Lirik lagu "Nenek moyangku orang pelaut" lama tak dinyanyikan ana-anak masa kini. Meskipun tak lagi menjadi nyanyian favorit bagi anak negeri jaman sekarang, namun bagi PELNI sebagai BUMN transportasi laut, penjabaran lirik lagu "Nenek moyangku orang pelaut" terus menggelora dihati insan PELNI.
Pada hari Minggu tanggal 28 April 2019 hari ini PELNI genap berusia 67 tahun. Berdiri sebagai BUMN eks perusahaan pelayaran Belanda Koninklijke Paketvaart Mattchappij (KPM), perusahaan BUMN transportasi laut ini mengalami masa pasang surut mengikuti pasang surut situasi politik di negeri ini.
Pada saat itu baru didirikan setelah Indonesia merdeka, PELNI difokuskan sebagai BUMN angkutan barang dengan kapal-kapal eks KPM dan kapal-kapal bantuan pemerintah. Kemudian sekitar tahun 1980 PELNI difokuskan untuk angkutan penumpang untuk menjalani pelayanan publik atau pelayanan umum.
Sebagai perusahaan negara kapal-kapal PELNI berasal dari negara. PELNI menjadi operator pelayaran yang mewakili negara melayani rakyatnya dengan jalur trayek nusantara dari Sabang hingga Merauke, Miangas hingga Pualau Rote. Hingga saat ini PELNI masih setia melayani negeri dengan 26 kapal trayek nusantara, 1 kapal roro, 1 KFC dan 46 kapal perintis.
Kapal-kapal perintis sangat dibutuhkan warga untuk menghubungkan antara pulau besar ke pulau kecil atau antar pulau-pulau kecil di derah tertinggal, terpencil, terdepan dan perbatasan (T3P). Dengan mengoperasikan kapal trayek nusantara sekaligus mengoperasikan kapal perintis, PELNI membangun konektivtas antar pulau dan antar transportasi untuk melayani warga ke seluruh pelosok negeri.
Konektivitas transportasi laut sangat diperlukan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau terdaftar di PBB pada 2017 sebanyak 16.064 pulau. PELNI hadir untuk "Menghubungkan Nusantara Menyatukan Indonesia" untuk mengantar orang dan barang dari satu pulau ke pulau lainnya.
Pada masa penerbangan masih terbatas hingga tahun 2000-an PELNI masih berjaya dan menjadi andalan negeri sebagai transportasi laut utama untuk angkutan penumpang jarak jauh. Kapal PELNI beroperasi dari Tanjung Priok, Jakarta hingga ke Jayapura ke Papua dengan pelayaran langsung menyinggahi beberapa kota diantaranya Surabaya, Makasar, Baubau, Ambon, Sorong, Manokwari, hingga Jayapura. Pelayaran langsung ini ditempuh selama 6 hari pelayaran.
Waktu tempuh yang sangat lama untuk angkutan penumpang sangat menyita waktu. Namun untuk angkutan barang, waktu tempuh kapal PELNI sangat singkat dibanding kapal-kapal khusus angkutan kargo. Beberapa kapal PELNI ke Papua sudah dipadukan antara angkutan kendaraan, alat berat, kontainer dan orang. Dengan demikian dapat mengakomodasi orang yang memilih kapal laut dan juga membawa barang dalam jumlah besar.
Sejak tahun 2000 penerbangan di tanah air semakin menjangkau wilayah Indonesia. Untuk menigkatkan konektivitas udara, pemerintah membangun dan terus membangun dan meningkatkan bandara komersial, baik layanan domestik, internasional dan juga bandara perintis. Daerah-daerah wisata hampir seluruhnya dilengkapi dengan bandara yang modern dan jalur penerbangan yang makin ramai.
Gayung bersambut, maskapai penerbangan swasta bermunculan dan telah menghadirkan pesawat berbiaya murah yang dikenal dengan low cost carrier. Bertahun-tahun masyarakat negeri ini menikmati penerbangan dengan harga terjangkau.
Dengan harga tiket pesawat yang terjangkau sebagian penumpang kapal PELNI yang tingkat ekonominya mampu berpindah ke pesawat udara. Mereka memilih pesawat karena lebih cepat.