Lihat ke Halaman Asli

Sukmawati

Bukan siapa-siapa

Keindahan Pulau Cipir namun Sarat Misteri

Diperbarui: 19 Desember 2019   18:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Begitu tiba di Pulau Cipir yang juga dulunya termasuk salah satuBenteng pertahanan Kolonial Belanda, mata langsung tertuju pada
tulisan "Taman Arkeologi Onrust Pulau Cipir" yang memang terpampang tepat di depan memasuki Pulau Cipir yang sudah ditata menjadi tempat
wisata sehingga terlihat indah dan menarik.

dokpri

Selain menjadi wisata sejarah, di Pulau Cipir kita dapat menikmatikeindahan laut sesambil berenang atau  bermain wahana air seperti
banana boat, main jet ski dan permainan lainnya.

Namun ketika saya mengitari area pulau itu,  sedikit membuat bulu kuduk merinding  begitu saya melihat pepohonan besar dan banyaknya bekas bangunan tua, mungkin sekitar 80 persen kerusakannya tetapi dibiarkan seperti itu. 

Timbul pertanyaan di benak saya, mengapa bangunan itu tidak dirobohkan saja atau direnovasi? entahlah mungkin ada alasan untuk itu dan ini agak misterius kata saya.

dokpri

Lebih misterius lagi ketika saya tiba-tiba melangkah dengan maksudpindah tempat ke tempat lain, saya sempat terjatuh, Puji Tuhan saya
baik-baik saja, tetapi saya merasa sepertinya ada yang menarik kaki saya, meskipun kejadinnya bukan di bangunan tua itu namun masih di
area yang sama.

Satu hal begitu saya mengetahui bangunan-bangunan tesebut ternyata bekas rumah sakit Peninggalan Belanda,  pantesan.... bisik saya dalam hati. Jujur saya sedikit agak takut, alasannya karena saya memang  takut jika masuk rumah sakit, terlebih melihat bangunan bekas rumah sakit dan ini lebih menakutkan buat saya.

dokpri

Sejarahnya Pulau Cipir memang lahan bekas rumah sakit yang menangani perawatan dan krantina penyakit menular bagi para jemaah haji pada
tahun 1911-1933. Dimana para jamaah seluruh Indonesia yang ingin naik haji dipusatkan dahulu disini gunanya untuk menjalani pemeriksaan kesehatan dan jika ada yang sakit akan dirawat terlebih dulu. 

Konon jaman dahulu terdapat banyak pasien karantina haji yang sakit dan akhirnya disuntik mati di pulau ini. Bahkan usai menunaikan ibadah haji juga akan kembali dikarantina guna melakukan pemeriksaan. 

Ada kekhawatiran Belanda terhadap gerakan Pan Islamisme yang berkembang di Arab Saudi dimana orang yang sudah bergelar haji cenderung akan menentang atau memberontak melawan Belanda dan kekhawatiran Belanda benar.

Selama perang kemerdekaan Indonesia banyak Indonesia yang bergelar haji melakukan perlawanan terhadap Belanda. (menurut beberapa nara sumber). 

Begitu juga asal usul kata 'haji',  gelar haji memang sesuatu yang dibanggakan  oleh pemakainya biasaanya seperti itu,  Kenyataannya jika
dinilai dari sejarah tidak terlalu perlu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline