Lihat ke Halaman Asli

Akhmad Sujadi

Enterpreneur

Bercermin Diri di Gua Batu Cermin

Diperbarui: 17 Juni 2015   23:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14117135981714921055

[caption id="attachment_361840" align="aligncenter" width="640" caption="Dirut Pelni bersama wartawan di depan gua batu cermin (foto:sujadi)"][/caption]

Oleh; Akhmad Sujadi

Untuk mendalami obyek wisata bahari, rombongan Pelni yang dipimpin Dirut Sulistyo Wimbo Hardjito berkunjung ke Gua Batu Cermin, Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur.

Setelah sehari sebelumnya peserta Media Tour Pelni snorkeling di Ping Beach, hari keempat kami mengunjungi Gua Batu Cermin. Menurut penuturan Pemandu wisata Yohanes Roni, Gua Batu Cermin ditemukan sejak 1951 oleh Teodorus Verhoven dari Belanda

Gua Batu Cermin dibuka untuk pariwisata Wisata sejak tahun 1980. Waktu itu kondisnya masih sangat alami dan pengunjung akan kesulitan untuk akses masuk karena harus naik tebing, turun dan menyusuri batuan stalaktit yang runcing. Pengunjung harus menggunakan helm untuk pelindung kepala ketika menyusuri lorong dengan jalan jongkok.

Tahun 2003 Pemerintah Manggarai Barat mulai dirintis pemekaran dan tahun 2005 pemilihan Bupati. Namun saat masih berstatus masa peralihan, pemerintah Kabupaten Manggarai Barat terus berbenah. Sejak 2004 Gua Batu Cermin dilengkapi sarana akses untuk mempermudah masuk ke dalam gua.

Gua Batu Cermin dapat untuk bercermin para pengunjung ketika musim hujan, ketika kemarau air kering dan tidak dapat untuk bercermin. Namun bukan berarti ketik kemarau kita tanpa makna di Gua Cermin.

Gua Cermin yang gelap, mengharuskan para pengunjung harus membawa baterai atau senter untuk penerangan ketika menyusuri lorong-lorang gelap. Di dalam gua ada ruangan luas seperti aula, namun sangat gelap bila lampu senter dimatikan, saat itulah suasana hening.

Tak ada suara, tak ada cahaya. Seorang anggota menyampaikan kalimat-kalimat menyentuh hati, menyentuh rasa dalam keheningan. Kami ingat kubur yang gelap, sempit menghimpit. Di Gua memang gelap, tapi masih lapang dan bisa bernapas lega.

Gua Batu Cermin, Cermin Kebesaran Illahi. Ya Allah kau ciptakan alam ini indah, di langit, di darat, di dalam laut dan di dalam gua. Semua indah. Yang sering membuat tidak indah ulah manusia yang merusaknya. ###




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline