Lihat ke Halaman Asli

Akhmad Sujadi

Enterpreneur

"Rumah Kita" untuk Keadilan Harga di Tapal Batas Negara

Diperbarui: 14 Maret 2018   09:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Direktur Usaha Angkutan Barang dan Tol Laut PT. Pelni Harry Boediarto memberikan sambutan saat peresmian/dokumentasi pribadi

Indonesia dengan 17.544 pulau-pulau besar dan kecil memiliki geografi unik di dunia. Pulau-pulau tersebar dari Sabang di barat hingga Merauke di timur. Mingas di utara,  Pulau Rote di paling selatan Indonesia. Penyebaran penduduk dan infrastruktur yang belum merata menimbulkan kesenjangan harga, perekonomian, pembangunan dan berbagai fasilitas penunjang kehidupan dunia.

Presiden Jokowi memberi solusi dan mewujudkan To Laut yang silaksanakan Kemenhub dan diimplementasikan pertama kali oleh PT. Pelni (Persero). Kementerian Perhubungan memiliki ide pembangunan "Rumah Kita". Kementerian BUMN juga menelurkan "Rumah Kreatif BUMN". Semua itu  upaya untuk mengurangi dan mengikis kesenjangan di daerah tertinggal, terpencil, terluar dan perbatasan (3TP). 

"Rumah Kita" berfungsi untuk menampung barang kebutuhan warga dan juga menjadi penampung perdagangan warga dari hasil bumi setempat. Menjadi pusat logistik,  distribusi barang pokok dan barang penting warga di daerah 3TP  yang telah ditetapkan Kementerian Perhubungan. PT. Pelni (Persero) mendapat tugas  membangun 4 "Rumah Kita" di Manokawari, Morotai,  Timika dan Saumlaki. Dari "Rumah Kita" barang-barang akan didistribusikan ke Desa, Kampung melalui kemitraan dengan BUMD, BUMDes dan Koperasi. Dengan model ini kesinambungan perekonomian berkeadilan di daerah akan lebih adil dan dirasakan masyarakat banyak.   

Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan telah menambah rute Tol Laut dari 6  di 2015 menjadi 13 rute di 2017 dan 2018. PT. Pelni (Persero) sebagai  perintis penugasan Tol Laut tahun pada 2015, saat ini masih dipercaya pemerintah untuk  mengoperasikan 6 rute penugasan, namun Tol Lautnya tidak melewati "Rumah Kita".  Pelni bersama Pelindo, ASDP, RNI, Bulog dan PPI mendapatkan tugas membangun 40 "Rumah Kita".

"Rumah Kita" Saumlaki direncakan pembangunanya ketika Pelni masih menjali rute Tol Laut  Surabaya-Saumlaki-Merauke. Namun pada 2018, kapal Tol Laut Pelni tidak  ke Saumlaki.  Pelni mendapatkan  Trayek T-2, Tanjung Priok-Tanjung Batu-Belinyu-Tarempa-Natuna-Midai-Serasan-Tanjung Priok dengan KM. Caraka Niaga Jaya III-4. Trayek T-4, Tanjung Perak-Makasar-Tahuna PP (KM. Logistik Nusantara 1) dan Trayek feeder dari Tahuna-Kahaktuang-Burias-Tagulandang-Blaro-Lirung-Melongoane-Miangas-Marore dengan KM. Kandhaga Nusantara 1).

Kemudian Trayek T-6 Tanjung Perak-Tidore-Morotai-PP dengan KM. Caraka Jaya Niaga III-2. Trayek T-13, Kalabahi-Moa-Rote (Baa)-Sabu (bu) PP dengan KM. Logistik Nusantara 3. Trayek T-14 Tanjung Perak-Lewoleba-Adonara/Tenong-Larantuka PP dengan KM. Logistik Nusantara 4 dan Trayek T-15 Tanjung Perak-Kisar-Namrole-PP dengan KM. Logistik Nusatara 2, sesuai surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor; AL.108/5/17/DJPL-17 tanggal 20 Desember 2017, tentang Penyelenggaraan Angkutan Barang di Laut Tahun Anggaran 2018.

Meskipun tidak ada kapal Tol Laut  Pelni ke Saumlaki, BUMN Transportasi laut terbesar di Indoensia ini tetap membangun "Rumah Kita" di Saumlaki. Pendirian "Rumah Kita" di Samulaki merupakan bentuk kepatuhan perusahaan kepada pemberi tugas. Sejak Januari belum ada kapal Tol Laut masuk Saumlaki, sehingga Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) ini kekurangan beras. (Kompas 13/3). Menanggapi hal itu  Pelni tanggap dan mengerahkan KM. Sirimau untuk mengangkut beras dari Merauke ke MTB. Kapal akan tiba Jumat (16/3).

pertukaran dokumen Kerjasama Pelni Logistics-dengan BUMD (Ft Pelni)

Senin (12/3) PT. Pelni (Persero) meresmikan Gerai "Rumah Kita" Saumlaki sebagai gerai ke-4 sesuai penugasan pembangunan dari Kemenhub. Peresmian dihadiri Direktur Usaha Angkutan Barang dan Tol Laut Harry Boediarto mewakili direksi. Dirut PT. SBN, anak perusahaan pengelola "Rumah Kita", Suharyanto, Wakil Bupati Maluku Tenggara Barat (MTB)  Agustinus Utuwaly dan undangan dari DPRD, BUMD, BUMDes, Koperasi di MTB dan warga sekitar.

Wakil Bupati MTB Agustinus Utuwaly pada peresmian mengatakan "Rumah Kita" merupakan bagian dari serangkaian program pemerintah, yang telah dilakukan sejak 2015, dalam upaya menciptakan kondisi ekonomi makro yang kondusif, melalui berbagai paket kebijakan pemerintahan tersebut, selain bertujuan untuk memberikan stimulus bagi dunia usaha, tetapi juga bermanfaat dan dirasakan langsung oleh rakyat banyak, terutama yang berpenghasilan rendah.

Salah satu paket kebijakan ekonomi pemerintah Jilid I, lanjut Agustinus,  adalah program "Tol  Laut".  Selain ingin membangun sistem transportasi nasional yang menghubungkan Indonesia dari Sabang sampai Merauke, paket kebijakan tersebut bertujuan untuk membangun sistem logistik nasional melalui jalur laut, dalam rangka menjamin ketersediaan komoditas pangan dan berbagai kebutuhan pokok masyarakat, dengan harga yang terjangkau, teristimewa di kawasan Timur Indonesia sampai ke wilayah-wilayah perbatasan Negara.

Dengan ketersediaan stok barang kebutuhan pokok dan strategis yang memadai dengan harga terjangkau, akan sangat berdampak terhadap meningkatnya daya beli masyarakat, laju inflasi akan semakin stabil dan pertumbuhan ekonomi akan semakin tinggi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline