Lihat ke Halaman Asli

Akhmad Sujadi

Enterpreneur

Kemana Penghuni Eks Bongkaran Tanah Abang dan Kota Intan

Diperbarui: 17 Juni 2015   23:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14114783851944201117

[caption id="attachment_361122" align="aligncenter" width="448" caption="dengan penuh kesadaran, warga membongkar sendiri bangunannya di daerah Kota Intan Penjaringan Jakarta Utara (foto:Yos Asmat)"][/caption]

Oleh; Akhmad Sujadi

Matahari sudah menyengat panas. Nardi (bukan nama sebenarnya) bergegas memasukkan barang-barangnya ke dalam Truk Colt Diesel bercat kuning. Nardi bertekad pulang kampung setelah tempat mereka mencari nafkah ditertibkan dan tidak bisa lagi berjualan di lokasi pinggir rel karena KAI, Ditjen KA dan Pemprov DKI mulai menata kawasan pinggir rel.

Pria 46 tahun itu sudah 20 tahun tinggal di Kompleks prostitusi Kota Intan Penjaringan Jakarta Utara. Tidak hanya Nardi yang bertekad pulang kampung, ada pula Agus (bukan nama sebenarnya) yang memiliki kios minuman beralkohol juga mantap pulang ke Purbalingga, Jawa Tengah.

Agus akan pulang Kamis (25/9). Ia telah memesan truk balen agar harganya miring. Dengan truk balen dari Jawa Tengah yang membawa sayuran ke Jakarta, ia akan membawa bekas bangunan, tape dan peralatan elektronik lainya untuk dimanfaatkan di Kampung halaman.

[caption id="attachment_361127" align="aligncenter" width="300" caption="pemilik warung di Kota Intan Penjaringan Jakarta Utara mengangkut barang-barang  untuk pulang kampung (foto:sujadi)"]

1411479479569516931

[/caption]

Ia mengaku sudah sadar dan bosan hidup di pinggir rel. Meskipun pendapatannya tinggi, namun ia tidak tenang. Minuman alkohol yang ia jual merupakan barang haram menurut agama yang dianutnya, Islam. Karena itu ia bertkekad mencari usaha yang halal.

"Saya pulangnya Kamis (25/9) karena truk yang membawa barang-barang ini datang Kamis lusa. Saya sudah bertekad untuk usaha yang halal," katanya mantap sambil menunjukkan setumpuk kayu, speaker dan salon yang biasa digunakan untuk dugem dengan khas dangdut.

Para penghuni pinggir rel Kota Intan ketakutan ketika beberapa minggu yang lalu melihat gerbong datar membawa puing-puing bekas bongkaran di Tanahabang. Mereka khawatir rumahnya dibongkar paksa seperti mereka lihat di televi dan barang-barangnya hancur.

Melihat tayangan di TV yang pembongkarannya menurut dia mengerikan, maka ketika Direktorat Jenderal Perkeretaapian akan melakukan sterilisasi dengan pemagaran, mereka cukup diberi tahu secara lisan, mereka membongkar sendiri bangunannya.

Sambil mereka membongkar, pekerjaan pemagaran dan peninggian jembatan jalan mengikuti, sehingga keyakinan mereka tidak dapat kembali beraktivitas di lokasi kawasan pinggir rel Royal, Kota Intan disadari betul.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline