Lihat ke Halaman Asli

andi sukaria

wiraswasta

Pilihan RAKYAT Terkebiri kah ?

Diperbarui: 31 Desember 2024   09:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kembalinya wacana untuk memilih pemimpin melalui Dewan perwakilan Daerah tingkat provinsi maupun kabupaten.

wacana tersebut bergulir kembali setelah Bapak Presiden Prabowo Subianto menjadi pembicara diacara Partai GolKar,dimana Bapak Presiden mengatakan sebaiknya pemilihan kepala daerah dikembalikan dipilih oleh DPRD dikarenakan biaya yang terlalu mahal.

Disini penulis akan berpendapat bahwa untuk pemilihan kepala daerah lebih akan baik jika tetap dipilih langsung oleh Rakyat,disini penulis mempunyai sebuah pemikiran untuk mengurangi biaya mahal pemilihan langsung ,bagaimana kalau yang mempunyai hak pilih adalah rakyat yang berpendikan, kalangan menengah dan kalangan atas kenapa? karena kalangan tersebut tidak akan atau kecil kemungkinan terkena politik uang, mereka akan lebih selektif  untuk memilih pimimpin yang mempuyai visi, misi, gagasan dalam membangun suatu daerah yang akan di pimpin,sedangkan maaf rakyat yang mendapatkan Bantuan Langsung Tunai dari negara yang biasa disebut rakyat miskin mereka tidak ada waktu untuk mencari tau bahkan memahami visi,misi,gagasan dari para calon pemimpin mereka,ini sudah menjadi rahasia umum mereka memilih siapa yang memberikan serangan PAJAR terbesar itulah yang mereka pilih kita harus maklum kenapa terjadi seperti itu dikarenakan waktu mereka hanya untuk bagaimana mencari makan untuk hari ini.

Oleh sebap itu penulis berpendapat bahwa inilah jalan tengah disatu sisi dapat mengurangi biaya mahal terhadap pemilhan langsung,jumlah TPS yang berkurang jumlah cetak suara yang berkurang dan juga akan menghasilkan pemimpin yang berkualitas dikarenakan calon pemimpin tersebut bersaing dalam ide dan gagasan ,selama ini bagi yang tidak mempuyai uang dia tidak bisa mencalonkan jikapun bisa kemungkinan menang sangatlah tipis dikarenakan pajar yang kurang berwarna.

Disini bukan nya penulis menghilangkan HAK WARGA NEGARA dalam memilih pemimpin,tetapi mereka juga akan mempuyai hak kembali jika mereka sudah lepas dari pada predikat miskin, bukan begitu bukan.

Andi Sukaria

311224

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline