Lihat ke Halaman Asli

Benarkah Membentak Anak Dapat Merusak Sel Otak?

Diperbarui: 24 April 2018   22:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sohu,com)

Tidak ada namanya sekolah untuk menjadi orang tua. Karena pada dasarnya menjadi orang tua adalah sebuah tuntutan keadaan yang telah disepakati sejak awal.

Memang tidak ditemukan lembaga atau bimbingan belajar yang mengupas tuntas untuk menjadi orang tua yang baik, beberapa orang tua menggunakan ilmu-ilmu terapan yang berasal dari pengalaman atau sekedar tanya jawab dengan orangtua yang lebih berpengalaman.

Namun, di era modern ini sudah sepatutnya orang tua zaman now melek akan teknologi dan perkembangan, pola pengasuhan yang diterapkan pada anak pun tidak bisa disamakan dengan pola pengasuhan tradisional.

Di pola pengasuhan tradisional masih banyak ditemukan orang tua yang menggunakan metode pendisiplinan anak dengan cara dibentak bahkan dengan kekerasan-kekerasan kecil seperti disentil, ditampar, ataupun dipukul dengan sapu dan sebagainya. Apakah kalian pernah merasakannya?

Lalu, apakah hal tersebut baik?

Jika ditilik dari maksud dan tujuan orang tua, hal itu terlihat baik karena mungkin dengan pendisiplinan yang bagus, akan menjadikan anak berkepribadian kuat (fikirnya). Namun, jika ditilik dari posisi sang anak hal itu bisa menjadi sebuah tekanan. Yang jika berkepanjangan akan mempengaruhi kepribadian anak itu sendiri.

minder-5adf45b5f133446e596bfcf4.jpg

Apa dampak dari bentakan dan pukulan orang tua?

Tekanan yang diterima oleh sang anak akan mengakibatkan hal-hal yang kurang baik, terlebih pada anak usia dini, seperti :

Merusak sel otak 

Lebih dari 1 milyar sel otak anak yang berada pada golden age akan rusak karena bentakan atau pukulan orang tua, karena pada usia tersebut sel-sel masih aktif tumbuh dan berkembang jika dibandingkan dengan bentakan yang terjadi pada remaja. Kerusakan sel otak ini akan berakibat fatal dikemudian hari jika perlakuan tersebut sering kali dirasakan oleh anak.

Minder

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline