Setiap kali saya melangkah ke masjid untuk melaksanakan ibadah sholat, ada satu fenomena yang selalu menggugah rasa. Anak-anak yang berlarian, berteriak, dan bermain di dalam masjid, menjadikan suasana yang seharusnya khusyuk dan tenang menjadi terganggu. Tentu saja, tidak ada yang melarang anak-anak bermain di masjid. dan bukan dalam rangka membenci anak-anak yang ada di masjid tapi Masalah muncul ketika anak-anak ini tidak mendapatkan bimbingan yang tepat dari orang tuanya, terutama dari ayah mereka. Lalu, apa yang sebenarnya terjadi di balik keributan ini?
Anak-Anak yang Terlantar di Masjid
Seringkali kita melihat anak-anak sholat di masjid, namun ironisnya banyak orang tua, terutama ayah, yang memilih sholat di rumah. Ketika seorang ayah tidak hadir di masjid, siapa yang akan membimbing anaknya? Siapa yang akan mengarahkan anak untuk menjaga ketenangan dan menghormati tempat ibadah? Tanpa pengawasan langsung, anak-anak ini tidak tahu harus berbuat apa. Mereka tidak diberi contoh yang baik dan justru kehilangan kesempatan untuk belajar adab ibadah dengan benar.
Sebagai contoh, anak yang datang ke masjid untuk sholat seharusnya tidak hanya diperkenalkan pada ritual ibadahnya saja. Mereka perlu dibimbing dalam adab-adab yang harus dijaga di masjid, seperti berbicara dengan suara pelan, tidak berlarian, dan menghormati jamaah yang sedang beribadah. Namun, ketika ayah tidak ada, maka anak-anak ini kehilangan sosok yang bisa memberikan arahan tersebut.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Menjadi Teladan dalam Menghadapi Anak-Anak di Masjid
Tentu, tidak ada yang lebih pantas menjadi teladan dalam hal ini selain Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Beliau sendiri menunjukkan bagaimana seharusnya menghadapi anak-anak yang berada di masjid. Dalam hadis yang diriwayatkan, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tidak pernah melarang anak-anak untuk bermain di masjid, selama mereka tidak mengganggu ibadah jamaah lainnya. Sebagai contoh, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah menggendong cucunya, Umamah binti Abi al-'Ash, ketika beliau sedang melaksanakan sholat. Saat beliau sujud, beliau menurunkan cucunya dengan hati-hati, memastikan tidak ada gangguan bagi kekhusyukan ibadah.
Ini adalah contoh betapa pentingnya peran orang tua dalam mendidik anak-anak di masjid. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bukan hanya mengajarkan ibadah, tetapi juga menanamkan nilai-nilai adab di tempat ibadah. Beliau menunjukkan bahwa anak-anak bisa berada di masjid dengan aman dan penuh penghormatan selama mereka diajarkan dengan benar.
Tanggung Jawab Orang Tua dalam Membimbing Anak-Anak di Masjid
Tidak bisa dipungkiri, orang tua memiliki peran yang sangat besar dalam membimbing anak-anak mereka, terutama di masjid. Jika seorang ayah tidak sholat di masjid, bagaimana anaknya bisa belajar mengenai pentingnya ketenangan dalam ibadah? Bagaimana anak-anak dapat belajar untuk menghormati masjid sebagai tempat yang suci dan penuh berkah? Tanpa adanya bimbingan langsung, anak-anak ini akan merasa bebas dan tanpa arahan.
Ingat, jika seorang laki-laki sholat di rumah, tanpa ada uzur syari, berarti dia bukan laki-laki sholeh, tapi laki-laki sholehah! hehe, Ya, karena sholat seorang perempuan sebaiknya di rumah, bukan di masjid. Tapi bagi laki-laki, sholat berjamaah di masjid adalah kewajiban. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bahkan sampai hampir membakar rumah seseorang yang tidak datang untuk sholat berjamaah. "Aku hampir memerintahkan seseorang untuk menjadi imam, lalu aku pergi membakar rumah-rumah orang yang tidak datang untuk sholat berjamaah." (HR. Bukhari dan Muslim).