Lihat ke Halaman Asli

Sukardi Weda

Guru Besar (Profesor) di Universitas Negeri Makassar (UNM)

Menulis untuk Dibaca: Feature & Kolom

Diperbarui: 24 Desember 2022   13:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Menulis untuk Dibaca: Feature & Kolom

Sukardi Weda

Guru Besar Universitas Negeri Makassar

Salah satu buku yang juga turut mengilhami kemampuan menulis penulis, adalah buku yang ditulis oleh Zulhasril Nasir, berjudul sebagaimana tampak dalam judul tulisan ini. Dalam buku Menulis untuk Dibaca: Feature & Kolom, yang diterbitkan oleh Yayasan Pustaka Obor Indonesia tahun 2010.

Dalam buku tersebut, Zulhasril Nasir mengawali tulisannya dengan sebuah prolog yang tentu mengilhami penulis. Ia mengatakan bahwa menulis memiliki dua pengertian yang berbeda. Pertama menulis sebagaimana pengertian harfiah: menulis di lembaran kertas, catatan harian, buku tulis dan sebagainya. Menulis pada pengertian kedua adalah menulis untuk orang banyak (publik, masyarakat).

Menulis untuk publik tentu berbeda dengan menulis untuk diri sendiri. Menulis untuk publik artinya mengomunikasikan ide dan pikiran kepada orang lain. Menulis untuk tujuan konsumsi publik atau orang banyak, tentu harus mengikuti kaidah -- kaidah tertentu sehingga tulisan kita dapat menarik perhatian pembaca dan pada gilirannya tulisan tersebut dapat mengilhami pembaca.

Satu hal yang cukup menarik hemat penulis  yang tertuang di bagian prolog buku tersebut adalah "Bukan Bakat tetapi Keterampilan," maksudnya menulis bukanlah sebuah bakat tetapi keterampilan yang tentu perlu terus -- menerus diasah. Seseorang tidak akan mampu untuk menuangkan ide dan gagasan kreatifnya dalam bentuk tulisan, bila ia tidak memulai menulis.

Untuk lihai dalam tulis -- menulis tentu perlu wawasan yang luas, juga perlu dibarengi dengan latihan atau kebiasaan menulis, apapun wujud dari tulisan itu, baik berupa catatan buku harian, puisi pendek, surat dari pembaca, cerita, feature, kolom, opini, artikel populer, dan sebagainya.

Pada bagian IV, bertajuk Ayo Memulai Menulis!, buku yang ditulis oleh Zulhasril Nasir tersebut mengemukakan bahwa menulis pada dasarnya adalah bertutur dan dalam bercerita, seperti pada tulisan feature, yakni salah satu jenis tulisan jurnalistik yang memadukan berita dan opini yang disajikan dengan gaya bercerita (story telling) dengan kemasan bahasa yang indah. Cerita feature adalah hasil karya kreatif wartawan yang bersifat ekspresif. Ia merujuk kepada kaidah dan etika dasar sastra. Kecuali ia, berpijak pada fakta peristiwa, juga mengandalkan kemampuan imajinasi, fantasi (Hamada Nofita Putri, 2021).

Adapun unsur penunjang feature yang baik menurut Arthur J. Horoni (1998) adalah deskripsi, fantasi, anekdot, dan kutipan. Terdapat tiga komponen dasar dalam sebuah feature, yaitu: pembuka (teras berita), isi, dan penutup (lead, body, dan ending).

Zulhasril Nasir menambahkan bahwa pembuka bertugas memperkenalkan isi cerita atau tulisan dan bagian ini teramat penting. Sebagai pembuka tulisan harus menarik perhatian pembaca. Lead atau teras berita biasa juga disebut kalimat pembuka (intro) berfungsi membangkitkan perhatian dan minat pembaca terhadap permasalahan yang dilaporkan, serta mempermudah pembaca dalam menangkap makna dan isi berita (Vanya Karunia Mulia Putri, 2022).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline