masih malu dan ragu. saya hampiri mereka, lalu saya ajak mereka berada tepat disamping atau dibelakang saya. Dua tiga anak itu kini tak ragu lagi bergerak.
Begitulah saya bergerak aktif. Menjadi seorang guru wajib mampu bergerak lebih cepat. Lebih cepat dari murid muridnya . Kelas saya memang tidak terlalu luas . Tapi anak didik saya tetap saja bergerak. Saya harus mampu mengimbangi anak didik yang punya kebiasaan belajar sambil bergerak. Ada yang belajar sambil berjalan mengelilingi kelas. Dari meja ke meja. Kadang sebagian malah keluar kelas menyambangi kelas sebelah.
Sebagai guru kelas satu. Anak didik saya masih terbawa pengaruh pendidikan TK. Dimana mereka belajar sambil bermain. Di Kelas satu SD , saya masih membolehkan gaya TK tersebut. Walau mulai agak dikurangi . Beban pelajaran anak kelas satu SD jauh lebih banyak dan kompleks. Saya harus bijak agar kebiasaan bergerak anak waktu di TK tak langsung dihentikan seketika. Apalagi bila si- anak punya kecerdasan kinestitek.
Lalu apa hubungan dengan judul diatas. nah, inilah hubungannya. Guru adalah profesi yang dituntut untuk terus berkembang. Profesi guru itu dinamis. Bila kita sebagai guru hanya puas dengan kemampuan yang kita punyai tanpa mau menimba ilmu lagi. Tunggu saja , kita akan tertinggal oleh perkembangan pendidikan. Malah bisa jadi seorang guru akan tertinggal oleh muridnya.Di zaman yang serba digital, serba internet, serba instan ini ilmu pengetahuan mudah diakses. Google memberikan jutaan pencarian yang kita butuhkan. Tinggal klik kata kunci, maka ratusan ribu apa yang kita cari akan muncul di layar komputer atau gadget kita.
Kini, ratusan hingga ribuan buku diterbitkan dan dicetak. Majalah dan koran bertebaran hingga pelosok desa. Semua fasilitas kini jauh lebih lengkap , yang dibutuhkan kini cuma satu : KEMAUAN BERGERAK menyambut semua fasilitas dan kemudahan yang ada. Bergerak lebih cepat berarti berani mengambil perubahan . Berani mengambil peluang dan kesempatan.
Ini yang membuat kita harus bergerak lebih cepat :
- Waktu, inilah hal yang mambatasi kita . Waktu tak mungkin bisa diajak berkompromi. Maka bila ada yang bilang Time is Money. Ya, waktu itu memang sangat berharga. Waktu tak mungkin diulang, dan bukankah tak ada dimuka bumi ini yang bisa dilepaskan oleh waktu. Maka bergerak lebih cepat sama sdengan kita memanfaatkan waktu dengan optimal.
- Kesuksesan , Bila kita perhatikan tak ada orang yang bisa menuai kesuksesan dengan bergerak lamban. Kesuksesan dimulai dengan gerak dengan cepat dan tepat. jadi salah satu syarat kesuksesan adalah bergerak lebih cepat.
- Kepunahan , Percaya ga percaya. Punahnya dinosaurus pada zamannya karena salah satunya mereka tak mampu bergerak lebih cepat mengikuti perubahan alam yang terjadi ketika itu. Jadi bergeraklah lebih cepat agar kita tak punah.
So, ayo bergerak lebih cepat merubah diri kita. Bergerak lebih cepat mengambil peluang dan tantangan yang ada dihadapan kita. Bergerak lebih cepat agar kita mampu meraih kesuksesan impian kita. Apapun itu..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H