Tulisan ini saya buat dengan tujuan untuk mendeskripsikan mengenai Rasio Manusia dalam Narasi-narasi Postmodern, dimana kita akan membahas suatu isme yang sedang hangat diperbicarakan dalam beberapa tahun kebelakang ini yaitu Postmodernisme dimana paham ini adalah pemahaman Deskontruksi dari pemahaman-pemahaman sebelumnya, baik melalui narasi-narasi filsafat, maupun diluar filsafat seperti tata kota dan arsitektur, jender, sosial-politik, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan sosial-budaya melalui kacamata Rasio Manusia.
Untuk memahim lebih mudah Postmoderenisme disini saya mengontraskan Isme ini dengan lawan sejrah dan nuansa berpikirnya yakni modernisme. Mengkontraskan kedua "Isme"tersebut dipandang sangat perlu karena posmodernisme, dalam banyak hal, bisa dikatakan sebagai reaksi dan kritik terhadap moderenisme itu sendiri.
Dengan demikian kita dapat mengetahui apa yang membuat suatu "Isme" direaksikan (Modernisme) akan membantu kita untuk memahami dengan lebih baik "siapa"atau "apa"yang bereaksi(Postmodernisme). Pengertian Rasio Manusia Rasio adalah kemampuan manusia yang bertumpu pada akal, menolak sesuatu yang tidak masuk dalam perhitungan akali (logika).-Soewardi (1999: 275) mengemukan ilmu rasio atau nomotetika berlandaskan hukum-hukum sebab-akibat (kausalitas).
Kausalitas adalah keperilakukan jagat raya dan juga keperilakuan manusa. Kausalitas juga bisa disebut sebagai sunnatulllah, ketetepan tuhan sebgaimana telahh dijelmakan di jagat raya. Salah satu ciri atau sifat manusia adalah keingintahuannya terhadap apa yang diperoleh oleh panca indra, terutama indra penglihatan. Oleh karena itu manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, yang memiliki pontensi mengelolah akalnya (Rasio) dalam merumuskan suatu ilmu pengetahuan..
Dalam perkembangannya Rasio selalu mendominasi dalam perkembangan pengetahuan sains. Pengetahuan sains merupakan suatu hal yang rasional dan empiris. Sesuatu dapat dikatakan rasional apabila dapat diterima oleh akal pemikiran manusia yang didasari oleh Rasio. Corak berpikir yang dipengaruhi oleh unsur-unsur logis seperti ini didalam filsafatdikenal sebagai rasionalisme. Aliran yang memandang bahwa rasio sebagai suatu potensi akal menjadi sumber ebenaran yang mengatur manusia dan alam.
Jadi, sesuatu yang masuk akal (logis) dianggap benar dan sesuatu yang diluar dari akal (tidak logis) dianggap tidak benar (salah). Perkembangan ilmu yang didominasi oleh rasio dikenal dalam ilmu di Barat (modern). Ilmu yang memisahkan diri dari rasa (naluri).
Pernyataan ini sejalan dengan pendapat Soewandi (1999:257) : " Ilmu barat atau modern hanya mengakui rasio yang menghasilkan ilmu nomotetikal, Ilmu normative dianggap tidak boleh mencampuri ilmu Nomotetikal. Inilah yang oleh Weber disebut etis netral. Bila keduanya itu bercampur (confused), simpulan yang ditarik akan kabur. Ilmu nomotetikal adalah ilmu yang "lugas-formal".
Pengertian Modernisme Moderenisme ialaha suatu konsep yang berhubungan dengan hubungan manuisa dengan lingkungan sekitarnya pada zaman modern. Konsep modernism ini meliputi banyak bidang ilmu (termasuk seni dan sastra) dab setiap bidang ilmu memiliki perdebatan mengenai apa itu modernism. Walapun demikian, modernism pada umumnya dapat dilihat sebagai reaksi individu ataupu kelompok terhadap dunia modern.
Moderenisme secara etimologi berasal dari kata modern, muncul dari kata modernus yang memiliki arti sekarang. Merupakan tatacara hubungan manusia dengan lingkungan sekitarnya menutut Hassan Hanafi, tulang punggung Moderenisme ialaha Rasionalisme, kebebasan Demokrasi, Pencerahan/Renesance, dan Humanisme.
Modernisme merupakan suatu periode yang mengafirmasi keeksistensian manusia, berdasarkan logika yang bersumber pada daya nalar pemikiran, sikap dan cara berpikir yang sesuaikan dengan tuntunn zaman. Mencapai kebenaran pengetahuan dalam kehidupan peradaban modern, sehingga mempengaruhi tingka intelektualan yang paling tinggi.
Modernisme adalah sebuah kecenderungan berpikir bahwa manusia memiliki kekuatan untuk membuat, meningkatkan dan membentuk kembali lingkungan dengan bantuan ilmu pengetahuan, teknologi dan percobaan praktis. Modernisme sendiri lahir pada abad ke 19 dan awal abad ke 20, paham ini mencakup gerakan reformasi dalam seni, bacaan, musik, arsitektur, dan seni terapam. Gerakan ini juga ditandai dengan usaha pelibatan ilmu pengetahuan dan teknolhi kedalam setiap aspek kehidupan.