Aku terlahir bukan dari keluarga terpelajar. Kedua orang tuaku adalah petani. Ibuku benar-benar tidak bisa baca tulis. Namun bapakku bisa walau cuma sedikit-sedikit.
Saat aku masih anak-anak sampai pra remaja sudah menyadari bahwa baca tulis itu penting. Maka dari kecil aku sudah termasuk rajin membaca. Aku sudah dimotivasi oleh guruku : dengan ilmu nasibmu bisa berubah lebih baik dibanding ortumu.
Singkat cerita saat SD saya pernah juara , saat SMP pernah juga juara dua. Aku termasuk lumayan rajin membaca. Alhamdulillah aku bisa kuliah sampai perguruan tinggi walau ortuku bukan orang terpelajar.
Teringat waktu kecil, aku memperhatikan kedua ortuku bahwa mereka tidak bisa tanda tangan. Saat mengambil rapor ku tanda tangan beliau diganti dengan cap jempol atau cap ibu jari. Demikian juga saat beliau diajak bicara tentang nilai, dan pelajaran sekolah mereka tidak nyambung sama sekali.
Aku memilik kemauan untuk merubah nasib supaya menjadi lebih baik. Aku termotivasi dari nasihat guruku: membaca membuka jendela dunia. Membaca sebagai jalan utama menjadi mulia. Guruku menceritakan, bahwa ayat Al qur ' an yang pertama turun saja membawa amanat: Baca dan baca.
Nasihat guruku aku praktikan. Aku berusaha membaca buku, baik dari membeli sendiri atau pinjam ke perpustakaan. Dan aku pun juga pernah mengalami ketinggalan informasi karena tidak membaca. Akhirnya aku menyimpulkan bahwa jika kita malas membaca dampaknya sebagai berikut:
- Pertama, berdiam diri saat diskusi, Kita tidak mampu mengemukakan pendapat saat diskusi disebabkan kita kosong tanpa ide atau wawasan di pikiran kita. Malas membaca miskin wawasan. Diskusi kita akan mengalir apabila pikiran kita menyambung dengan topik yang dibicarakan.
- Kedua, memiliki pemikiran dangkal. Membaca berarti mengumpulkan informasi. Kurangnya informasi dan kurangnya kumpulan data membuat kita tidak mampu berpikir secara mendalam. Terkadang juga, jika kita tidak update informasi, pengetahuan yang kita miliki sudah usang.
- Ketiga, miskin inovasi dan kreativitas. Membaca bisa membuat kita menjadi lebih kreatif . Hal-hal baru yang kita peroleh melalui membaca akan masuk ke dalam pikiran kita. Lalu ide-ide tersebut akan memicu kreativitas baru
- Keempat tidak punya kepercayaan diri. Kepercayaan diri akan tumbuh pada diri seseorang yang memiliki wawasan luas, berpengalaman, dan memiliki banyak informasi. Dengan membaca buku membuat seseorang berpengalaman meskipun hanya dari sebuah tulisan.
- Kelima, berwawasan sempit, dan mudah tersinggung. Membaca bermakna membuka cakrawala. Memiliki wawasan luas adalah sebuah keunggulan, kearifan, kedewasaan dan lebih jauh lagi keleluasan untuk mendapat rezeki. Di zaman ini, wawasan menjadi salah satu faktor seseorang untuk lancar meniti karir.
- Keenam, penguasaan kosa kata rendah. Kegiatan membaca buku berarti memperkaya perbendaharaan kata. Kesulitan melakukan komunikasi Karena jumlah kosa kata yang terbatas. Kita perlu lancar dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun komunikasi secara tertulis. Keduanya membutuhkan penguasaan kosa kata yang memadai.
- Ketujuh, kesulitan untuk merangkai kata dalam tulisan. Kemalasan membaca buku akan mempengaruhi proses penulisan. Karena, kelancaran menyampaikan gagasan dalam bentuk tulisan, dipengaruhi oleh kemampuan pemilihan kata atau diksi. Demikian juga kemalasan membaca berarti rendahnya kemampuan merangkai kata menjadi sebuah kalimat .
Demikian, semoga tulisan ini memberikan motivasi terutama untuk mengingatkan dan memotivasi diri supaya gemar membaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H