Lihat ke Halaman Asli

Suka Ngeblog

TERVERIFIKASI

Penulis buku, terkadang menjadi Pekerja Teks Komersial

PSSI: Antara Profesionalisme dan Dana

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1356780802656981193

[caption id="attachment_224482" align="aligncenter" width="620" caption="Timo Scheunemann (foto: kompas.com)"][/caption]

MENJELANG tutup tahun, jagad sepakbola Indonesian dikejutkan dengan berita mundurnya Timo Scheunemann dari jabatan Direktur Pembinaan Usia Muda PSSI. Mengejutkan, karena selama ini Timo dikenal sebagai sosok yang bertanggung jawab pada berbagai agenda pembinaan usia muda yang digagas PSSI.

Sebagaimana dilansir kompas, setidaknya ada dua alasan kenapa Timo memilih mundur. Alasan pertama, karena program yang digagasnya ternyata tidak berjalan. Timo telah merancang skema pembinaan usia muda di Tanah Air melalui gagasan berdirinya Akademi Nusantara, dengan memanfaatkan 37 lokasi titik pemanduan bakat di seluruh Indonesia. Namun, menurut Timo, sejumlah program itu tidak bisa berjalan. Kendala utama adalah dana.

Alasan kedua, lebih bersifat pribadi. Hingga dirinya mengundurkan diri, ia belum menerima gaji selama empat bulan dan uang muka kontrak kerja dari PSSI.

Mundurnya Timo membuka fakta bahwa PSSI sebagai organisasi sepakbola resmi dan diakui FIFA ternyata memiliki masalah serius soal dana. Pemerhati sepakbola Tanah Air tentu belum lupa dengan berbagai pernik yang mengiringi timnas Garuda menjelang Piala AFF. Saat itu, PSSI terang-terangan menyatakan tak punya dana. Pecinta timnas pun secara spontan menggalang dana melalui Koin Untuk Timnas.

Belakangan, biaya mengikuti AFF bisa tertutupi setelah diadakan acara malam pengumpulan dana. Pemerintah melalui Menpora akhirnya menyatakan bersedia mengucurkan dana 800 juta untuk timnas. Namun belum jelas juga apakah dana itu benar-benar dicairkan atau tidak.

Ternyata, kesulitan dana PSSI bukan hanya untuk timnas. Namun juga meliputi sejumlah program strategis, seperti akademi dan pembinaan usia muda yang digagas Timo.

Selama ini, pembinaan usia muda disebut-sebut sebagai terobosan brilian PSSI di bawah kepengurusan Djohar Arifin. Pembinaan usia muda yang terkesan tak dipedulikan pengurus sebelumnya, kini dijadikan prioritas. Sayang, terobosan brilian ini ternyata tidak didukung 'amunisi' yang memadai. Pembinaan usia muda macet di tengah jalan karena PSSI tak punya dana.

300 milyar

Pada Februari 2012, kepada wartawan Djohar Arifin mengatakan, PSSI menganggarkan dana 900 milyar rupiah untuk membangun sepakbola Indonesia. Dari 900 M ini sepertiganya, yakni 300 M dialokasikan untuk pembinaan usia muda.

Kepada kompas Djohar menegaskan, pembinaan usia muda harus diutamakan karena akan menjadi cikal bakal pemain timnas senior. Untuk memenuhi pencapaian kebutuhan dana itu, Komite Keuangan dan Pemasaran PSSI mempersiapkan penggalangan sumber dana dari pihak luar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline