Lihat ke Halaman Asli

Suka Ngeblog

TERVERIFIKASI

Penulis buku, terkadang menjadi Pekerja Teks Komersial

Indonesia Kalah, Kenapa Heran?

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12934262371490456356

PULUHAN juta rakyat Indonesia terguncang setelah tim Merah Putih yang dibangga-banggakan di luar dugaan dihancurkan tim muda asal Malaysia dengan skor telak, 0-3. Banyak pula yang kaget dan seperti tidak percaya . Aku termasuk di antara puluhan juta rakyat yang kecewa. Namun sejujurnya aku tidak merasa heran atau kaget dengan kekalahan tim Garuda itu. Kenapa? Karena kekalahan, sama halnya dengan kemenangan, merupakan hal yang sangat wajar di sepakbola. Di sepakbola berlaku hukum bahwa “bola itu bundar”. Di lapangan hijau, semua data statistik tak punya arti. Rekor pertemuan  juga tak membawa pengaruh. Yang ada hanya kemenangan bagi pihak yang mampu memanfaatkan peluang, dan kekalahan bagi tim yang membuat kesalahan, sekecil apapun. Dan di sepakbola, tak ada tim yang luput dari kekalahan. Brasil, tim yang terkenal dengan sepak bola indah juga pernah kalah. Argentina dengan permainan atraktifnya juga pernah kalah. Spanyol yang juara dunia dengan permainan tik-tak memukau juga pernah kalah. Untuk level klub, tak ada klub yang tak pernah mencicipi kekalahan. Manchester United (MU), Chelsea dan Arsenal, tiga klub utama di Liga Inggris bukanlah tim yang tak pernah kalah. Inter Milan, kini juara dunia, bukanlah tim yang tak pernah kalah. Barcelona, mungkin klub terbaik di dunia saat ini, yang tampil dengan permainan menyerang yang sangat indah dan ganas juga bukanlah tim yang tak pernah kalah. Jadi, kalau Brasil, Argentina, Spanyol, MU, Chelsea, Arsenal, Inter Milan dan Barcelona saja bisa kalah, lalu kenapa Indonesia tak bisa kalah? Kenapa harus terkejut dengan kekalahan Indonesia? Lagipula, jika mau jujur, Indonesia memang pantas kalah. Malah  aku bersyukur timnas ‘hanya’ kebobolan tiga gol. Timnas yang dibangga-banggakan tampil di bawah permainan terbaik. Cristian Gonzales yang menjadi ujung tombak bahkan mungkin hanya dua atau tiga kali menembak. Kerja sama tim tidak jalan. Salah umpan kerap terjadi. Pemain Indonesia  juga sangat mudah diperdaya. Bayangkan ada 2-3 pemain Indonesia bisa dilewati pemain Malaysia. Dan itu terjadi berkali-kali!! Lepas dari teror psikologis lewat sinar laser, namun harus diakui secara organisasi permainan timnas Garuda amat sangat buruk. Dan dengan kualitas seperti itu, maka kekalahan bukanlah sesuatu yang mengherankan. Kekalahan ini juga bisa menjadi cambuk untuk membuat Timnas tetap membumi. Setelah serangkaian hasil menakjubkan, Timnas seakan melayang tinggi ke langit ketujuh. Apalagi ditambah dukungan masyarakat yang amat sangat tinggi. Kekalahan ini harus membuat Timnas introspeksi diri. Bahwa mereka belum menjadi tim super. Timnas Indonesia masih tetap timnas Indonesia yang masih jauh dari sempurna. Ketinggalan tiga gol tentu membuat upaya Indonesia yang menjalani partai kandang menjadi sangat berat. Memang Indonesia pernah mencukur  tim Malaysia 5-1. Namun bukan berarti pesta pora itu bisa terulang dengan mudah. Lalu apakah peluang Indonesia sudah tertutup? Tentu tidak. Peluang Indonesia amat sangat berat, namun bukan berarti jalan sudah tertutup. Masih ada 90 menit. Banyak hal yang bisa terjadi. Dan karena bola itu bundar, maka kita kini menanti drama indah buat Indonesia. Yakni mampu membalikkan keadaan dan menang 4-0. Mustahil? Sepakbola bukan matematika. Di sepak bola tak ada yang tak mungkin. Maju terus Indonesia!!! (foto diambil dari kompas.com)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline