"Tok..tok tokk tok otok..otok tok tok tok," suara kapal kelotok melintas.
"Breeeuuum ....breeum," suara kapal cepat berkapasitas 4 penumpang melintas kencang.
Ribuan kapal berkuran kecil umumnya dikelola masyarakat, atau rakyat, sehingga kapal ini dikenal dengan kapal Pelayaran Rakyat (Pelra). Kapal Pelra hampir ada di seluruh Indonesia. Kapal Pelra, salah satunya menjadi penghubung ke pulau-pulau kecil bagi penumpang kapal laut yang lebih besar, salah satunya penumpang dari kapal PELNI.
Pemandangan dan suara kapal klotok dan kapal cepat itu tidak asing bagi warga pesisir pantai di Teluk Balikpapan. Namun bagi penulis yang tinggal jauh dari laut menjadi menyenangkan menyaksikan dan mendengar kapal-kapal rakyat hilir mudik di Pelabuhan Kampung Baru Ujung, Kecamatan Balikpapan Barat, Kota Balikpapan, pada kegiatan CSR PT PELNI (Persero) Senin (7/1).
Hilir mudiknya transportasi pelayaran rakyat (Pelra) menjadi perhatian PT PELNI (Persero), terutama dari sisi keselamatan. PELNI berbagi dengan mengajak keterlibatan Kepala Syahbandar Otoritas Pelabuhan (KSOP) dan Pemda (Gubernur atau Walikota) serta pihak terkait untuk menciptakan keselamatan pelayaran rakyat.
Dalam aksi PELNI Pedulian Keselamatan Pelra di Kota Balikpapan, Wali Kota Balikpapan Rizal Efendi dalam sambutanya mengatakan selama ini Pelra berlayar belum sesuai standar keselamatan. Mereka masih bondo nekat (Bonek), tidak pernah pakai pelampung. "Memang masih aman, namun bila ada celaka, akan menjadi berita besar," terangnya.
Kita tidak boleh sombong, lanjutnya. Balikpapan memang berada di Teluk dan jauh dari ancaman tusnami. "Kita harus belajar dari peristiwa di Palu. Kota Palu berada di Teluk tapi kalau Allah mau, habis," terang Wali Kota pelopor kebijakan Balikpapan tanpa kantong plastik ini.
Peran PELNI, lanjutnya, sangat penting. Pada masa kuliah dan penerbangan belum berkembang, masyarakat sangat mengandalkan PELNI. "Saya termasuk salah satu penggunanya. Ikatan saya dengan PELNI secara pribadi sebagai pengguna. Ikatan warga Balikpapapan sebagai konsumen, menjadikan keberadaan PELNI sangat dibutuhkan," kata Rizal Efendi.
Sumbangan CSR PELNI dalam rangka mendukung keselamatan kepada Pelra, sekaligus bentuk tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dari PELNI membagikan life jacket di Manado, Makasar, Ambon, Kupang, Surabaya dan Balikpapan merupakan upaya mulia. "Saya berharap bantuan PELNI ke Balikpapan bukan hanya life jacket. "Balikpapan punya SMK 5, SMK Pelayaran. Tolong dibantu apa yang bisa dibantu dari PELNI," pinta Wali Kota diiringi tepuk tangan hadirin.
Sementara KSOP Balikapapan Capt. Jhonny Runggu Silalahi dalam sambutanya mengatakan untuk penerima life jacket hendaknya disiplin, pakai life jacket dalam melayani penumpang. Kepada PELNI, atas pemberiaan life jacket sebagai kepedulian dari salah satu operator pelayaran, kami berterima kasih.
Kami berharap dengan pembagian pelampung keselamatan untuk pelayaran rakyat di Balikpapan bisa terwujud dan dapat mencegah kecelakaan di laut. "Sebagai regulator kami berterima kasih ke PELNI telah memperhatikan keselamatan pelayaran rakyat. Ini perlu dicontoh pelaku pelayaran di Balikpapan," katanya.