Lihat ke Halaman Asli

suherman agustinus

Dum Spiro Spero

Sesungguhnya Kemerdekaan Itu Milik Siapa?

Diperbarui: 8 Agustus 2020   01:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesiaku, kemerdekaan milik siapa? (Sumber: republika.co.id/Muhammad Adimaja)

Sebentar lagi kita akan merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Negara Kesatuan Repoblik Indonesia (NKRI) yang ke-75. 

Kita lihat, umbul-umbul, hiasan-hiasan dan bendera merah putih mulai terpasang di mana-mana dan bahkan terpajang pada gang-gang sempit di Ibu kota negara, Jakarta. Pertanda bahwa masyarakat sangat antusias menyambut HUT NKRI tahun ini.

Perayaan ulang tahun kemerdekaan kali ini tentu saja berbeda dengan perayaan ulang tahun kemerdekaan di tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun sebelumnya, upacara bendera dilakukan di daerah masing-masing dan melibatkan banyak orang. Sementara, kali ini upacara bendera disiarkan secara live streaming dan melibatkan orang-orang tertentu saja.

Aneka kegiatan dan perlombaan seperti: lomba makan krupuk, lomba panjat pinang, lomba lari karung, lomba tarik tambang dan jenis lomba lainnya yang seringkali dilaksanakan setiap kali HUT-RI terpaksa ditiadakan. 

Mengingat, COVID-19 masih merebak dan mengancam keselematan masyarakat. Apalagi, Jakarta masih berzona merah. Tentu saja sangat beresiko kalau perlombaan tersebut tetap diadakan, iya kan?

Antusiasme dan suka cita masyarakat dalam menyambut hari kemerdekaan tersebut merupakan hal yang sangat baik. Sebab, penderitaan dan penjajahan seperti yang dialami masyarakat ketika dijajah oleh Jepang dan Belanda, tak lagi dirasakan. Kini, masyarakat sudah merdeka dari segala bentuk penjajahan. Merdeka dari sistem kerja Rodi dan Romusha yang sungguh menyiksa itu.

Namun, apakah masyarakat sungguh merdeka?

Saya kira, kita semua sepakat bahwa hingga saat ini masih banyak masyarakat yang belum merasakan kemerdekaan itu. Dulu, sebelum merdeka tahun 1945, masyarakat menderita karena dijajah oleh Jepang dan Belanda. 

Namun kini, masyarakat menderita karena dijajah oleh orang-orang yang kuat secara ekonomi dan juga karena ketidakpedulian pemerintah. Pemerintah seringkali tidak berpihak pada masyarakat.

Faktanya, ribuan dan bahkan jutaan rakyat yang masih melarat dan kesulitan untuk mendapatkan makanan. Baik masyarakat yang berada di pedesaan maupun yang ada di perkotaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline