Aku adalah kepala rumah tangga yang diamanati empat anak: tiga anak perempuan dan yang terakhir satu laki-laki.
Kini anak laki-lakiku sudah menginjak remaja. Dan waktunya aku belajar lagi mendidik anak remaja laki-laki satu-satunya.
Akhir-akhir ini aku sering "browsing" tentang cara mendidik anak laki-laki. Karena aku tidak merasa kewalahan dalam mendidik anak perempuan. Kebetulan ke tiga anak perempuanku terbilang mudah untuk dinasihati, rajin belajar dan rata-rata mereka pernah merasakan juara kelas. Beda dengan anak laki-lakiku, dia susah diajak belajar, senang bermain dan tidak merasa malu bila nilainya jelek.
Aku baru saja mendapat motivasi dari Psikolog Elly Rusman dan juga dari ahli -ahli pendidikan yang lain. Intinya kita tidak boleh memaksakan anak untuk menjadi juara atau mendapat prestasi lainya. Yang terpenting kita berusaha mendidiknya dengan baik. Belum tentu anak laki-laki yang terkesan malas belajar di masa dewasanya kalah dengan anak perempuan. Semua ada porsi dan masanya masing-masing.
Lalu Bu Elly menambahkan bahwa anak harus dikenalkan tentang tuntunan agama bagaimana berakhlak kepada Tuhannya dan kepada sesama manusia, diberi teladan yang baik, orang tua harus bersikap komunikatif dengan putranya, anak harus didorong mandiri dan diajari tentang " life skill" atau kecakapan hidup, yang terakhir anak harus dikenalkan bahaya narkoba dan bahaya pergaulan bebas.
Ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam mendidik remaja laki-laki, mungkin mereka terkesan sulit diatur, dan sulit diajak belajar, itu semua harus disikapi dengan bijak. Suatu proses perkembangan jiwa harus disikapi dengan lapang dada. Demikian juga sebagai orang tua harus memperhatikan ada hal-hal yang perlu dihindari dalam mendidik anak remaja laki-laki:
- Menggunakan kekerasan. Kekerasan dalam mendidik anak remaja laki-laki dapat berakibat buruk pada mereka. Maka perlu menghindari kekerasan fisik seperti memukul, juga perlu menghindari kekerasan emosional seperti menghina atau meremehkan.
- Mengabaikan perasaan mereka. Remaja laki-laki seringkali menutup diri tentang perasaan mereka. Maka perlu memberikan mereka ruang untuk mengekspresikan perasaan mereka dan mencari solusi terbaik.
- Memaksa satu pemikiran dengan orang tua. Setiap anak laki-laki memiliki pemikiran dan pandangan yang unik. Tidak perlu kita mengharapkan bahwa mereka akan memiliki pemikiran yang sama persis seperti orang tua. Remaja laki-laki memandang masalah dari sudut pandang mereka sendiri, jadi penting untuk memahami sudut pandang mereka
- Mengabaikan komunikasi. Perlu kita sebagai orang tua menjalin komunikasi yang baik dengan anak laki-laki. Kita perlu mengajak mereka bicara secara terbuka dan dengarkan pendapat serta pikiran mereka. Jika mereka kesulitan mengekspresikan diri secara verbal, kita perlu mencari momen yang lebih santai.
- Menghindari tema pergaulan remaja. Tema pergaulan remaja adalah hal yang penting untuk dibicarakan dengan anak laki-laki. Tidak perlu kita menghindari pembicaraan tentang pergaulan remaja saat ini. Kita perlu membuka diri dan berani membicarakan hal ini dengan mereka dan perlu memberi arahan yang tepat
- Mengabaikan pengawasan terhadap konten-konten via internet yang dikonsumsi. Orang tua perlu mengawasi dan menjaga konten yang dikonsumsi anak laki-laki. Remaja diajak untuk menghindari tontonan dan bacaan yang mengandung kekerasan atau hal buruk lainnya, karena hal ini dapat memengaruhi kepribadian mereka
- Tanpa memberikan arahan. Remaja laki-laki membutuhkan tuntunan Agama yang pas serta diiringi dengan arahan yang tepat agar tidak salah langkah. Berikan mereka arahan yang bijak dan bantu mereka dalam mengelola sikap dan budi pekerti mereka.
Sebagai penutup, orang tua harus belajar dari berbagai sumber tentang pendidikan anak. Berikutnya orang tua harus mampu menjadi teladan, dalam menjalankan agamanya. Orang tua harus baik hubungannya dengan Allah Tuhan Yang Maha Kuasa, serta baik budi pekertinya terhadap sesama manusia. Sudah menjadi kewajiban bahwa orang tua membantu anak remaja laki-laki tumbuh dan berkembang menjadi pribadi berakhlak mulia untuk meraih masa depan cerah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H