Kapal bagi PELNI sebagai perusahaan BUMN bukan sekedar sarana transportasi lsemata. Kapal juga bukan sekadar aset bergerak sebagai alat produksi bagi perusahaan pelayaran. Kapal-kapal PELNI berlayar akan mewakili perusahaannya dalam melayani warga di seantero nusantara. Bahkan kehadiran kapal PELNI mewakili negara melayani rakyatnya.
Dengan tugas demikian beratnya PELNI memiliki 26 kapal dengan trayek nusantra, suatu rute jarak jauh untuk menyambangi pulau-pulau dari Sabang hingga Merauke, Miangas hingga Pulau Rote. Bersyukur, NKRI memiliki PELNI sebagai perusahaan pelayaran negara dengan armada laut trayek nusantara selain pesawat udara. Dengan PELNI ketika tiket pesawat tak terjangkau bagi warga ada pilihan.
Sebagai perusahaan BUMN, PELNI dengan perantara kapal-kapalnya, dengan peran para Nakhoda sebagai wakil menagemen dalam melayari negeri salah satu tugasnya adalah "Menghubungkan nusantara menyatukan Indonesia" suatu tugas mulia bagi insan PELNI mewakili negara melayani rakyatnya merangkai negeri.
Armada kapal PELNI terdiri kapal tipe 3000, 2000, 1000 dan 500 pax. Kapal-kapal tipe besar dengan kapasitas 2000 hingga 3000 penumpang akan berlayar sangat jauh, dari ujung Jawa hingga ujung Papua. Dari Tanjung Priok hingga Jayapura. Kapal tipe 1000 pax akan menempuh rute lebih pendek, namun pulau-pulau yang disinggahi umumnya pulau-pulau terdepan negeri ini.
Seperti umumnya sebuah produk, kapal-kapal PELNI diberi label atau nama, ada KM. Kelud. Lambelu, Dorolonda, Ciremai, Dobonsolo dan lainnya untuk tipe 2000 pax. Sedangkan nama-nama kapal tipe 1000 pax ada KM. Binaiya, Kelimutu. Bukit Raya, Lawit, Tatamailau, Tilongkabila hingga KM. Sirimau. Kapal-kapal PELNI diberi nama dengan mengambil nama-nama gunung di nusantara.
PELNI terkenal memiliki pelaut-pelaut ulung yang handal berpengalaman. Selain mahir dibidangnya, Nakhoda kapal-kapal PELNI juga memiliki jiwa dan wawasan nusantara tak berbantahkan. Mereka para Nakhoda sebagai wakil perusahaan juga memiliki kepekaan sosial serta jiwa nasionalisme yang tinggi dalam menjaga NKRI dengan menjalin silaturakhmi dengan warga pada rute-rute yang dilayari.
Kapal PELNI menjadi sarana menjalin silaturkahmi, temu muka antar warga tanpa memandang suku, agama dan warna kulit. Kapal menjadi sarana membangun toleransi antar umat yang ampuh. Para Nakhoda PELNI memiliki kalender kegiatan, diantaranya ulang tahun suatu kapal, tahun baru, lebaran dan juga pergantian tahun hijriah juga dijadikan moment membangun ukuwah sesama warga.
Salah satunya KM. Sirimau yang dinakhodai Capt. Jasa Priadi SE. M. Mar yang pada 28 Agustus 2019 ketika kapal sandar di Merakau mengadakan senam aerobic bersama komunitas pelabuhan dan masyarakat sekitar. Waktu sandar yang lama dimanfaatkan untuk meningkat komukasi dengan para stakeholders pelabuhan. Warga pun menymbuat antusias senam bersama di depan kapal yang sedang sandar di Pelabuhan Merauke.
Kegiatan KM. Sirimau berlanjut. Seiring rute palayaran, kapal menyinggahi Dobo dan juga Tual pada 31 Agustus. Karena bertepatan dengan pergantan tahun hijriah, tahun bari Islam 1441 H di mana umat Islam menyantuni anak yatim pada bulan Muharram. Wujudnya nyata kepedulian insan PELNI dilakukan ketika kapal sandar di Tual, dimanfaatkan untuk memberikan santunan anak yatim dari Pesantren Hidayatullah Kota Tual.
Sekitar 25 anak yatim diundang ke salon kapal untuk pengajian, santunan dan doa serta makan bersama Nakhoda. Doa penting untuk keselamatan kapal dan seluruh insan PELNI. Mereka ikut merasakan kebahagian bersama PELNI. Tual merupakan Pulau terdepan Indonesia dan sangat dekat dengan Australia.
KM. Sirimua melayani rute Manokwari-Sorong-Ambon-Wanci-Baubau-Maumere-Lewoleba-Kupang-Kalabahi-Saumlaki-Tual-Dobo-Timika-Agats-Merauke pergi pulang. Kapal ini mewakili PELNI membagi kebahagian di pulau-pualau terdepan. Teranyar acara santunan juga berlanjut di Maumere, dengan Pesantren Ummul Mukminin Hafsah. Semoga keberkahan untuk kita semua. ***