Lihat ke Halaman Asli

Panggilan Haji, Panggilan Allah yang Tak Selalu Didengar Manusia?

Diperbarui: 24 Agustus 2018   04:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kadangkala kita menyaksikan orang dengan harta berlimpah dan tubuh yang sehat, namun setiap kali ditanya mengapa belum berhaji, ada saja alasan yang dibuatnya. Yang paling klasik, jawabannya belum mendapat panggilan.

Orang selalu saja bisa berkilah bahwa dirinya belum mendapat panggilan. Padahal, panggilan haji itu sudah diserukan sejak zaman Nabi Ibrahim As, hingga menjadi bagian dari perintah yang wajib dijalani oleh umat Nabi Muhammad SAW.

Seperti halnya suara azan yang menggema lima kali dalam sehari, tak lain merupakan panggilan Allah SWT kepada hamba-Nya.Di situlah, Sang Pencipta memberikan kesempatan kepada si hamba untuk mendekat, meminta sesuatu. Allah Berfirman: "Mintalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan." (QS. Al-Mu'min: 60).

"Barangsiapa yang berdoa kepada-ku, pasti akan ku-kabulkan, dan siapa yang memohon kepada-ku, pasti akan ku-beri,dan siapa yang mohon ampun kepada-ku pasti akan ku ampuni". (HR.Bukhari, Muslim, Maliki, Tirmidzi ).

Namun, terkadang karena alasan kesibukan, manusia begitu mudahnya mengabaikannya. 

Begitu pula panggilan haji. Anugerah kekayaan yang berlimpah dan juga kesehatan yang prima terkadang membuat manusia melupakan Sang pemilik harta dan kesehatan itu. 

Tatkala kekayaan dan kesehatan itu diambil Sang Pemilik, barulah manusia itu menyadari kelemahan dirinya. Jangan sampai kita baru mulai menyadari setelah panggilan itu datang, panggilan yang tak kuasa untuk dihindari, yaitu kematian. Kematian bisa datang kapan saja, tanpa bisa kita ketahui tanda-tandanya.

Jika Anda masih diberi kesempatan, gunakanlah kesempatan itu sebaik-baiknya. Jangan karena sibuk mencari rezeki, Anda melupakan Sang Pemberi rezeki itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline