Berwisata tidak harus mahal. Berwisata tidak harus jauh. Berwisata tidak harus mewah. Di kampung-kampung saat ini tersebar berbagai objek wisata swadaya yang dikelola warga dengan dana cekak, namun dapat membuat tempat kumuh menjadi indah untuk berwisata. Kreatifitas anak-anak muda, yang sering disebut pengangguran telah memberikan nilai timggi bagi lingkungan tempat tinggalnya.
Kabupaten Purbalingga memiliki sejumlah objek wisata swadaya sebagai sarana rekreasi dan menjadi tempat menghibur dan memperkenalkan anak-anak kepada alam. Adalah kampung warna warni di Kampung Baru, Bobotsari, Purbalingga, Jawa Tengah.
Kampung warna warni di sejumlah daerah yang mereka saksikan melalaui media menjadi inspirasi bagi remaja untuk berkarya. Mereka menyulap lingkungan kumuh menjadi rapih. Lingkungan rapih dan bernila memberi manfaat bagi warga, sehingga lingkungan yang indah ini menjadi sarana pembelajaran bagi anak-anak dari tetangga desa yang tidak memiliki dana cukup untuk berwisata ke tempat-tempat ternama.
Kampung warna dibuat oleh warga yang saat itu banyak nganggur. Meskipun pengangguran, ketika diajak, diarahkan untuk berkreasi mereka punya kemauan dan mampu berkaraya yang akhirnya dapat mendatangkan rezeki untuk menghidupi diri sendiri, bahkan ada pula yang berjualan dan dapat menghidupi keluarga.
Warga Kampung Baru yang umumnya remaja putra dan putri telah menyulap daerah persawahan, sungai, pembuangan sampah, kandang ayam yang semula biasa-biasa saja menjadi tempat yang indah dipandang mata. Kandang ayam yang dicat warna warni juga menjadi indah, apalagi ketika penulis berkunjung ayam jantan berkukuk merdu disamping kandang, hal ini menambah nuansa menyenangkan bagi pengunjung.
Menyulap daerah kumuh tak bernilai menjadi daerah wisata telah menciptakan lapangan kerja baru. Tempat wisata Kampung Warna telah dapat mengelola parkir, menjual tiket masuk dan juga menelurkan aneka ide kreatif, sehingga tumbuh beberapa galeri foto yang dapat dinikmati pengunjung berfoto di galeri foto tiga dimensi.
Tembok yang dilukis seperti lorong dengan lukisan tiga dimensi menarik setiap yang lewat, melihat dan tergoda untuk berfoto. Warga yang melukis dan memotret menjadi pengelola dan tinggal tak jauh dari lokasi. Foto langsung jadi ini diminati pengunjung, sehingga dapat mendatang rezeki bagi warga, dapat menggerakkan ekonomi hampir seluruh warga yang tinggal di lingkungan Kampung Warna Bobotsari.
Rumah-rumah di kompleks Kampung Warna juga banyak berjualan makanan, jajanan dan mainan anak-anak yang disukai pengunjung, sehingga daerah yang semula tidak menghasilkan apa-apa dapat menggerakkan ekonomi setempat. Pojok-pojok atau sudut rumah semula tempat pembuangan sampah disulap menjadi tempat swafoto berlatar hati, atau cinta. Tempat ini dapat memberikan jepretan cantik, sehingga tempat ini menjadi pilihan utama pengunjung.
Sambil menunggu antrian, pemilik rumah dan pemilik galeri foto yang juga menjual aneka makanan, mereka dapat mengais rezeki. Umumnya, setelah berfoto-foto, anak-anak merengek minta dibelikan jajan. Rengekan pengunjung menjadi rezeki bagi penjual makan atau mainan.
Bergeser sedikit, kita akan menemui Mushola bergambar pesan-pesan keagamaan yang mudah dilihat, dibaca dan diingat para pengunjung. Tulisan-tulisan dan gambar seni yang dilukis artistik telah menarik bagi warga untuk berswafoto di setiap sudut yang dikunjungi.
Untuk berkunjung ke Kampung Warna sangat mudah karena tempatnya dekat Terminal Bus Bobotsari. Letaknya yang di jalan raya menuju terminal bus menjadikan Kampung Warna ini mudah dikunjungi. Bagi warga dari luar daerah yang tidak membawa kendaraan dapat menggunakan kendaraan angkutan umum, turun persis di depan pintu masuk Kampung Warna.