Lihat ke Halaman Asli

suherman agustinus

Dum Spiro Spero

Demo Mahasiswa: Tulus atau Politis

Diperbarui: 28 April 2022   00:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Pikiranrakyat.com

"Kamu yang disebut-sebut sebagai siswa tingkat tinggi memiliki peran sebagai pengawal nilai-nilai masyarakat yang kebenarannya mutlak, yaitu menjunjung tinggi kejujuran, keadilan, gotong royong, integritas, empati dan kualitas yang dibutuhkan dalam kehidupan di masyarakat lain." (Guardian of Value).

Mahasiswa berdasarkan kutipan di atas, memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dikatakan penting karena mahasiswa memiliki pengetahuan yang mumpuni dalam bidang-bidang tertentu.

Dikatakan penting karena mahasiswa memiliki pemahaman yang luas tentang fenomena-fenomena sosial, ekonomi dan politik yang terjadi di masyarakat. Jadi, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa mahasiswa adalah penggerak perubahan (agent of change).

Sebagai penggerak perubahan, mahasiswa mestinya tidak mudah puas dengan mendapatkan niliai-nilai maksimal di bangku kuliah. Sebab, nilai-nilai tersebut tak menjamin bahwa kehidupan mereka akan jauh lebih baik dan lebih sukses ketimbang masyarakat yang tak pernah sama sekali menikmati masa-masa indah di ruang kuliah.

Namun, yang lebih penting adalah bagaimana mahasiswa mengimplementasikan ilmu-ilmu yang didapatkan di kampus, dalam kehidupan konkrit dan bagaimana mereka membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik, melalui imajinasi, kreativitas-kreativitas, dan suara-suara kritis yang mereka utarakan dikala mereka berdemonstrasi di ruang- ruang publik.

Sejarah demo mahasiswa

Bila dilihat dari historinya, demonstrasi mahasiswa sudah terjadi sejak lama. Tahun 1966 misalnya, mahasiswa melakukan aksi turun ke jalan dan melakukan demonstrasi di Gedung Sekertariat Negara dengan tiga tuntutan utama, yakni menuntut pemerintah untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI), perombakan Kabinet Dwikora dan penurunan harga sembako yang memang pada saat itu harganya sangat mahal.

Selanjutnya, demonstrasi besar-besaran yang tercatat dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia, yakni tahun 1998 di era pemerintahan Soeharto. Pada masa itu, para mahasiswa dari berbagai kampus berdemonstrasi di Kompleks Parlemen Republik Indonesia dan gedung-gedung Dewan Perwakilan Rakyat dan beberapa tempat strategis lainnya. 

Demonstrasi tersebut diwarnai oleh berbagai tindakan anarkis dan bahkan berujung pada tewasnya ke-4 mahasiswa Trisakti dan puluhan mahasiswa lainnya mengalami luka-luka. Tujuan utamanya adalah menurunkan Soeharto dari tahta pemerintahannya.

Dalam perkembangannya, demonstrasi menjadi habitus yang baik sehingga diteruskan hingga saat ini. Pembaca tentu tahu bahwa di era pemerintahan Jokowi, demonstrasi mahasiswa sudah sering terjadi dengan berbagai macam motif dan tujuannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline