Mengingat informasi yang beredar terkait keterlambatan camaba Azhar tahun 2022 sekarang, tulisan ini bukan untuk menambah dingin panasnya cuaca Kairo.
Melainkan saya harapkan sebagai pelipur lara dan sedikit berbagi pengalaman pribadi selama hampir 1 tahun menjalani kehidupan di negeri Kinanah yang penuh berkah ini. Saya tulis artikel ini karena saya juga pernah ada di posisi teman-teman yang belum berangkat sekarang. Jadi, yakinlah teman-teman pun pasti akan menginjakkan kaki di Mesir untuk menuntut ilmu sebagaimana saya dan masisir yang lainnya.
Baiklah, hanya sedikit spoiler saja seraya menunggu keberangkatan mungkin teman-teman nanti setibanya di negeri para Nabi ini. Satu hal yang perlu senantiasa disadari bahwa menjadi santri al-Azhar as-Syarif ini tentu banyak rintangan yang dihadapi, besar dan kecilnya, sebelum/sedang/sesudah pun ujian itu pasti ada. Namun, hal tersebut bukan sesuatu hal yang harus ditakuti dan dijadikan kisah yang sedikit menyeramkan. Tidak perlu terlalu dramatis lah wkwkwk
Dibeberapa tulisan pengalaman yang lain, saya mendapatkan sedikit banyak mendapatkan bahwa menjadi mahasiswa al-Azhar adalah hal yang sulit. Terlepas hal itu, saya juga tidak bermaksud untuk membantah. Hanya saya lebih ingin mengutarakan bahwa justru yang saya rasakan itu adalah sebaliknya.
Dengan prinsip "nggak usah dipersulit dengan pikiran dan perasaan diri sendiri". Bagi saya, sebesar dan sesulit apa pun masalahnya saat akan berangkat ke Mesir itu adalah yang layak ditertawakan dengan rileks. Tidak usah dibawa terlalu serius amat, terlebih tanpa aksi yang menghasilkan solusinya. Seperti misal menambah-nambah dugaan buruk yang sedang dan akan terjadi.
Gak bakal rugi kok kalau kita selalu membiasakan berprasangka baik tanpa menghilangkan sikap kritis.
Toh... tidak sedikit masalah yang besar yang pernah dialami pada akhirnya lenyap begitu saja. Kadang beres dengan sendirinya. Kadang selesai dengan berjalannya waktu. Yaaa karena seperti itulah kehidupan. Kehidupan yang sebagaimana kita ketahui bersama bahwa kehidupan ini bukan milik kita pada hakikatnya. Jadi, ya tergantung sang Penciptanya saja. Tugas kita sebagai hanya menerima dengan lapang dada terhadap apa yang menimpa kita seraya memiliki keyakinan bahwa itu adalah hal yang terbaik.
So, enjoy ajalah.... nikmatin dulu suasana tanah air yang hal itu nanti akan dirindukan ketika merantau.
Nah, disini saya akan tunjukkan beberapa tokoh yang mulia dengan nasab dan juga keilmuannya. Sehingga karya-karyanya menjadi rujukan dalam menelaah agama Islam dengan moderat, makam-makamnya dijadikan tempat berziarah untuk "ngalap berkah". Karena berziarah hukumnya sangat dianjurkan (pada makam seluruh umat Muslim) sebagai bahan mengambil pelajaran bahwa hidup ini hanya sementara. Sedangkan terhadap para Ulama, Ahlul Bait, dan orang-orang shaleh ada tambahannya, yakni mencari keberkahan (sebagaimana penjelasan Imam al-Ghazali).
Berikut adalah daftar makam yang sering diziarahi oleh mahasiswa Indonesia di Mesir (masisir) juga oleh umat Muslim dari seluruh penjuru dunia, mungkin sambil nunggu keberangkatan teman-teman bisa cari informasi terkait bigorafinya untuk menambah pengetahuan dan kecintaan terhadap mereka yang telah lebih dulu menghadap sang Pencipta. Yaaaa minimal nanti pas sudah disini dan berziarah tidak plenga-plongo wkwkwkwk dan hanya sekadar ngambil foto terus di posting.