Oleh: Akhmad Sujadi[caption caption="Jalur KA Cepat berdampingan dengan Jalan Tol (Foto S. Photo Picture)"][/caption]
Pembangunan kereta api berkecepatan tinggi (KA Cepat) jangan disoal, tapi laksanakan segera. Keputusan pemerintah membangun KA Cepat Jakarta-Bandung sudah tepat. Penunjukan China tak masalah. Sudah beberapa negara membangun KA Cepat dengan teknologi China, contohnya Turki yang baru saja menyelesaikan pembanguan KA Cepat dari Istambul ke Ankara. Indonesia sudah saatnya memiliki KA Cepat. Wujudkan segera toh keputusan sudah diketok pemerintah.
Pembangunan KA Cepat Jakarta-Bandung memang belum dimasukkan dalam rencana induk perkeretaapian nasional (RIPN) karena RIPN dususun atas dasar APBN dari Kementerian Perhubungan. Sedangkan KA Cepat Jakarta-Bandung merupakan investasi swasta bermitra dengan konsorsium BUMN, Wijaya Karya sebagai ketua Konsorsium, PT. Jasa Marga, PTP VIII dan PT. KAI bergabung. Empat BUMN ini akan berkontribusi sesuai potensi, keahlian dan kemampuan dalam pembangunan KA Cepat Jakarta-Bandung.
Meskipun jarak Jakarta-Bandung tidak lebih dari 200 km, rencana KA Cepat Jakarta-Bandung sangat dinanti. Warga di kedua kota lebih banyak yang menyambut gembira dengan kehadiran KA Cepat. Pembangunan KA Cepat Jakarta-Bandung bukan sekedar mendekatkan dua kota penting di Jawa Barat dan Ibu Kota, namun akan memberikan efek domino bagi perkembangan perekonomian dan perkeretaapian di tanah air.
KA Cepat Jakarta-Bandung memang bukan proyeknya Kementerian Perhubungan. KA Cepat Jakarta-Bandung merupakan proyek KA swasta pertama pasca diundangkan Undang-undang Nomor. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian. Sejak lahir Undang-undang Nomor. 23 Tahun 2007 yang membolehkan KA swasta membangun infrastruktur perkeretaapian, belum ada swasta yang berani membangun kereta api di Indonesia. Ini kesempatan memberikan kepada swasta mewujudkan undang-undang yang kita buat.
Pada masa penjajahan Belanda negara kita memiliki jaringan kereta api terpanjang di Asia. Jalur-jalur itu mati pelan-pelan dan makin berkurang. Biarlah jalur mati dan pembangunan KA di luar Jawa dibangun oleh pemerintah, Kementerian Perhubungan dengan dana APBN karena itu kewajiban. Pemerintah pun segera merealisasikan KA di Papua, Kalimantan dan Sulawesi yang sudah mulai dikerjakan dari Ujungpandang ke Pare-pare. Sedangkan KA Cepat dibangun swasta, paralel saja agar pembangunan lebih cepat dan merata di seluruh tanah air.
Meskipun proyek tersebut melibatkan BUMN tidak berarti akan menggunakan dana APBN baik berupa penyertaan modal negara (PMN) maupun proyek penugasan. Artinya dana pembangunan KA Cepat murni investasi antar perusahaan, bukan dari APBN namun dari swasta luar negeri bermitra dengan konsorsium dalam negeri. Dengan demikian Kementerian Perhubungan bukan tidak terlibat dalam proyek tersebut. Selaku regulator, Kementerian Perhubungan akan memberikan perijinan, pengawasan, pembinaan, pengujian prasarana, sarana terkait dengan standar keselamatan, sesuai amanat undang-undang.
Proyek KA Cepat Jakarta-Bandung akan memberikan efek domino bagi sektor konstruksi, pariwisata, manufaktur, industri kreatif dan kuliner serta sektor ekonomi lainnya. Ketika dibangun jalan Tol Cipularang, pemilik mobil pribadi banyak yang pamer. Sarapan di Jakarta makan siang di Bandung atau sebaliknya. Dengan KA Cepat bisa makan pagi di Bandung makan siang juga bisa di Bandung. Betapa dahsyatnya efek KA Cepat dalam mendekatkan keluarga, soal makanan hingga urusan kantor. KA Cepat mendekatkan.
Efek bagi dunia konstruksi tentu pembangunan KA Cepat Jakarta-Bandung akan lebih banyak menggunakan produk lokal. Contohnya beton pra cetak dengan bahan baku semen, batu, pasir, kricak banyak tersedia didalam negeri. Hal ini akan menggerakkan industri lokal karena bahanya tersedia cukup. Bahan-bahan tersebut dapat diperoleh, diproduksi dan dikerjakan oleh PT. WIKA sebagai perusahaan konstruksi.
Bagi dunia pariwisata, KA Cepat Jakarta-Bandung akan menjadi daya tarik bgi warga Asean untuk mencicipi atau menikmati KA cepat yang terdekat dengan negaranya, terdekat dengan negara-negara anggota Asean. Bagi orang Indonesia, tentu mengantri untuk merasakan nikmatnya KA Cepat di negeri sendiri. Itu pasti. Semoga ada umur panjang untuk saya bisa menikmatinya.
Makin banyaknya wisatawan manca negara datang ke Indonesia tentu akan mendatangkan devisa, akan menggerakkan industri kuliner, industri kreatif. Sajian seni budaya di Kota kembang sebagai basis industri kreatif, kuliner dan seni budaya di Indonesia akan menyenangkan wisatawan. Bandung memiliki budaya wayang golek, angklung dan berbagai seni yang dapat dipertunjukkan ketika wisatawan tiba.