Lihat ke Halaman Asli

Akhmad Sujadi

Enterpreneur

Surga dan Jalur Emas Thamrin-Sudirman

Diperbarui: 26 April 2016   18:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: waktoe.comPotensi pendapatan Pemerintah DKI Jakarta sangat luar biasa. Dari pajak, perijinan, sampai jalan raya akan menghasilkan uang, baik pendapatan melalui pajak kendaraan bermotor, parkir hingga Elektronic Road Pricing (ERP) atau jalan berbayar non-tol yang bakal diberlakukan Pemerintah DKI Jakarta di masa mendatang.

Untuk tahap awal jalan yang akan diberlakukan ERP kemungkinan besar antara Thamrin-Sudirman. Jalan protokol terbaik di DKI ini masih morat-marit kondisnya karena proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta untuk memodernisasi angkutan umum di ibu kota. MRT diperkirakan baru operasional di tahun 2018 mendatang.

Meskpiun kondisinya masih morat-marit karena ada pekerjaan konstruksi MRT, Jalan Thamrin-Sudirman merupakan jalur atau tambang emas bagi Pemprov DKI Jakarta sebagai mesin uang bila ERP pada jalur ini sudah diterapkan. Pada saatnya nanti jalur emas ini akan menghasilkan jutaan, milyaran hingga triliunan rupiah per tahun bila sudah diberlakukan ERP.

Penerapan ERP penting untuk membatasi, mengatur lalu lintas sekaligus mendapat dana segar untuk pembiyaan subsidi angkutan umum, pembangunan prasarana dan sarana transportasi publik serta pemeliharaan infrastruktur di Jakarta. Dengan dana tersedia cukup tidak berhutang, maka kelangsungan subsidi transportasi umum dan pemeliharaan prasarana dan sarana transportasi umum akan terjaga pelayanannya.

Langkah menuju pemberlakuan ERP sudah dimulai Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di antaranya dengan pencabutan three in one pada jalur Thamrin-Sudirman. Pencabutan kewajiban kendaraan roda empat harus berpenumpang tiga orang, setidaknya dapat menyelesaikan satu permasalahan sosial, perjokian yang sebelumnya menjamur di hampir menjelang area pembatasan satu mobil berpenumpang tiga orang.

Jangan dikira three in one tidak berbiaya tinggi dan DKI harus mengelurkan biaya operasional dengan pengerahan tenaga Satpol PP untuk mencegah perjokian. Perjokian berdampak buuk bagi ibu kota. Selain mengganggu lalu lintas, mengganggu pemandangan, perjokian merupakan penampakan kemiskinan Indoensia. Selain itu pemberdayaan anak-anak dijadikan joki juga masalah. Ahok sangat realistis dan cerdas seperti meminjam motto Pegadaian: 'Mengatasi Masalah Tanpa Masalah'.

Rencana penarapan ERP telah dimulai dengan pencabutan three ini one yang telah dimulai dan akan diperpanjang hingga 14 Mei 2016 mendatang. Meskipun beda pendapat dengan Polda Metro Jaya, Ahok tetap mencabut kewajiban kendaraan roda empat berpenumpang tiga orang. Meskipun pada jam-jam tertentu kepadatan kendaraan bertambah, langkah itu disengaja agar masyarakat Jakarta merasakan macet parah dan diharapkan beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum.

Setahun sebelumnya Ahok melarang sepeda motor melintasi Thamrin-Hotel Indonesia dan kini akan memperpanjang jalur larangan sepeda motor hingga Jalan Sudirman dan mungkin hingga Blok M. Kita tunggu pemilik elektabilitas tertinggi calon Gubernur DKI pada Pilkada 2017 mendatang ini.

Pada jalur emas Tahmrin-Sudirman yang sebagian masuk jalur MRT nantinya bila MRT sudah beroperasi kelak harus ada penataan lalu lintas. Salah satunya pemberlakuan ERP bagi kendaraan pribadi harus bayar. Penataan lalu lintas meliputi penataan pengaturan penggunaan kendaraan pribadi. Pengaturan bus, Metro Mini dan pengalihan rute busway Blok M- Bundaran Hotel Indonesia pada rute jalur emas ini.

Pada jalur MRT Busway harus dirubah menjadi bus pengumpan dari stasiun MRT menuju perkantoran, pusat perbelanjaan, pusat hiburan, pusat pendidikan, pusat kesehatan atau rumah sakit. Desain bus juga harus disiapkan bus berlantai rendah karena bus ini tidak perlu halte seperti Busway namun penumpang dapat turun dengan jarak halte sangat dekat. Sehingga pengguna kendaraan umum mendapatkan surga transportasi Jakarta.

Busway dapat dialihkan untuk mendukung Trans Jabodetabek yang belum ada jalur KRL dan jalur MRT. Halte-halte Busway di koridor satu antara Blok M-Hotel Indonesia harus dibongkar karena sudah tergantikan MRT. Dengan demikian secara bertahap transportasi ibu kota akan lebih maju, modern dan memudahkan serta menjadi surga transportasi warganya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline