Lihat ke Halaman Asli

Jatuh Hati pada Bank Syariah

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Jatuh hati saya kepada bank syariah sudah terjadi ketika bank syariah pertama hadir di bumi tercinta ini. Bagi saya ketika itu, bank syariah menjadi pilihan alternatif di antara bank-bank konvensional yang sudah ada. Pilihan alternatif ini lebih kepada prinsip dan sistem yang digunakan sesuai dengan syariah agama terbesar di negeri ini.

Awalnya, saya mengenal bank sejak saya masih SMP, sekitar 23 tahun lalu. Saya begitu terpaksa menggunakan bank konvensional yang sudah ada meski banyak pendapat yang mengharamkan bunga. Kadang ketika itu, pola pikir ini saya ubah, bunga bank saya ibaratkan sebagai pengembangan atas modal yang kita simpan di bank, dimana modal itu kan digunakan untuk usaha-usaha yang menghasilkan keuntungan. Bahkan, ketika itu, saya berharap mendapat hadiah dari uang yang saya simpan di bank konvensional, meski jumlah uangnya tidak seberapa :)

Nah, ketika bank syariah muncul untuk pertama kali yang dimotori oleh Bapak BJ Habibie, yang ketika itu sebagai ketua ICMI (Iklatan Cendekiawan Muslim Indonesia), saya begitu menyambut dengan rasa bangga karena akhirnya muncul juga Bank Syariah di bumi yang mayoritas muslim ini. Prinsip-prinsip syariah yang dipopulerkan Al-Qur'an dan Hadist ini memberi nuansa baru dalam menabung dan berinvestasi. Kalau mau dihitung-hitung, apa yang kita dapat dari pengembangan uang yang kita simpan, ternyata hasil dari bank syariah lebih besar daripada bank konvensional.

Prinsip bunga memberi rasa tidak adil pada penabung/nasabah. Bayangkan, meskipun bank itu menghasilkan keuntungan berpuluh-puluh kali lipat, hasil/bunga yang didapat si nasabah persentasenya tetap, misalnya 5% per tahun. Namun, di bank syariah, apa yang kita dapat tiap bulannya berbeda, kalau bank itu menghasilkan keuntungan yang berlipat dari pengembangannya, maka si nasabah juga akan menerima bagi hasil yang sepadan dari untung yang dihasilkan bank syariah.

Saat ini, ketika animo terhadap bank syariah begitu tinggi, muncullah bank-bank syariah atau bank-bank umum yang memberikan layanan syariah, semuanya hanya untuk memberi layanan terbaik untuk bangsa ini.

Persaingan antarbank syaraiah lebih ditujukan pada bagaimana variasi produk yang bisa diberikan bak syariah. Bila bank syariah itu tidak kreatif memberikan produk-produk perbankan syaraiah, maka masyarakat tentu tidak akan memilihnya. Artinya, bank-bank syaraiah saat ini mau tidak mau harus bisa memberikan layanan yang selama ini biasa diberikan bank-bank konvensional dengan prinsip syariah, misalnya tabungan, asuransi, juga investasi.

Saat ini, rasa cinta saya pada bank syariah belum tergantikan. Mengapa? Karena kini semuanya ada di bank syariah, mulai dari tabungan, deposito, giro, tabungan + investasi, tabungan + investasi + asuransi, dan lain sebagainya. Jadi, semua layanan itu bisa kita miliki hanya untuk satu account dalam satu bank syariah.

Semoga di masa mendatang, bank-bank syariah tetap eksis yang lebih kreatif menghasilkan produk-produk inovasiya sehingga akan semakin banyak masyarakat yang jatuh hati kepada bank syaraiah. Bank Syariah akan jadi pilihan, dan sangat menguntungkan, baik duniawi dan ukhrowi. Amien.

http://infovesta.blogspot.com/2010/04/jatuh-hati-pada-bank-syariah.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline