Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan yang sehat serta ajakan melestarikan bumi, karena kerusakan lingkungan sekitar sudah pasti berdampak negatif bagi makhluk hidup termasuk perubahan iklim atau alam akibat ulah manusia serta kejahatan yang mengganggu keanekaragaman hayati seperti penggundulan hutan, perubahan penggunaan lahan, serta kejahatan lainnya yang dapat mempercepat kehancuran alam, adalah menjadi alasan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Mendeklarasikan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada setiap 5 Juni.
Maka melihat pentingnya lingkungan yang sehat tersebut, tak berlebihan rasanya jika kita atau masyarakat dari segala profesi perlu diingatkan atau disadarkan kembali, karena manusia juga merupakan mahluk yang pelupa atau kurang kesadaran?
Seperti yang disampaikan Kang Bugi selaku Ketua Vlomaya (Vlogger Kompasiana Pemerhati Budaya) mengatakan, "Walaupun Hari Lingkungan Hidup Sedunia sudah lewat beberapa waktu lalu, tetapi tidak ada salahnya jika kita mencoba mengingatkan lagi dalam suatu kegiatan. Apalagi hal-hal yang terkait dengan Lingkungan Hidup terutama lingkungan di sekitar kita harus terus menerus digalakkan."
Maka pada Sabtu, 1 Juli 2023 di Gedung CTSS Jl. Prof. Andi Hakim Nasution Bogor, Vlomaya kolaborasi dengan Linihijau Foundation (organisasi yang bergerak dibilang lingkungan hidup) mengadakan acara 'ngobrol santuy' secara online dan offline tentang "Bagaimana Lingkungan Indonesia dari Kacamata Scientist Traveler" dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
rHadir di antaranya Kompasianer, blogger, atau yang aware dengan isu lingkungan hidup, juga seorang peneliti yang sudah cukup lama berurusan dengan satu-satunya kera besar yang hidup di Asia tepatnya di Indonesia dan Malaysia bagian Serawak dan Sabah yaitu orang utan, sekaligus kesehariannya sebagai traveler dan sudah melanglang buana ke berbagai tempat termasuk di berbagai belahan dunia dalam kaitannya dengan pekerjaannya pun sebagai traveller.
Beliau adalah Rondang S.E. Siregar, PhD. Pakar di bidang Konservasi dan Sumber Daya Alam.
"Sebenarnya saya agak kaget, waktu diminta Pak Bugi untuk share pengalaman, karena saya pikir masih banyak orang yang punya pengalaman lebih dari saya termasuk travel saya juga masih tanggung, masih sedikit" kata Ibu Rondang Siregar, agak merendah, sebelum sharing pengalamannya lebih jauh.
Namun dalam perjalanan karirnya beliau mengaku, Albert Einstein memberinya inspirasi dan menyukai pembelajarannya. Yaitu "Learn from yesterday, live for today, hope for tomorrow. The important thing is not to stop questioning" Belajar dari kemarin, hidup untuk hari ini, berharap untuk besok. Yang penting jangan sampai berhenti bertanya.
Lanjut cerita, usai lulus dari Fakultas Biologi Universitas Nasional Jakarta tahun 1983, karena merasa belum pintar seperti penuturannya, maka kembali melanjutkan studinya di Cambridge University, Inggris dengan mendapat beasiswa. Usai mengenyam pendidikannya disana dan ada masa training, sehingga menghantarkannya berangkat ke Amerika belajar tentang perilaku hewan. Jika menyoal hobi, diantara hobi-hobi lainnya, traveler adalah yang utama.
Seperti ada istilah yang tidak asing lagi kita dengar, dikatakan "Sekali Merengkuh Dayung, Dua Tiga Pulau Terlampaui". Dan sepertinya itu pula yang terjadi, bekerja dan sambil traveling.