Lihat ke Halaman Asli

Suherman

Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

Rupiah Menguat, Dollar Terombang-ambing: Krisis atau Kesempatan?

Diperbarui: 2 Februari 2025   11:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Uang Dollar (Sumber: https://unsplash.com/@kenziem)

Ekonomi Indonesia baru-baru ini menghadapi gelombang yang tak terduga---rupiah menguat melawan dolar AS, meskipun tantangan global semakin berat. Ini adalah waktu yang krusial. Apakah kita sedang menyaksikan sebuah stabilitas yang membangun atau hanya ilusi sementara di tengah badai krisis global yang semakin mendalam?

Mata uang yang kuat sering kali dilihat sebagai indikator kesehatan ekonomi, namun apa yang terjadi jika kekuatan itu justru menjadi bumerang? Dolar AS, yang sebelumnya menjadi raja dalam perdagangan global, kini tampaknya mulai goyah di hadapan fluktuasi mata uang negara-negara berkembang, termasuk rupiah. Di balik ini, ada banyak pertanyaan yang muncul: Apa yang akan terjadi jika Indonesia semakin bergantung pada mata uang yang begitu volatile? Bagaimana Indonesia bisa memanfaatkan momentum ini untuk membangun ketahanan ekonomi, atau justru terjebak dalam gejolak yang lebih besar?

Sejak beberapa waktu lalu, Bank Indonesia (BI) melaporkan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Mengingat fluktuasi yang sedang terjadi di pasar mata uang global, langkah ini patut dicatat sebagai hal positif. Namun, apakah ini pertanda bahwa ekonomi kita benar-benar sehat? Tidak dapat disangkal bahwa volatilitas dolar AS yang tidak menentu membawa ketidakpastian global. Negara-negara seperti Meksiko dan Korea Selatan juga merasakan dampak dari perubahan ini, dan tak sedikit yang khawatir akan ketidakstabilan pasar di masa depan.

Namun, kita tidak bisa menutup mata terhadap risiko yang datang bersamaan dengan kekuatan mata uang. Ketika nilai rupiah menguat, sektor ekspor kita bisa tertekan, karena barang-barang kita menjadi lebih mahal bagi negara lain. Di sisi lain, tekanan terhadap pasar valuta asing juga semakin besar, mengingat bahwa Indonesia sangat bergantung pada impor bahan baku.

Apa yang bisa dilakukan? Bank Indonesia memang telah berusaha mengatasi dampak ini dengan menggunakan lelang swap valuta asing---sebuah langkah yang tak biasa dalam lima tahun terakhir. Namun, kita harus bertanya, apakah solusi seperti ini akan bertahan dalam jangka panjang? Jangan sampai kita terjebak dalam ketergantungan pada kebijakan yang tidak berkelanjutan.

Di sinilah kita harus cerdas. Indonesia harus mulai memikirkan bagaimana untuk mengurangi ketergantungannya pada dolar AS. Mengapa tidak mulai melirik digitalisasi dalam sistem pembayaran dan mata uang? Mengapa tidak memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh mata uang digital, seperti Bitcoin, yang sedang digadang-gadang untuk menjadi 'emas digital' yang lebih stabil? Ini bukan hal yang mustahil, mengingat inisiatif beberapa negara bagian di AS, seperti Arizona dan Utah, yang kini sedang dalam proses untuk menjadikan Bitcoin sebagai cadangan strategis.

Tapi, ini bukan hanya soal teknologi atau kebijakan jangka pendek. Ini soal menciptakan ketahanan jangka panjang. Indonesia harus berani mengambil langkah lebih berani dan mulai mendiversifikasi ekonomi secara serius---dengan memanfaatkan kekuatan digital dan teknologi blockchain yang bisa menawarkan stabilitas dan peluang pertumbuhan ekonomi baru. Kita tidak boleh hanya menunggu pasar yang terus bergejolak, tetapi harus mengubah cara kita beradaptasi dengan ekonomi global yang semakin cepat berubah.

Krisis global dan ketidakpastian pasar mata uang dunia seharusnya menjadi pelajaran bagi kita semua: kita harus bergerak dengan hati-hati, namun dengan visi yang jelas. Apakah kita siap untuk menghadapinya atau akan terjebak dalam permainan yang tidak menguntungkan? Yang pasti, waktu tidak akan pernah menunggu kita.

Sekaranglah saatnya untuk berinovasi, mengevaluasi kembali sistem yang sudah ada, dan melihat masa depan dengan cara yang berbeda. Jangan sampai Indonesia terlambat dalam mengantisipasi pergeseran besar yang akan datang dalam ekonomi global.

Rupiah menguat, dolar terombang-ambing---ini saatnya Indonesia merancang masa depan yang lebih kuat dan mandiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline