Lihat ke Halaman Asli

Euis Novianti

Life Must Goes On

Pamungkas, Derita Mahasiswa Online

Diperbarui: 30 Juni 2021   20:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : indoprogress.com

Mahasiswa angkatan 20 sangat patut diberi sebuah apresiasi. Kenapa tidak? Yap betul sekali angkatan 20 merupakan angkatan pertama yang melangsungkan perkuliahan secara daring. Tentunya hal ini tidak mudah bagi kita sebagai angkata 20.

Ketika saatnya mengenal lingkungan baru, kita malah dihadapkan dengan sebuah ketidakpastian dari pembelajaran. Capek? Tentu saja, mahasiswa angkatan 20 adalah mahasiswa pertama yang melaksanakan pembelajaran dengan sistem baru. Tak hanya mahasiswa baru saja, tentunya mahasiswa yang akan melaksanakan kelulusan juga demikian.

Sadar tidak sadar, sebenarnya dari apa yang saya amati setiap kali ada wacana pembelajaran tatap muka kasus covid 19 pasti naik. Entahlah mungkin itu hanya kebetulan semata.

Dengan berakhirnya semester genap ini, dipastikan bahwasannya sudah hampir setahun mahasiswa angkatan 20 tidak merasakan perkuliahan langsung di kampus. Ketika suatu saat nanti pembelajaran tatap muka, tentunya angkatan 20 akan merasa asing di kampus.

Contohnya ada sebuah kejadian dimana adek kelas saya yang ingin masuk ke kampus saya menanyakan dimana tepatnya gedung fakultas saya. Dengan santainya saya menjawab " di Barat ". Padahal saya sendiri tidak tahu Barat yang dimaksud di bagian mana.

Situasi sulit ini tentunya tidak hanya di rasakan oleh mashasiswa saja, dosen dan seluruh staf pengajar juga pasti mengalami kesulitan yang sama. Apalagi bagi dosen yang mengalami ketertinggalan dalam bidang IT.

Semester genap ini memberikan saya pengetahuan dan pengalaman baru, terlebih lagi saya ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada Dosen dan seluruh dewan pengajar di kampus saya tercinta dan seluruh kampus di Negeri ini.

Berkat mereka, saya bisa setidaknya memanfaatkan waktu saya selain rebahan dan scrol tik tok. Jika tidak dipaksa dengan berbagai tugas mungkin saya masih tidak produktif sampai sekarang.

Terakhir, saya mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada Dosen mata kuliah Jurnalistik, bapak Alip yang selalu memberikan saya motivasi untuk menulis. Berkat beliau pula saya bisa kenal kompasiana. Semoga kedepannya menulis bisa tetap menjadi hobi saya. Saya juga memohon maaf yang sebesar-besarnya bila pernah bertindak yang tidak sepantasnya atau hal lain. Sekali lagi terimakasih Pak Alip




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline