Lihat ke Halaman Asli

Akhmad Sujadi

Enterpreneur

Dulu Televisi, Kini "Handphone"

Diperbarui: 20 Maret 2018   22:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kehadiran HP smartphone telah merubah budaya, gaya hidup dan perilaku warga, termasuk Umat Islam sebagai umat terbesar di Indonesia. Tidak hanya menyangkut perilaku umum, perilaku khusus peribadatan kepada sang pencipta kini tergerogoti waktunya oleh kehadiran HP. Hampir semua lapisan umat Islam dan warga dunia semua tak dapat lepas dari HP dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai umat muslim, penulis akan menyoroti pengaruh HP terhadap kehidupan pemeluk Agama Islam, agama yang kami anut.  

Kedahsyatan pengaruh negatif HP dalam kehidupan sehari-hari umat Islam telah mempengaruhi kehidupan  warga, HP  menggeser TV yang pada dekade 20 tahun lalu menguasai perhatian warga muslim untuk menonton sinetron, film, berita hingga berjam-jam di depan TV. Perhatian kepada TV telah menyita waktu dan akhirnya melalaikan kewajiban sebagian umat Islam dalam beribadah kepada Allah, Tuhan sang pencipta yang wajib disembah.

Mengikuti, memperhatikan  dan menyimak perilaku sebagian Imam dan jamaah di beberapa masjid di kota-kota besar, kota kabupaten, kecamatan hingga masjid di desa, para Imam sebagian tak dapat lepas dari HP. Seorang Imam ada yang selalu membawa HP, seolah melebihi istri yang selalu harus mendampingi ke mana pun pergi.  Dering suara HP  menjadi penggoda para Imam, atau Dai  ketika  sedang ceramah seringkali perhatianya disita oleh  bunyi HP. Bahkan ketika baru salam, ada beberapa Imam melihat HP. Seorang penceramah, ketika baru selesai ceramah,  benda yang pertama dilihat HP. Perhatian kepada HP lebih khusyu daripada perhatian kepada sang kholik.

Kehadrian HP juga telah mengubah kebiasaan umat Islam berjamaah sholat di Masjid, Mushola atau Suro kini sering terganggu dengan kegiatan umat yang menggunakan HP, baik untuk kominukasi penting, sekedar  baca share dari teman hingga menjawab chatingan grup. Banyaknya grup dari sesama alumni sekolah di SD, SMP, SMA , perguruan tinggi hingga grup pekerja telah menyita waktu berjam-jam  umat Islam memegang HP. Karena HP, umat Islam mulai lupa akan kewajiban. Waktunya shalat sering terlewat dan telat karena asyiknya berkomunikasi dengan HP.

Mengikuti pengajian, mengikuti rapat semua konsentrasi ke HP. Bahkan pengajian sering berfoto ria, lalu disebarkan. Kita  seringkali kurang konsentrasi menyimak apa yang dipesankan pembicara. Kurangnya konsentrasi telah mengurangi kekhusyuan umat terhadap nila-nilai agama yang kita anut. Nila-nilai agama tergerogoti dengan kehadiran HP yang lebih prioritas dibanding membaca, mengkaji Al Quran sebagai kitab suci dan pedoman hidup, sehingga pemahaman kepada nilai-nilai  agama juga berkurang, dampaknya dapat kita lihat, rasakan bersama.

Jamaah di Masjid dan atau Mushola di tempat penulis tinggal, kini hanya didatangi para orang tua, generasi milenial sangat minim untuk datang ke tempat ibadah. Jauhnya generasi milenial ke tempat ibadah akan membuat masjid yang bagus kosong dan tak banyak jamaah. Musholla yang indah sepi dari kegiatan agama. Para tokoh Agama Islam beberapa waktu lalu telah mengajak umat Islam untuk berjamaah Sholat Subuh di Masjid, namun ajakan kebaikan itu tidak membawa hasil, kita sulit mengubah kebiasaan bangun pagi kepada umat Islam, dan sangat memprihatinkan. Hanya sebagian kecil umat Islam yang mampu Sholat Subuh berjamaah di Masjid.

Kampanye sholat Subuh berjamaah di Masjid-masjid  yang pernah didengungkan para pemuka agama tidak berhasil mengajak Umat Islam untuk secara sadar dan ringan kaki pergi Sholat berjamaah di Masjid atau Mushola. Kegagalan ajakan pemuka agama untuk mengajak umat Islam menjalankan Sholat Subuh berjamaah di Masjid merupakan pertanda, kehidupan tidak makin baik dengan kehadiran HP. Bahkan HP dengan berbagai fitur dan koneksi ke media sosial telah menyita waktu, dan tidak sedikit   menjadi alat saling menjelekkan dan saling menjatuhkan.

Kehadiran HP di satu sisi mempermudah manusia untuk berkomunikasi tanpa batas dengan warga di seluruh dunia, namun di sisi lain HP telah melalaikan, menyita waktu kita untuk beribadah kepada Allah, Tuhan sang pencipta. Umat Islam tidak mampu mencegah perubahan budaya karena umat Islam terkena dampak demikian dahsyat dari kehadiran HP. Sudahkan merasakan hidup tanpa HP? Dalam kondisi serba dilalaikan oleh HP, sebagai umat Islam haruskah menjauhi HP? Atau terus bersama HP? Semua kembali kepada kita untuk keselamatan di hari akhir kelak.  ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline