Lihat ke Halaman Asli

Sukmawati

Bukan siapa-siapa

Event Click 'Momen Nataru Tak Sekedar Perayaan, Juga Berbagi Kasih'

Diperbarui: 8 Januari 2025   03:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri -sukma-

Bagi saya Natal dan Tahun Baru (Nataru) lebih dari sekedar perayaan, tetapi adalah momen penuh makna untuk merenung, bersyukur, mempererat kasih sayang dengan keluarga, termasuk berbagi kasih dengan sesama.

Karena makna kelahiran Yesus Sang Mesias itu sendiri adalah sebagai 'Penyelamat Umat Manusia, Memberikan Damai Sejahtera' bagi mereka yang percaya. 

Maka ini kesempatan berharga untuk saling introspeksi diri, memaafkan, memperbaiki atau mendamaikan hubungan yang mungkin selama satu tahun terputus akibat kesalahpahaman baik antar anggota keluarga atau sanak famili hingga tak jarang memicu perdebatan, maka saat Natal dan Tahun Baru waktunya memperbaiki (mendamaikan) semuanya.

Jika ada yang tanya, apakah harus menunggu momen Natal dan Tahun Baru?Hari lain juga bisa bukan?

Benar, bukan berarti hari-hari biasa tidak bisa menyelesaikan segala sesuatu apalagi itu suatu masalah, bukankah permasalahan juga tak baik jika dibiarkan berlarut larut?

Hanya saja pada momen Nataru, apalagi jika itu pada Suku Batak Nasrani, umumnya pada momen tersebut hampir semua keluarga berkumpul baik saat Natal atau Malam Pergantian Tahun Baru juga Tahun Baru, selain menyampaikan Puji-pujian atau ucapan syukur kepada sang pencipta, juga ada tradisi "Mandok Hata" dalam artian hampir setiap orang yang berkumpul wajib menyampaikan buah pikiran, apakah itu berupa petuah, unek-unek, atau resolusi ke depan, atau ucapan maaf. Nah pada kesempatan inilah jika ada permasalahan diselesaikan. Mumpung semua berkumpul !!

Tak sampai disana di kesempatan Nataru, juga ada tradisi saling mengunjungi sanak saudara atau family atau rekan sejawat yang kebetulan tidak bisa berkumpul saat Natal dan pergantian malam tahun baru, termasuk waktu yang tepat melakukan sejenis tradisi tertentu yang tertunda. Seperti saya katakan tadi, mumpung pada kumpul.

Dokpri Sukma : Tradisi Tulang (paman) Memberikan Dekke (Ikan Mas) Ke Bere (ponakan) supaya semua dilancarkan 

Nah, kebetulan saya bermukim di Kabupaten Bogor Bojonggede, maka tak jarang transportasi andalan saya adalah commuter Line atau KRL. 

Naik KRL ini ada suka dukanya, sukanya tidak pakai macet, murah, dan aman. Meskipun sesekali masih ada orang-orang yang memanfaatkan jam-jam padat penumpang dengan melakukan hal-hal yang tak terpuji. Seperti sengaja menempelkan tubuhnya ke kita dan hal-hal lainnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline