Lihat ke Halaman Asli

Suka Ngeblog

TERVERIFIKASI

Penulis buku, terkadang menjadi Pekerja Teks Komersial

Membongkar Teori Konspirasi Diego Michiels

Diperbarui: 24 Juni 2015   21:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13533793752023880557

[caption id="attachment_217184" align="aligncenter" width="315" caption="Diego Michiels (foto: thejakartaglobe.com)"][/caption]

TEORI konspirasi merupakan salah satu tema paling menarik di dunia film. Menarik sekali mengikuti bagaimana tokoh utama membongkar konspirasi yang melibatkan tokoh penting.

Di Indonesia, teori konspirasi disebut-sebut terjadi di dunia sepakbola. Konon, ada skenario besar yang melibatkan kelompok Bakrie, yang terkait dengan ISL serta KPSI, yang ujung-ujungnya adalah Pilpres. Berbagai gejolak sepakbola di Tanah Air biasanya selalu dikait-kaitkan dengan teori konspirasi Bakrie.

Sebagai contoh, ketika beberapa bulan lalu Persebaya IPL dilarang bertanding di Stadion Gelora 10 November oleh polisi, ada Kompasianer yang membuat ulasan bahwa Bakrie-lah yang berada di balik pelarangan itu. Karena konon, Kapolri adalah orangnya Bakrie yang dititipkan ke SBY, hehehe.

Sampai sekarang masih banyak pendukung PSSI yang percaya kalau goal.com/Indonesia  merupakan bagian dari kelompok Bakrie, karena kerap memberitakan berita yang menyudutkan PSSI. Padahal, goal.com/Indonesia merupakan bagian dari Goal Internasional yang beroperasi di puluhan negara.

Yang paling lawak adalah tudingan bahwa Tabloid Bola adalah medianya Bakrie, karena tabloid ini juga kerap menyudutkan PSSI. Padahal, Tabloid Bola, sama halnya dengan tabloid Soccer, Tablod PC Plus, Majalah Hai, Majalah Bobo, Majalah Intisari, Koran Kompas, sejumlah koran daerah berlabel Tribun serta puluhan media lain merupakan bagian dari Kelompok Kompas Gramedia. Artinya, Tablod Bola masih terhitung keluarga dekat dari Kompasiana juga, hehehe

Teori konspirasi juga langsung menyeruak ketika kasus Diego terungkap. Seperti biasa, keluarga Bakrie dituding berada di balik kasus itu. Dugaan adanya konspirasi semakin kental karena konon, beberapa hari sebelum kejadian korban Meff sempat berkicau di sebuah jejaring sosial yang antara lain menyebut nama DM.

Bagaimana caranya membongkar dan membuktikan ada tidaknya teori konspirasi pada kasus Diego? Jika memang kasus aniaya itu sudah direncanakan, maka pintu masuk untuk membuktikan teori konspirasi ini adalah mengusut siapa sebenarnya yang mengundang Diego sehingga pemain sepakbola ini meninggalkan hotel. Jika memang ada konspirasi, maka pihak pengundang (kalau tidak salah adalah teman Diego) pasti terlibat.

Jadi untuk membuktikan, penyidik bisa mencari informasi siapa si pengundang itu. Pengusutan akan lebih mudah jika si pengundang adalah salah satu dari tiga teman Diego yang juga ikut ditahan. Polisi bisa menginterogasi teman Diego itu.

Jika si pengundang bukan salah satu teman Diego yang ikut ditahan, polisi bisa mempelajari telepon genggam milik Diego yang dihubungi si pengundang. Dari situ bisa diketahui siapa si pengundang. Jika identitas si pengundang diketahui, polisi juga bisa memeriksa telepon genggamnya. Jika si pengundang merupakan bagian dari konspirasi, pasti dia kerap berhubungan dengan pihak lain yang mungkin menjadi perancang. Dari situ bisa ditelusuri.

Bagaimana jika data di telepon genggam sudah dihapus? Itu tidak masalah. Sekarang banyak software yang bisa digunakan untuk memunculkan semua data di HP yang sudah dihapus. (Software itulah yang menjadi penyebab munculnya banyak video dan foto ehm ehm di dunia maya. Biasanya berasal dari HP yang dijual. Pemiliknya merasa sudah aman karena telah menghapus adegan penting itu dan tidak menyadari bahwa hanya dalam beberapa detik semua file yang dihapus bisa muncul kembali).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline