Tahun 2019 tak lama lagi akan tiba. Tidak sampai dua tahun yang dinantikan akan menghampiri kita. Tahun 2019 menjadi tahun penting bagi Bangsa Indonesia, tidak hanya tahun politik dengan digelarnya Pemilu parlemen dan Pemilihan Presiden, tahun 2019 juga banyak proyek besar, proyek prestisius akan jatuh tempo untuk diresmikan dan dioperasikan sebagai tanda keberhasilan pemerintah .
Secara nasional jalan Tol Trans Jawa akan beroperasi penuh, sebagain jalan Tol Trans Sumatera, jalan Trans Papua juga dapat dinikmati dan ratusan proyek besar dapat dinikmati warga. Khusus bagi warga Ibu kota dan sekitarnya, seperti Bogor, Tangerang dan Bekasi yang tak pernah lelah menyaksikan pembangunan proyek pemerintah, pada 2019 saatnya menikmati layanan transportasi umum, khsusnya transportasi masal yang berbasis rel sudah akan dapat dinikmati.
Bukan hanya warga yang lelah melihat pembangunan Jakarta, bumi Jakarta merintih ketika ditindih alat-alat berat, menjerit ketika diaduk alat pengeruk tanah yang sadis, semua demi pembangunan agar Jakarta menjadi kota modern dan sejajar dengan kota-kota lain di dunia. Tak peduli saling tindih, saling keruk, saling silang antar jalan layang mewarnai jalan-jalan di ibu kota. Meskipun demikian pada 2019 diperkirakan seluruh proyek transportasi masal di DKI Jakarta akan terwujud.
Mass Rapid Transit (MRT). Light Rail Transit (LRT) DKI dan LRT Jabotabek ditargetkan akan selasai pada 2019. Transportasi modern berbasis rel segera hadir dihadapan kita. Kehadiran MRT akan merubah wajah transportasi ibu kota secara masif, meskipun baru pada koridor sejajar MRT, khususnya jalur Blok M-HI. Dengan hadirnya MRT tentu transportasi ibu kota pada jalur sejejar harus ditata ulang, jalur Lebak Bulus- Sudirman – Thamrin-HI yang merupakan jalur sejajar antara MRT dan busway.
Jalan Sudirman-Thamrin dari Blok M hingga Bundaran HI saat ini sedang dibangun terowongan bawah tanah untuk MRT. Pada saatnya nanti perlu dilakukan penataan transportasi di jalan Sudirman-Thamrin. Penataan tranportasi pada jalur MRT diantaranya menyangkut penataan busway, bus pengumpan, pengaturan penggunaan mobil pribadi, sepeda motor, pembangunan fasilitas sepeda dan pejalan kaki.
Setelah MRT beroperasi hal pertama harus dilakukan Pempro DKI adalah menata transportasi pengumpan dan transportasi terusan dari dan menuju stasiun MRT menuju ke kantor-kantor, pusat bisnis dan lainnya. Setelah keluar terowongan, penumpang yang akan melanjutkan perjalanan harus difasilitasi dengan bus bila lebih dari 1 km. fasilitas sewa sepeda bila dekat bahkan jalan kaki bila lebih dekat. Semua fasilitas itu mesti dipikirkan sejak saat ini.
Design bus tentu bukan busway yang dikelola Trans Jakarta saat ini. Bus yang diperlukan adalah bus dengan tangga naik turun pendek seperti bus bandara namun lebih tinggi sedikit. Tempat naik turun juga bukan di halte busway seperti saat ini naik turun, tapi dibuatkan halte-halte bus berjalan dekat trotoar atau jalur lambat. Bukan di jalur tengah.
Berikutnya penataan mobil pribadi. Infrastrutur di jalur sejajar MRT yang saat ini masih porak poranda karena proyek MRT harus ditata ulang. Jalur tengah eks jalur busway digunakan untuk mobil pribadi berbayar dengan Electronic Road Pricing (ERP). Semua mobil pribadi yang melewati jalur MRT harus bayar. Dana pemasukan dari ERP digunakan untuk pemeliharaan, pengembangan infrastruktur transportasi dan subsidi angkutan.
Lalu bagaimana nasib busway yang dikelola PT. Trans Jakarta saat ini? Nasib busway pada koridor blok M – Kota tamat. Busway harus dirubah menjadi bus feeder sebagai transportasi pengumpan. Untuk operator bus pengumpan ini bisa tetap PT. Trans Jakarta atau operator swasta, diatur kemudian. Busway dulu menggusur bus-bus reguler pada jalur sejajar busway, saatnya nanti busway juga akan digusur MRT pada jalur sejajar MRT.
Halte-halte busway yang malang melintang merusak pemanadangan ibu kota harus harus dibongkar karena tidak diperlukan lagi. Jemabatan penyeberangan juga harus dibiki lein lebar dilengkapi eskalator untuk memudah orang menyeberang. Setelah MRT beroperasi, tentu busway akan tergantikan. Bagaimana nasib ratusan bus armada busway. Jangan khawatir, meskipun sudah ada MRT, koridor Blok M-Hotel Indonesia masih MRT masih memerlukan bus. Bahkan ketersediaan bus menjadi keharusan.
Kehadiran MRT akan merubah gaya hidup cara dan budaya bertransportasi bagi wara ibu kota sebagai pengguna angkutan umum. Pemerintah mendorong agar masyarakat menerapkan budaya sehat dan budaya hemat dengan naik Bus, MRT, Walk-jalan (BMW). Budaya BMW merupakan upaya paksa agar pengguna angkutan umum dapat mandiri, sehat dan hemat.