Demi kelancaran orang dan barang antar seluruh pulau.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyebutkan kapal perintis adalah kapal yang merintis suatu tugas misalnya menghubungkan daerah terpencil dan belum terbuka. Terkait kapal perintis, tahun 2016, tercatat sebagai tahun yang penting dalam dunia pelayaran kapal perintis bagi PT PELNI (Persero).
Tercatat sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, transportasi laut antar pulau di Indonesia memiliki arti sangat penting. Akses ke sejumlah daerah yang keberadaan pulaunya termasuk dalam bagian pulau di wilayah terpencil dan terluar Indonesia, masih sangat terbatas.
Tak ayal, tidak hanya menyebabkan adanya disparitas harga komoditas dan barang-barang kebutuhan antar pulau, tapi juga antara lain menyebabkan adanya perbedaan laju pertumbuhan ekonomi. Pembukaan akses lebih lebar antar pulau, dilakukan pemerintah melalui penyediaan kapal perintis. Pemerintah meyakini, kapal perintis akan menjadi stimulus tumbuhnya kegiatan ekonomi di daerah terpencil dan terluar Indonesia.
Pemerintah memberi tugas PELNI mengoperasikan kapal milik negara ke seluruh pelosok Nusantara. PELNI ditugaskan untuk menjangkau pulau-pulau yang selama ini dinilai kurang mempunyai nilai bisnis dalam pelayaran. Atau kata lain, PELNI ditugaskan untuk menjamin adanya koneksi antar pulau di Indonesia.
Diyakini, adanya jadwal pasti waktu pelayanan kapal baik yang dilakukan kapal besar milik PELNI dengan kapal perintis oleh PELNI serta, sinergi antara Pelni dengan penyedia kapal swasta di daerah, maka layanan kepada penumpang akan semakin mudah dan efisien. Sebelum dilayani PELNI, penumpang kapal khususnya yang ada di pulau terpencil dan terluar, sering mengalami kesulitan akibat tidak cocoknya jadwal jadwal kapal yang bersandar ke pulau mereka.
Karenanya, tidak sedikit penumpang kapal yang ingin menuju ke pulau tertentu dengan menggunakan kapal perintis, harus mengeluarkan biaya tambahan. Biaya dimaksud khususnya untuk penginapan dan konsumsi. Jadwal kapal PELNI dengan kapal perintis yang tidak sinkron, membuat penumpang harus menunggu bahkan sampai menginap.
Adanya kepastian waktu kapal bersandar dan diperkuat dengan penambahan jumlah kapal ke pulau-pulau yang masih menyandang status daerah terpencil maupun karena letaknya sebagai pulau terluar, juga diyakini akan menekan jumlah masyarakat miskin dan tertinggal. Sebaliknya, akan mendorong peluang perbaikan kesejahteraan masyarakat.
Sejak Januari 2016, PELNI dipercaya pemerintah untuk mengelola dan mengoperasikan kapal perintis milik negara melayari pulau-pulau terluar, daerah tertinggal, dan daerah terpencil; sebagai penyedia sarana transportasi orang dan distribusi barang-barang kebutuhan pokok dan barang penting pada daerah-daerah tersebut.
Agar dapat menjalankan penugasan penyediaan kapal perintis dengan baik, PELNI melakukan sejumlah pembenahan untuk pelaksanaan secara teknis. Tujuannya tak lain agar kapal perintis dapat lebih bermanfaat sekaligus memberikan nilai tambah bagi masyarakat maupun bagi PELNI. Beberapa pembenahan yang sudah dan akan terus dilakukan antara lain; sistem pengisian bahan bakar minyak (BBM), kehandalan armada, konektivitas kapal perintis dengan kapal penumpang jarak jauh, serta pelayanan di atas kapal dan pemeliharaan kapal perintis.
Lebih lanjut mengenai sistem pengisian BBM pada kapal perintis, mendapat perhatian khusus dari PELNI karena masalah BBM sering menjadi kendala dalam operasional kapal. Sistem pengisian BBM masih dengan sistem ecer melalui cabang pangkalan PELNI menggandeng PT Pertamina (Persero) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan auoto collection, model pengisian BBM, dan pembayaran terpusat. Kantor cabang PELNI cukup berkoordinasi dengan Pertamina, model ini menjadi solusi pengisian BBM yang semula rumit menjadi mudah, semula bertele-tele menjadi simpel.