Hampir 25 tahun saya menjadi guru bahasa Inggris di SMA. Menurutku menjadi guru untuk anak remaja sangat menarik dan menghibur. Maka saya merasa bahagia menjadi guru. Rasanya saya merasa masih muda . Dampak dari rasa bahagia ternyata saya bersemangat dalam hidup dan jarang menderita sakit. Maksud saya sakit jiwa dan raga.
Ada beberapa hal yang menjadikan kita sebagai guru tetap bahagia, salah satunya menjadi guru gaul dan kreatif. Dan tentu yang mendasari adalah guru yang ikhlas. Guru ikhlas adalah guru "legowo" yang bisa menempatkan diri sebagai sahabat bagi para siswa.
Dalam pergaulan di sekolah, saya memposisikan sebagai sahabat. Karena merasa sahabat kita terbiasa ngobrol bareng di warung, bergurau dan bermain bersama. Pernah juga semua siswa satu kelas saya ajak menginap di rumah saya.
Saya mendapat motivasi dari guru senior sekaligus motivator bahwa kita sebagai guru di era digital, tidak lagi menerapkan pendekatan model kuno, bahwa guru adalah orang tua yang selalu disegani, mendominasi dalam pembelajaran dan membuat jarak pergaulan dengan para siswa. Guru di era digital adalah guru gaul yang kreatif yang dekat dengan siswa. Kalau siswa sudah merasa dekat dan merasa menjadi sahabat untuk gurunya , tentu banyak hal yang bisa dihindari salah satunya " Tidak saling mudah sakit hati".
Dari nasihat para guru senior, kini saya berbagi tip yang dapat membantu saya sendiri dan sesama guru untuk menjadi gaul dan kreatif:
- Menguasai Informasi dan kreatif dalam menyampaikan materi pembelajaran: Seorang guru harus mengerti informasi terkini (up to date) dan memiliki kreativitas dalam menyampaikan materi pelajaran. Dalam menghadapi "digital native" atau generasi digital, guru dituntut untuk lebih menguasai teknologi informasi dan memanfaatkannya dalam pembelajaran.
- Menarik minat belajar siswa: Salah satu cara untuk menarik minat belajar siswa adalah dengan menciptakan suasana menyenangkan dalam pembelajaran. Guru dapat menggunakan berbagai alat bantu pembelajaran (learning media), kaya metode dan teknik pembelajaran yang kreatif, seperti permainan, dan proyek.
- Menggunakan teknologi: Di era digital, teknologi dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat dalam pembelajaran. Guru seharusnya memanfaatkan teknologi seperti komputer dan internet untuk menyampaikan materi pelajaran dengan cara yang lebih menarik dan interaktif
- Mengembangkan kreativitas: Seorang guru perlu mengembangkan kreativitasnya agar dapat menyajikan materi pembelajaran dengan cara yang tidak monoton dan harus kaya variasi. Guru seharusnya gemar membaca , mau memperluas wawasan, berdiskusi dengan guru lain, mengumpulkan dan mencatat ide kreatif, serta melatih kreativitas diri melalui eksperimen.
- Mengajak siswa mampu berpikir kritis: Guru seharusnya membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis dengan menumbuhkan keberanian mengungkapkan pendapat, menumbuhkan budaya bertanya dan mengajarkan para siswa untuk tidak begitu saja menerima informasi dari orang lain. Guru seharusnya mampu menjadi tempat "problem solving" atau tempat pemecahan masalah.
- Menginspirasi dan Menjadi Teladan: Seorang guru yang gaul dan kreatif juga harus dapat menginspirasi siswa dan menjadi teladan bagi mereka. Guru dapat melakukan hal-hal baik yang diajarkan kepada siswa dan menjadi guru yang teladan yang hakiki
- Mengikuti perkembangan informasi terkini: Sebagai seorang guru, penting untuk selalu mengikuti perkembangan informasi terkini dalam bidang pendidikan dan teknologi. Dengan memperbarui pengetahuan dan keterampilan secara terus-menerus, guru dapat tetap relevan dan dapat menghadapi tantangan pembelajaran di era digital.
Sebagai akhir tulisan ini, saya mengajak diri sendiri dan sesama guru untuk mengembangkan diri menjadi guru yang siap bersahabat dengan siswa sebagai generasi digital atau"digital native".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H