[caption caption="Tkransfer penumpang dari Kapal Pelni ke objek wisata bahari. kapal berfungsi sebagai Hotel Terapung. (Foto; Dok Pelni) "][/caption]Menyatukan seorang Direktur Utama atau CEO BUMN dalam satu kamar, sangat mustahil dilakukan di darat. Namun PT. Pelni dengan Kapal Keludnya berhasil menyatukan 110 CEO , 68 Direktur dan 68 pendamping (Corsek, Humas, sekretaris Direksi hingga ajudan) BUMN naik Kapal Pelni dari Tanjung Priok ke Karimun Jawa, Jepara, Jawa Tengah November 2015 lalu. Pelni memecahkan rekor baru dalam sejarah BUMN, mengadakan Rapat di atas kapal atau meeting on board untuk membahas Roadmap BUMN 2016-2019.
Direktur Utama PT. Pelni Elfien Goentoro berhasil meyakinkan Menteri BUMN Rini. M Soemarno untuk mengajak semua Dirut BUMN naik Kapal Kelud. Pelni yang memiliki kapal dengan produk kapal sebagai Hotel Terapung untuk sarana akses, transportasi dan akomodasi dalam wisata bahari menjadi pilihan Menteri BUMN untuk membahas Roadmap BUMN di atas Kapal Kelud yang berlayar dari Jakarta-Karimun Jawa-Semarang-Jakarta.
Rombongan Menteri BUMN dan para CEO BUMN ini 98 % belum pernah naik kapal. Kalau naik pesawat dan mobil mewah sudah sering, namun naik kapal merupakan pengalaman pertama kali bagi mereka. Untuk mempersiapkan CEO naik kapal, para ajudan dan sekretarisnya mencari tahu di mana letak pelanbuhan penumpang Tanjung Priok, melalui jalan mana aksesnya dan mengecek di atas kapal seperti apa kamarnya. Lalu dengan siapa teman satu kamarnya?
Sehari menjelang keberangkatan kapal, tak heran bila para Corporate Secretary, Humas dan protokol masing-masing BUMN sibuk mencari informasi agar bapaknya mudah dalam perjalanan dan betah didalam kapal. Para ajudan Direksi terbayang akan mabok laut. Maka ketika mereka tiba di Terminal penumpang Tanjung Priok mereka saling mengingatkan, sudah berbekal antimo? (salah satu merk obat anti mabok produksi PT. Papors anak perusahaan BUMN, PT. RNI ).
Salah seorang Direktur mengingatkan pula kepada seorang Deputynya untuk bersiap antimo. Dengan harapan dapat mencegah mabok, meskipun belum naik ke kapal. Rata-rata mereka sudah mengkonsumsi antimo sebelum naik ke kapal sebagai tindakan jaga-jaga agar tidak mabok laut. Ibarat akan menghadapi hujan, maka sedia payung sebelum hujan lebih baik daripada kehujananan di perjalanan.
Ketika mereka sudah melihat wujud kapalnya, mereka heran, kapalnya besar banget. Mereka lebih heran ketika sudah masuk, dan telah berada di kamar. Bayangan akan mabok laut sirna setelah didalam kapal fasilitasnya lengkap, nyaman dan menggembirakan. Mereka bahkan seperti lupa sedang di dalam kapal, tidak terasa gerakan ombaknya tak terasa pula sedang naik kendaraan. Mereka larut dalam suasana serius membahas roadmap BUMN begitu kapal bergerak meninggalkan Pelabuhan Tanjung Priok.
Tak terasa pula ketika hiburan musik, Standup Comedy mulai menggelitik dan mengocok perut. Mereka terhibur dan tahu-tahu sudah tiba di Kepulauan Kariman Jawa pada tengah malam. Mereka hanya sedikit istirahat di kamar. Mereka lebih banyak mengambil tempat di sudut-sudut kapal untuk berdiskusi dengan rekan sesama Dirut atau sesama Direksi. Didalam kapal mereka menyatu. Mereka tak bisa pergi seenaknya seperti rapat di darat. Semua sehat, selamat tak satu pun peserta mabok laut.
Setelah sukses mengatarkan para CEO BUMN ke Karimun Jawa, Pelni pada awal tahun 2016 mulai menyelenggarakan wisata bahari Semarang-Karimun Jawa rutin setiap dua minggu sekali. Pelayaran perdana Semarang-Karimun Jawa dilaksanakan pada 9-10 Januari 2016. Pelayaran kedua direncanakan tanggal 23-24 Januari 2016, dan seterusnya dua minggu sekali. Untuk sementara, Kapal yang dipakai sebagai sarana akses, hotel terapung dan ibadah ini Kapal Leuser.
Pada pelayaran perdana, wisatawan yang ikut 2015 orang. Pada pelayaran kedua tanggal 23/24 mendatang sudah terdaftar 150 peserta. Pada pelayaran ketiga tanggal 6/7 Feberuari mendatang sudah mendaftar 500 peserta dari beberapa perusahaan. Magnet para Menteri BUMN dan para CEO membawa berkah. Makin banyak orang ke Karimun Jawa untuk berwisata, makin memberikan rezeki bagi saudara-saudara kita di Karimun Jawa.
Para pemilik kapal dapat menyewakan kapalnya. Nelayan dapat memasarkan ikan bakarnya. Ibu-ibu dapat memasarakan hasil kerajinannya. Kuliner khas Karimun Jawa, bakal dinikmati wisatawan. Pemilik kelapa dapat menjual kelapa muda lebih banyak karena unduh degan menjadi daya tarik wisatawan di Karimun Jawa. Banyak berkah melimpah dengan kapal Pelni masuk Karimun Jawa, yang diawali pada 22 Juli 2015 lalu.
Kalau sebelumnya menggunakan KM. Binaiya dan KM. Kelud, kini KM. Leuser yang biasa melayari Rute Semarang-Kumai-Surabaya-Sampit telah disetting perjalannya melayari Semarang-Karimun Jawa setiap dua pekan sekali. Dengan demikian, para wisatawan dapat menikmati Kepulauan Karimun Jawa yang saat ini sering terkendala akses karena kapal reguler yang melayari dari Jepara/Semarang-Karimun Jawa sering terkendala ombak tinggi dan cuaca buruk dan kapal tidak dapat berlayar. Sehingga pernah terjadi wisatawan dapat berangkat ke Kariumun Jawa, namun tidak dapat kembali ke Jawa. Oleh karena itu, pelayaran Kapal Pelni ke Karimun Jawa dapat menjadi solusi agar Karimun Jawa tetap aman dapat dikunjungi dan makin banyak wisatawan berdatangan.