Lihat ke Halaman Asli

Suka Ngeblog

TERVERIFIKASI

Penulis buku, terkadang menjadi Pekerja Teks Komersial

Jika Facebook Dibeli Yahoo, Dunia (Mungkin) Akan Berbeda

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_148985" align="aligncenter" width="450" caption="Ikon Facebook (gambar dari blueblots.com)"][/caption]

HARUS diakui, Facebook kini merupakan situs jejaring sosial terbesar di dunia. Lebih dari 800 juta pengguna mendatangi jejaring sosial ini dalam 30 hari terakhir. Hanya soal waktu bagi media sosial yang diciptakan Mark Zuckerberg ini untuk mendapatkan 1 milyar pengguna.

Namun tahukah Anda kalau ada suatu masa ketika Facebook nyaris berpindah tangan? Pada tahun 2006, dua tahun setelah diciptakan di sebuah kamar asrama oleh Zuckerberg bersama Dustin Moskovitz, Chris Hughes dan Eduardo Saverin, Facebook nyaris dijual ke Yahoo. Saat itu, Yahoo mengajukan tawaran untuk membeli Facebook senilai 1 milyar dolar.

Bagi Zuckerberg dan jajaran direksi, apa yang diajukan Yahoo sungguh sebuah 'tawaran yang sukar ditolak'. Zuckerberg secara lisan sudah menyatakan persetujuannya.

Namun sebelum transaksi terjadi, saham Yahoo turun. Pihak Yahoo pun merevisi tawaran menjadi 800 juta dolar. Selisih 200 juta dolar dari tawaran sebelumnya tentu bukan sedikit. Zuckerberg menolak. Yahoo buru-buru mengembalikan tawaran menjadi satu milyar dolar. Namun Zuckerberg yang sudah terlanjur patah arang memutuskan menghentikan negosiasi. Penolakannya membuat Zuckerberg yang saat itu baru berusia 22 tahun dijuluki sebagai 'si bocah yang menolak satu milyar dolar'.

Waktu akhirnya membuktikan, keputusan Zuckerberg menolak tawaran menggiurkan Yahoo itu tepat. Kini Facebook merupakan situs nomor dua populer sedunia, hanya kalah tipis dari raja mesin pencari, Google. Zuckerberg sendiri kini tercatat sebagai anak muda terkaya sedunia dan menempati ranking 52 dalam daftar orang terkaya sedunia versi Forbes.

[caption id="attachment_148988" align="aligncenter" width="597" caption="Mark Zuckerberg dalam daftar orang terkaya sedunia (sumber Forbes)"][/caption]

Bagaimana dengan Yahoo? Pelopor portal sekaligus mesin pencari itu kini terpuruk. Setelah kalah bersaing dengan Google, Yahoo kini hanya menjadi alternatif ketiga setelah dilangkahi Bing, mesin pencari milik Microsoft. Kabar terakhir menyebut kalau Yahoo bakal dijual. Google dan Microsoft merupakan kandidat terkuat untuk membeli Yahoo.

Jika saat itu Zuckerberg setuju menjual Facebook, dunia mungkin akan berbeda. Cara berkomunikasi dan berinteraksi di dunia maya mungkin akan sedikit berbeda. Bukan tidak mungkin Facebook akan mengalami nasib yang sama seperti Myspace yang terpuruk setelah berpindah tangan.

Facebook bukan satu-satunya perusahaan yang nyaris dijual. Hal yang sama pernah dialami Apple. Sepeninggal sang pendiri, Steve Jobs, Apple terpuruk. Tahun 1996, negosiasi terjadi antara Sun Microsystems yang saat itu sedang jaya-jayanya. Sun ingin membeli Apple. Di pihak lain, Apple yang tak punya CEO setelah ditinggal Steve Jobs, juga tertarik. Namun negosiasi batal di menit terakhir karena salah seorang investor di pihak Apple mengajukan sejumlah persyaratan yang sulit dipenuhi pihak Sun Microsystem. "Jika kami jadi membeli Apple, dipastikan tak akan ada Ipod atau Ipad," ujar mantan CEO Sun Scott McNealy kepada eweek.

Gagal dijual, Apple tetap eksis. Titik balik terjadi setelah Jobs kembali. Inovasi 'gilanya' perlahan mengangkat Apple menjadi salah satu perusahaan paling sukses di dunia. Idenya menghadirkan Ipad membuat dunia berubah, dengan hadirnya gadget baru berupa komputer tablet yang kini menjadi tren.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline