Lihat ke Halaman Asli

Maskatno Giri

🌄©Mas Guru B.INGGRIS SMA,The Alumnus of English P PS UNS SURAKARTA

Sisi Positif dan Negatif Tentang Biaya Pendidikan

Diperbarui: 7 Juli 2024   22:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teringat puluhan tahun silam.  Ortuku tidak mampu membiayaiku untuk melanjutkan sekolah. Akhirnya setelah lulus SMP saya berhenti sekolah. Saya menangis saat itu. Kenapa kami orang miskin tidak diberi kesempatan yang sama untuk lebih terpelajar.

Keinginanku untuk melanjutkan  sekolah sangat kuat. Tapi apa daya saya harus bersabar.  Setelah lulus SMP saya merantau ke Solo. Saya bekerja sebagai pekerja kasar, penjual susu segar dan profesi berikutnya saya sebagai penjual  koran dan loper koran. Saat itu aku menjadi  tukang koran, aku  mempertimbangkan ulang untuk bersekolah lagi. Akhirnya kuputuskan untuk melanjutkan sekolah di SMA suasta. Di awalnya  sebenarnya agak rikuh juga, karena aku termasuk siswa yang tertua.

Sebetulnya, kami sebagai keluarga miskin merasa sedih, ingin melanjutkan sekolah tapi tidak punya biaya. Tapi Alhamdulillah kami diberi kemampuan oleh gusti Allah akhirnya bisa melanjutkan ke sekolah dan   mampu kuliah di PTN sampai lulus, dengan biaya sendiri

Berdasarkan kebijakan pemerintah saat ini pembiayaan  pendidikan SD  sampai SMA Negeri digratiskan. Kebijakan ini jelas sangat menguntungkan bagi keluarga miskin seperti keluarga  saya, saat puluhan tahun yang lalu.

Biaya pendidikan gratis   menguntungkan bagi kalangan orang miskin. Tapi menurutku bagi orang kaya  perlu dilibatkan untuk andil dalam pembiayaan Pendidikan.

Melalui tulisan ini kita bisa refleksi dan saling berbagi pemikiran. Tujuan kita tentu sama, yaitu untuk mencapai kebaikan. Melalui  pendidikan kita  saling berbagi dan menguatkan terutama masalah pembiayaan. Jadi subsidi silang perlu diterapkan.

Jumlah  sekolah negeri yang menerapkan “ free charge for school” atau biaya sekolah gratis semakin bertambah. Sekolah tanpa melakukan pungutan sepeserpun dari siswa untuk keperluan biaya pendidikan.

Keperluan semua jenis buku mengandalkan perpustakaan. Demikian juga tentang seragam. Seragam sekolah atau pun seragam olahraga, juga tidak disediakan di sekolah. Orang Tua siswa harus berusaha sendiri. Sekali lagi ini ada sisi positifnya, mereka bebas memilih kulaitas kain seragam. Jadi tidak memberatkan.

Sebagai refleksi, sisi positif perlu dipertahankan. Namun sisi  negatif dari program pendidikan gratis,  kita perlu Solusi terbaik, dengan alasan  antara lain:

Pertama

Karena biaya pendidikan anaknya gratis, wali siswa atau orang tua kurang berani menuntut banyak tentang perkembangan atau kemajuan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa, karena orang tua sadar sekolah gratis kok minta "neko-neko". Kami yakin di antara beberapa orang tua ragu-ragu setelah melihat nilai yang tercantum di rapor.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline