Lihat ke Halaman Asli

Sukma Ayu

Mahasiswa Universitas Borneo Tarakan

Bahaya Laten Radikalisme di Perguruan Tinggi

Diperbarui: 18 November 2023   20:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Radikalisme  menjadi permasalahan serius dalam beberapa tahun terakhir, terutama di kalangan perguruan tinggi. Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan penting mempunyai peranan penting dalam mendidik dan membina generasi muda yang mempunyai wawasan luas dan berkontribusi aktif kepada masyarakat. Oleh karena itu, penting  untuk memahami potensi bahaya  radikalisme di perguruan tinggi dan mengambil langkah proaktif untuk menjaga keamanan kampus.

Radikalisme dapat diartikan sebagai paham atau keyakinan ekstrim yang seringkali bertentangan dengan prinsip pluralisme, toleransi, dan kerukunan sosial. Kehadiran radikalisme di perguruan tinggi dapat berdampak negatif terhadap keharmonisan lingkungan kampus, tidak hanya berdampak pada lingkungan akademik yang seharusnya inklusif dan menghargai perbedaan, namun juga proses pembelajaran.

Dalam konteks pendidikan tinggi, potensi bahaya  radikalisme terletak pada penyebaran paham radikal yang tidak kasat mata dan tidak langsung. Era digital dan berkembangnya teknologi semakin memudahkan pelajar dalam mengakses berbagai sumber  yang memuat gagasan-gagasan radikal. Siswa yang rentan dan sensitif adalah kelompok yang paling mungkin diindoktrinasi untuk membenarkan pandangan  ekstrem.

Salah satu dampak negatif langsung dari potensi ancaman radikalisme di perguruan tinggi adalah meningkatnya polarisasi dan konflik antar kelompok mahasiswa  yang berbeda pandangan. Radikalisme dapat meningkatkan perpecahan antar kelompok yang berbeda pandangan  dan menimbulkan ketegangan serta konflik di lingkungan kampus. Hal ini bertentangan dengan prinsip persaudaraan dan saling menghormati yang merupakan nilai fundamental dalam membangun masyarakat yang harmonis.

Selain itu, prevalensi radikalisme di perguruan tinggi dapat merusak lingkungan akademis, yang seharusnya menjadi ruang yang aman dan terbuka untuk pertukaran ide dan perluasan perspektif. Ketika lingkungan kampus dipengaruhi oleh radikalisme, mahasiswa yang berbeda pandangan  dapat mengalami intimidasi, diskriminasi,  bahkan pengucilan. Hal ini bertentangan dengan prinsip kebebasan akademik yang merupakan salah satu pilar pendidikan tinggi yang bermutu.

Pengaruh media sosial juga berperan penting dalam penyebaran dan pengaruh radikalisme di perguruan tinggi. Melalui platform ini, pelajar dapat dengan mudah mengakses konten-konten ekstrem. Kehadiran komunitas online yang mempromosikan dan memperkuat ideologi ekstremis dapat mempengaruhi pandangan dan tindakan mahasiswa. Oleh karena itu, perguruan tinggi perlu memperkuat pemahaman mahasiswa mengenai risiko yang terkait dengan penggunaan media sosial.

Tindakan pencegahan dan pengendalian yang komprehensif harus dilakukan untuk mengatasi potensi bahaya  radikalisme di pendidikan tinggi.Universitas harus  memiliki kebijakan keamanan yang ketat dan jelas, termasuk pemantauan aktivitas mencurigakan di kampus. Kolaborasi yang erat antara universitas, pemerintah, dan lembaga terkait dapat sangat membantu dalam melacak, mengidentifikasi, dan mengalahkan ancaman radikalisme.

Pentingnya pendidikan dan dialog antaragama di lingkungan kampus juga harus didukung.  Dengan melakukan diskusi, seminar dan lokakarya, mahasiswa dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai agama yang sebenarnya, mengenali kemungkinan manipulasi  radikal, dan meningkatkan kesadaran untuk mencegahnya.

Selanjutnya kerjasama antara lembaga pendidikan, dosen, tenaga administrasi, dan aparat keamanan  sangat diperlukan. Pengajar dan staf perlu dilatih dan dibimbing untuk mengenali tanda-tanda radikalisasi dan memahami cara menghadapinya.Tim keamanan kampus juga harus dilengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan untuk menangani situasi yang memerlukan intervensi dan penanganan bahaya laten radikalisme.

Peran aktif para pemimpin agama dan organisasi keagamaan dalam memberikan pemahaman yang benar tentang ajaran agama serta mendukung nilai-nilai moderat sangat penting dalam memerangi bahaya laten radikalisme di perguruan tinggi. Pemimpin agama harus berperan aktif dalam memberikan pembimbingan spiritual dan memberikan pemahaman yang akurat tentang ajaran agama yang damai serta mengajak para pemuda untuk mengamalkan nilai-nilai keadilan, toleransi, dan perdamaian.

Bahaya laten radikalisme di perguruan tinggi adalah ancaman serius yang perlu mendapatkan perhatian. Kesadaran dan pemahaman yang luas mengenai bahaya ini serta tindakan proaktif dari semua pihak yang terlibat diperlukan untuk menjaga keamanan kampus dan memastikan perguruan tinggi sebagai lingkungan yang aman, inklusif, dan berkualitas. Dengan  pencegahan dan penanggulangan yang tepat, kita dapat mengurangi dampak negatif radikalisme dan menjadikan pendidikan tinggi sebagai tempat yang mendukung pengembangan diri dan pengamalan nilai-nilai kebaikan.
 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline