Lihat ke Halaman Asli

Suherman Juhari

Kalau Bukan Kita Siapa lagi?Kalau Bukan Sekarang Kapan Lagi ?

Renungan bersama Para Lelaki Muslim

Diperbarui: 4 Agustus 2019   22:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona


Kepada seluruh manusia yang berjenis kelamin laki-laki di manapun engkau berada spesifik  yang mengaku agamanya Islam. Ini adalah tulisan tentang kita. Tentang pilihan kita yang sering tidak patuh terhadap perintah.

Bagaimana ketika tiba masa dimana seluruh manusia meronta-ronta meminta kembali dihidupkan lagi ke dunia untuk memperbaiki sejarah hidupnya ? Ketika masa itu telah tiba maka apa yang akan kita argumentasikan dihadapan hakim seluruh alam ? Apa yang akan kita banggakan dari seonggok daging berbentuk manusia di hari kemudian ?

Ketika kita hidup di dunia kecenderungan kita justru mengabaikan panggilan muadzin di masjid-masjid, kita mendengarnya dengan sadar dengan telinga yang sehat sedang kita pura-pura sibuk dengan alasan kita  yang begitu banyak agar tidak sholat dengan tepat. Apakah masjid begitu berjarak sehingga tiada niat untuk merangkak sedikitpun untuk menyetuh lantainya yang begitu halus? Begitu lembut? Begitu teduh dan sejuk ?

Apakah jarak masjid  dari tempat tinggal kita terlalu jauh sehingga tiada hati tergerak untuk menuju kesana ? Apakah iman kita kalah oleh jarak ? Atau justru kitalah yang sengaja mempelemah iman kita dengan berdalil "saya capek", "masjid jauh", "saya mau dirumah saja", "saya belum cukup shalih untuk sholat di masjid".

Rasanya begitu malu bercampur pilu apabila melirik kisah sahabat kita di Palestina yang ingin ibadah di masjid AL-Aqsa saja mereka harus berhadapan dengan para tentara bej*d negara sebelah. Rasanya begitu malu dan rendah ketika mengingat kisah Muslim tua buta yang memasang tali dari rumahnya menuju masjid karena saking cinta dan taatnya kepada perintah Allah.

Rasanya malu dan benar-benar malu ketika membayangkan bagaimana mereka para setan bertepuk tangan atas keberhasilan mereka membuat kita menjadi malas beribadah "KE MASJID".

Jangankan sholat ke masjid, kita untuk sholat sendiri saja masih sering ditunda, sering nyari alasan untuk sholatnya di akhir waktu saja dan alasan-alasan perontok keimanan lainnya. Apakah kita tidak takut ?

Kenapa dalam Alqur'an Allah mengatakan dirikanlah Sholat dulu lalu tunaikanlah Zakat? Karena amalan yang akan pertama kali dihisab di masa itu (Yaumul Hisab) adalah sholat. Apabila sholat kita telah baik maka selamat pula kita kelak, apabila sholat kita buruk maka kita akan terciduk dan masuk kedalam bara api yang teramat panas. 

Ketahuilah bahwa yang melaksanakan sholat di masjid saja itu belum tentu sholatnya telah baik apalagi yang SENGAJA untuk sholat sendiri dan GAK di MASJID pula ? dengan alasan "ah masjid terlalu jauh", "Ah ini, ah itu...Ah aku belum pantas". Sampai kapan kita mau membiarkan masjid itu kosong? Sampai kapan kita mau menjadi penganut agama tapi tidak mau join sama perintah-perintah yang udah sejak dulu ada?

Miris sekali ketika melihat kondisi kita yang kian hari semakin mencintai kesibukan dunia, sehingga adzan tiba kita pura-pura tuli agar sholatnya biar saja nanti. Apa gerangan penghambat kita untuk menginjak masjid wahai cucu adam ? apakah karena kita merasa terlalu najis untuk beribadah, tidak layak untuk meminta berkah ? Apakah kita sudah lupa bahwa Allah Maha Pemaaf, Allah Maha melihat, Allah maha mengetahui?

Kita menunggu apa agar bisa melaksanakan sholat tepat waktu ? agar bisa melaksanakan sholat itu di rumah Allah yang disebut masjid,  kita menunggu apa ?Apakah kita menanti esok datangnya hidayah ? Bagaimana jika malam ini kita kedatangan pencabut nyawa ? sudah siapkah kita ikut bersamanya ?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline