Lihat ke Halaman Asli

Indonesia Harmonis: Perspektif Milenial terhadap Keseimbangan Budaya Tegur Sapa

Diperbarui: 15 Desember 2022   17:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Harmonis berarti seimbang. Indonesia yang harmonis dari perspektif generasi milenial dinilai sebagai sesuatu yang beriringan dan seimbang dari berbagai aspek kehidupan. Indonesia sendiri dikenal sebagai negara yang kaya, baik dari sumber daya alam maupun dari sisi keanekaragaman budaya serta ada istiadat. 

Berbicara mengenai budaya Indonesia tidak akan pernah ada habisnya, karena keragaman budaya yang dimiliki negara ini. Indonesia jika kita lihat menganut budaya timur dimana perilaku antar sesama manusia sangat dinilai dari segi kesopananan dan kekeluargaan. Budaya timur yang melekat salah satunya pada tubuh Indonesia yakni budaya tegur sapa. Namun, budaya ini kian luntur ketika Pandemi Covid-19 hadir.

Sudah hampir dua tahun lebih, pandemi Covid-19 melanda berbagai Negara di Dunia, salah satunya yaitu Negara Indonesia. Covid-19 sendiri merupakan sebuah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus (SARS-CoV-2) yang menyerang sistem pernapasan dan dapat menyebabkan kematian. Virus tersebut pertama kali ditemukan dikota Wuhan, China pada akhir Desember 2019.

Virus ini menyebar dengan sangat cepat, hanya dalam waktu beberapa bulan. Maka dari itu, dengan adanya virus Covid-19 ini, pemerintah Indonesia menerapkan berbagai kebijakan mulai dari harus mematuhi protokol kesehatan, memberlakukan Lockdown, PSBB, sampai menerapkan kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) guna menekan penyebaran virus Covid-19 tersebut. Masyarakat dihimbau untuk selalu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

Akibat adanya kebijakan pemerintah tersebut. Masyarakat mau tidak mau harus tetap belajar, bekerja, dan melakukan aktivitas apapun didalam rumah. Dengan adanya pembatasan sosial tersebut juga berakibat pada terhambatnya komunikasi antar masyarakat yang menyebabkan mulai melunturnya budaya tegur sapa masyarakat karena adanya perubahan sosial budaya, yaitu harus mengurangi mobilitas sosial. Budaya tegur sapa yang seharusnya tetap dilakukan mulai memudar seiring adanya berbagai kebijakan pemerintah tersebut. 

Namun kita sebagai masyarakat juga tidak bisa sepenuhnya menyalahkan pemerintah, karena pemerintah sendiri menerapkan kebijakan tersebut tidak tanpa alasan. Pemerintah berupaya untuk secepatnya dapat memutus rantai penyebaran Covid-19 yang terus menyebar di Indonesia.

Budaya tegur sapa merupakan budaya menegur atau memberi salam setiap bertemu orang yang kita kenal dimanapun kita berada, baik di rumah, di sekolah, di jalan, di lingkungan tempat tinggal, dan lain-lain. Bertegur sapa dapat kita lakukan dengan mengucap salam, berjabat tangan, sekedar menanyakan kabar, jika bertemu dijalan biasanya dapat dilakukan dengan sedikit menganggukan kepala disertai senyuman. Hal tersebut dilakukan baik dengan teman, tetangga, guru, dan orang tua. Kita hidup di dunia ini sebagai makhluk sosial yang tidak terlepas dari adanya interaksi sesama manusia. 

Apalagi, di indonesia, budayategur sapa merupakan salah satu budaya khas yang harus dilestarikan. Budaya tegur sapa tersebut masih melekat pada masyarakat indonesia, dan masih terus terjaga. Hal tersebut maish tetap lestari karena memang watak asli masyarakat indonesia yang santun, saling menghormati, sopan, dan ramah-ramah. Dengan adanya tegur sapa tersebut dapat menjadikan masyarakat Indonesia semakin bersatu, semakin erat rasa persaudaraan, dan semakin komunikatif.

Oleh karena itu, banyak sekali manfaat yang kita peroleh dari bertegur sapa diantaranya yaitu menciptakan suatu interaksi sosial yang baik, menciptakan suasana yang harmonis, meningkatkan rasa kekeluargaan, mempererat rasa persaudaraan, menjalin silaturahmi antar manusia, menjauhi sikap dan perilaku individualisme, dan mempererat rasa persatuan dan kesatuan.

Budaya tegur sapa ini harus tetap dilestarikan dan dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Baik oleh anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Namun bagaimana cara kita, agar budaya tegur sapa ini tidak luntur akibat adanya covid-19, yang mengharuskan masyarakat tetap berada dirumah? Budaya tegur sapa dapat tetap lestari meskipun adanya pandemi covid-19 masih melanda. Kita sekarang hidup di zaman revolusi industri 4.0. Dimana industri 4.0 adalah industri yang sepenuhnya memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi guna mencapai efisiensi yang setinggi-tingginya. 

Banyak teknologi informasi dan komunikasi yang lebih canggih yang dapat mempermudah masyarakat melakukan aktivitas kesehariannya, misal dahulu para masyarakat mencari informasi melalui koran, namun sekarang melalui gadget masyarakat dapat dengan sepuasnya mengakses berbagai informasi di berbagai penjuru dunia dan bidang apapun dengan sangat mudah dan tinggal pencet saja. Selain itu, pada zaman dahulu, para masyarakat saling berkomunikasi dengan saudara yang jauh menggunakan bahasa tulisan melalui surat dan diantar oleh tukang pos, dan sampai kepada si penerima surat tersebut pun membutuhkan waktu berhari-hari bahkan berminggu-minggu. 

Namun di zaman yang serba modern sekarang, mereka dapat dengan mudah saling berkomunikasi dan mengirimkan surat secara elektronik dengan mudah dan cepat. Melalui gadget, mereka dapat saling berbincang meski jarang yang cukup jauh, mereka juga dapat saling bertatap muka dengan benda yang bernama gadget tersrbut. Untuk saling berkirim suratpun juga tidak butuh waktu yang lama, karena telah ada e-mail atau elektronik mail, yang dapat mengirimkan pesan kita kepada seseorang yang tempatnya jauh dnegan sangat cepat dan tidak butuh waktu berhari-hari.

Sejak tadi kita berbicara mengenai gadget, namun apasih makna dari gadget itu sendiri? Gadget (gawai) adalah suatu perangkat atau alat elektronik yang berukuran relatif kecil serta memiliki fungsi khusus dan praktis dalam penggunaannya. Gadget merupakan salah satu bagian dari perkembangan teknologi yang selalu menghadirkan teknologi terbaru yang dapat membantu aktivitas manusia menjadi lebih mudah. Dengan kata lain, teknologi adalah bahasa secara umumnya, sedangkan gadget adalah bahasa spesifiknya.

Gadget sendiri memiliki berbagai macam fungsi, seperti sebagai media komunikasi, sebagai akses informasi, sebagai media hiburan, menambah wawasan dan pengetahuan, dan sebagaisarana berbisnis. Di zaman sekarang yang serba modern ini, gadget termasuk sebagai barang pokok dan harus ada serta selalu melekat, dibawa kemana-mana oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, para remaja milenial, sampai para orang tua.

Dengan adanya berbagai kemudahan di zaman 4.0 sekarang ini. Maka dari itu kita harus pintar-pintar memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi terutama gadget tersebut untuk saling bertegur sapa, meskipun adanya pandemi Covid-19 yang mengharuskan kita tetap dirumah saja. kita dapat saling bertegur sapa lewat berbagai aplikasi-aplikasi yang telah banyak berkembang sekarang, mulai dari WA, Instagram, Facebook, Line, dan masih banyak lagi aplikasi-aplikasi yang dapat membantu kita untuk saling berkomunikasi meskipun jarak memisahkan. 

Selain itu kita dapat langsung bertatap muka dan berdiskusi melalui aplikasi yang beranama Zoom, Google meet, Video Call, dan lain sebagainya. Selain dapat dimanfaatkan untuk saling bertegur sapa, aplikasi-aplikasi tersebut juga sangat bermanfaat digunakan oleh para pelajar untuk belajar daring (dalam jaringan) karena pemerintah telah menetapkan kebijakan untuk seluruh pelajar tetap belajar dirumah. Banyak sekali manfaat gadget di zaman sekarang ini. Kita dapat selalu bertegur sapa tanpa harus khawatir akan kelunturan budaya tegur sapa tersebut, dan dapat selalu melestarikan budaya tegur sapa itu. Namun yang harus kita perhatikan yaitu kita harus bijak dalam penggunaan gadget itu sendiri.

Disamping banyak manfaat yang ada pada gadget, ternyata juga banyak dampak negatif yang disebabkan oleh gadget itu sendiri. Misal saja, jika terus-terusan menggunakan gadget, dapat menyebabkan kecanduan yang dapat memicu efek samping berbahaya seperti, meningkatkan resiko depresi, gangguan kecemasan, sulit fokus, dan lain-lain. Selain itu, banyak kejahatan-kejahatan muncul akibat gadget, mulai dari penyebaran hoax, video-video porno, cyberstalking, dan lain-lain. 

Banyak sekali oknum-oknum pengguna gadget yang tidak bertanggung jawab dan tidak bijak dalam menggunakan gadget. Begitu banyaknya dampak positif dan dampak negatif dari adanya gadget ini. Kita sebagai pengguna memang seharusnya bijak dalam mengaplikasikan gadget tersebut diberbagai fitur. Selalu membatasi dalam penggunaan gadget dan luangkan waktu juga untuk keluarga agar tegur sapa antara anggota keluarga juga tetap terjaga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline