Dampak pandemi covid: Pembelajaran daring, pernikahan daring, arisan daring dll. Tentu memungkinkan ada PEMILU daring. Pandemi kayaknya belum ada tanda tanda berhenti, kegiatan daring diyakini oleh banyak pihak menjadi pilihan demi menjaga keselamatan dan kesehatan. Banyak informasi tersebar adanya penyebaran virus covid varian baru yang belum teratasi secara optimal.
"Kemungkinan kita akan menghadapi multiple waves atau gelombang lonjakan kasus Covid-19 secara berturut-turut di masa depan". Itulah salah satu pernyataan dari bapak Luhut B. Panjaitan. Posisi beliau selaku Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves). Beliau menambahkan bahwa berdasarkan hasil studi dari para ahli dunia, 70 persen diantaranya menyebut kasus Covid-19 masih akan terus berlangsung dalam beberapa tahun ke depan.
Jadwal pemilu tahun 2024 makin dekat. Beberapa waktu lalu melalui berbagai media, bapak Bahtiar sebagai Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri mengatakan, bahwa pemilu serentak akan dilakukan pada 2024. Menurut beliau tahapan simulasi sudah dilakukan penyelenggara pemilu. Berdasarkan hasil kesepakatan sebelumnya, pileg dan pilpres dilakukan pada Rabu, (28/2/2024). Sedangkan pilkada Rabu (27/10/2024)
Karena Jadwal pileg dan pilpres sudah ditetapkan berarti pelaksanaan pemilu kemungkinan sesuai jadwal. Dengan catatan bila tidak ada perubahan . Dengan dalih pandemic banyak hal bisa berubah.
Banyak kegiatan off line di masa pandemic dialihkan model on line atau daring. Saya sebagai guru SMA pun bisa merasakan . Beberapa waktu yang lalu, kami sudah siap-siap dengan pembelajaran tatap muka, jelang sehari ada pengumuman dari pemerintah lewat kementrian pendidikan: PTM dilarang.
Akhirnya kita melanjutkan pembelajaran daring sampai sekitar satu setengah tahun. Kini kami sebagai tenaga pendidik dan para siswa sudah bisa adaptasi dengan pembelajaran daring. Untuk proses awal siswa banyak mengeluh: salah satunya karena tidak punya uang untuk beli pulsa atau kuota. Namun, kini pemerintah sudah mneggelontorkan dana lewat kementrian pendidikan bahwa setiap siswa berhak mendapat bantuan kuota internet agar bisa ikut pembelajaran daring.
Kegiatan pembelajaran daring masih berlangsung hampir di semua sekolah. Pembelajaran daring, survey dan ujian daring bisa berjalan. Logikanya kalau pembelajaran daring saja bisa berjalan , maka pemilu daring tentu juga bisa. Yang penting perangkat pendukung dan juga teknik antisipasi kelemahan pemilu daring bisa datasi .
Proses pemilu yang diawali dengan pendataan calon pemilih dan calon yang dipilih, sosialisasi, kampanye saya kira bisa dilakukan dengan daring. Dengan model daring atau on line bisa mengundang keuntungan. Beberapa keuntungan di antaranya: biaya lebih miring atau irit, para pemilih tidak perlu keluar rumah dan datang ke TPS untuk mencoblos, tingkat partisipasi lebih tinggi karena masyarakt semakin melek digital, dan proses pemilu bisa berlangsung lebih cepat. Juga pemilih bisa menerapkan social distancing karena alasan keamanan.
Ada kelebihan ada kekurangan itu suatu resiko. Namun, kita seharusnya memiliki inovasi untuk meminimalisir sisi negatifnya. Sisi kelemahan dari pemilu on line antara lain ; 1) tidak adanya keaktifan bersama secara terbuka dalam proses hitung (proses hitung serba digital atau on line). 2) Konflik horizontal melalui dunia maya maupun dunia nyata bisa terjadi bila keaktiafan bersama tidak ada. Misalnya si calon tahu-tahu dinyatakan menang dan dilantik. Padahal warga masyarakat tidak mengerti data sebenarnya. 3) Munculnya(cyber crime) melalui serangan siber dan social engineering yang bisa mengubah data , ini bisa terjadi bila kesiapan dan ketepatan perangkat pendukung on line belum bisa dihandalkan .
Berbagai kerugian dan keuntungan dari berbagai teknik pemilu pasti ada. Namun kita sebagai warga Negara tentu harus mendukung terselenggaranya PEMILU yang jurdil (jujur adil).
Sebagai warga negara yang hidup di negara berkembang, kita membutuhkan pencerahan. Kita berharap proses demokrasi semakin lebih baik. Umumnya di negara-negara berkembang kesiapan untuk menyelenggarakan pemilu daring masih tertinggal. Namun, kita perlu belajar dan berproses supaya lebih baik. Kita perlu mendapatkan edukasi dan melek digitalisasi. Masyarakat harusnya dibelajarkan untuk bisa memahami kemajuan teknologi dengan optimal.