Lihat ke Halaman Asli

Riset Pemuda dalam Pertahanan Kekayaan Indonesia

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Oleh *Yan Mulyana

Setelah melihat dan mendengarkan diskusi pada pukul 15.00 hari minggu (28/10) Hutan Malabar Malang, yang diadakan oleh kelompok diskusi dari debu nusantara. Ada sedikit refleski kejadian 28 oktober 1928 lalu, yang mempunyai makna peran pemuda dalam merubah ideologis Indonesia. 84 tahun lalu persatuan Indonesia mulai terbentuk dan semangat mulai mengobar dengan adanya sumpah pemuda yang berbunyi;

Soempah pemoeda
Pertama :
- kami poetra dan poetri indonesia mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah air indonesia

Kedua :
- kami poetra dan poetri indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa indonesia

Ketiga :
- kami poetra dan poetri indonesia mengjoenjoeng bahasa persatoean, bahasa indonesia

Djakarta, 28 oktober 1928

Representasi dari semua elemen pemuda Indonesia dari sabang sampai merauke, yang mulai menyeru pergerakan pembebasan atas kedaulatan yang harus dimiliki oleh pribumi Indonesia. Kedaulatan yang penuh atas semua elemen Negara ini yang meliputi kedaulatan rakyat, kedaulatan wilayah dan kedaulatan pemerintah. Tidak terdapat unsur satu tangan atau pengeraman tangan terhadap empunya Negara. Bebas intervensi yang harus tetap dijaga untuk melanjutkan cita-cita bangsa yang besar ini. Semua itu yang hendak dicapai dari ketiga poin penting yang diserukan oleh pemuda 28 tersebut.

Filosofi rakyat

Paparan yang diberikan oleh djumadi dan yongki irawan (28/10) memberikan nilai dan moral pada kehidupan dahulu sebagai relevansi kehidupan masa kini. Pada paparan djumadi yang lebih mencondongkan pada menyusur tuturan cerita rakyat (folklore) daerah jawa timur. Pada masa itu setiap pekataan dan perbuatan yang dilakukan pada masa dahulu mengandung filosofi bagi pedoman kehidupan kini.

Menelisik arti dari filosofi tersebut yang memberikan nuansa hidup yang lebih strukturalis dan sistematis pada pedoman hidup merupakan satu hal kecerdasan intelektual yang diberikan nenek moyang terdahulu. Seperti paparan Yongki irawan (28/10), permainan jaelangkung yang dianggap sebagai pemanggilaan roh dikalangan masyarakat, sebernarnya merupakan permainan keseimbangan energy yang dilakukan oleh manusia yang melakukan permainan ini. Karena yang kalah dalam permainan ini dainggap akan kesurupan syatain, yang artinya energy yang orang kalah masih belum bisa menstandarkan dengan orang lain.

Dari paparan yang diberikan oleh kedua pemateri merupakan kandungan semangat sumpah pemuda 28. Budaya yang dianggap mengandung mitos merupakan permainan yang (terlarang) bagi kemaslahatan orang disekitarnya. Padahal makna yang terkandung merupakan kesiapan pendewasaan pproses kehidupan manusia. Jika menelisik budaya Indonesia hari ini, banyak dilihat akulturasi budaya timur yang lebih terlihat, adanya media secara (tidak langsung) sebagai penghilang budaya asli Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline