Lihat ke Halaman Asli

Pelatihan Pendidikan Keuangan Angkatan II

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image

[caption id="" align="aligncenter" width="288" caption="Suasana Pelatihan Keuangan untuk Perempuan Matang, Angkatan II di Penjaringan, Jakarta Utara"][/caption]

Setelah menyelesaikan Angkatan I, Pelatihan Pendidikan Keuangan untuk Perempuan Matang, di 6 Kabupaten pada 6 propinsi, maka Asosiasi PPSW (Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita) kembali menyelenggarakan Pelatihan Angkatan II. Untuk wilayah Jakakarta dimulai pada 18 September 2012. Peserta pelatihan ini adalah perempuan matang yang berusia 40 tahun keatas. Sebanyak 380 orang perempuan matang di 6 propinsi akan mengikut pelatihan Angkatan II ini.

Dari pantuan penulis saat mengikuti pelatiha di Penjaringan, Jakarta Utara yang difasilitasi oleh Wirda Arwin Simatupang dari PPSW Jakarta, para peserta merasa antusias mengikuti Sesi I pada modul I, yaitu tentang Gambaran dan Diagnosis Keuangan. Pada sesi ini peserta diharapkan  Mengerti pentingnya perencanaan keuangan untuk hari tua, Menghargai bagaimana program ini bisa membantu peserta, serta Mengukur tingkat pengetahuan dan kemampuan keuangan peserta.

Selanjutnya Fasilitator memulai dengan membicarakan bahwa tujuan dari program ini adalah untuk mendampingi peserta membuat perencanaan keuangan yang bisa membimbing mereka untuk:

1.Mengelola uang

2.Menyimpan uang

3.Membelanjakan uang

4.Menginvestasikan uang

5.Menikmati uang di masa tua

Fasilitator membawa peserta ke struktur sesi dan menjelaskan bahwa setiap sesi latihan dimulai dengan icebreaking untuk membantu mereka merasa nyaman dan mulai berpikir tentang topik sesi hari ini. Tiga bagian berikut ini disebut: 'lihat'; 'nilai' dan 'lakukan', yang bearti:

1. Lihat berarti mengumpulkan informasi mengenai topik pelatihan;

2. Nilai berarti menilai prinsip, nilai-nilai dan wawasan yang mendasar topik pelatihan; dan

3. Lakukan berarti melakukan sesuatu pada tingkat personal untuk mempraktekkan hal yang baru dipelajari.

Fasilitator kemudian menjelaskan bahwa ‘kekayaan’ dapat diukur dengan berbagai macam cara. Di beberapa kelompok masyarakat, kekayaan dapat dilihat dari berapa jumlah sapi yang dimiliki oleh seseorang atau seberapa besar peternakan yang mereka miliki.

Pada umumnya ‘kekayaan’ diartikan sebagai seberapa banyak uang yang dimiliki oleh seseorang:

Uang dapat ditemukan dalam berbagai macam bentuk: koin, uang kertas, bahkan kartu plastik. Nilai uang bukan ditentukan oleh bahan pembuatnya, atau nilai numerik dari uang tersebut, tapi dari nilai yang ditentukan oleh sekelompok masyarakat.

Hal tersebut yang mendasari mengapa kita memiliki berbagai macam mata uang dan beberapa mata uang lebih besar dibandingkan mata uang yang lainnya. Bahkan ada peribahasa yang mengatakan bahwa: “Semakin kuat kondisi ekonomi, semakin kuat nilai mata uangnya”. Hal ini menjelaskan mengapa ketika kondisi ekonomi melemah, nilai mata uang menurun terhadap mata uang yang lebih kuat.

Manusia bekerja untuk uang; Manusia beradu pendapat demi uang, Manusia bisa melakukan kejahatan demi uang. Tapi manusia bekerja keras demi uang. Mereka menikah dan membangun rumah dengan uang, begitupun juga mereka memberi makan dan menyekolahkan anak dengan uang. Mereka bisa membantu orang lain melalui zakat. Masyarakat modern akan sulit jika hidup tanpa uang. Jika anda ingin berpikir bahwa uang adalah sesuatu, maka bayangkanlah uang seperti oli yang tetap menjaga agar mesin kehidupan manusia berjalan dengan baik.

Uang sangat penting bagi manusia, hal ini dilakukan untuk memberikan rasionalisasi dalam mempelajari langkah-langkah yang tepat dalam mengelola uang serta membuat keputusan yang tepat dalam penggunaan uang. Inilah salah satu alasan mengapa kita perlu mendapatkan program pendidikan keuangan bagi perempuan matang.

Setiap hari, peserta yang berjumlah 30 orang per kelas ini, akan mempelajari 1 sesi. Masing-masing modul terdiri dari 4 sesi. Satu sesi terdiri dari 2 jam (120 menit) yang dibagi menjadi 3 sekuel yaitu Melihat, Menilai dan Melakukan. Untuk menyelesaikan Modul 1 sampai Modul 6 seluruh peserta harus mengikuti 24 kali pertemuan atau 48 jam pelatihan. Persyaratan untuk dapat mengikuti wisuda bagi peserta pelatihan antara lain tingkat kehadiran minimal 65% dan telah membuat perencanaan keuangan sebagai bekal hari tua yang lebih baik.

Seluruh proses belajar dilakukan secara partisipatif agar peserta dapat terlibat aktif selama proses belajar dan menggunakan metode pendidikan orang dewasa seperti permainan, kuis, gambar dan bercerita.

Pelatihan ini Angkatan II ini, selain di Jakarta juka diadakan di Pandeglang, Cianjur, Aceh, Riau dan Pontianak, masing-masing wilayah terdiri dua kelas, masing-masing kelas 30 orang perempuan berusia 40 tahun keatas. (shd)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline