Lihat ke Halaman Asli

Perjalanan Anak Mondok di Tebu Ireng

Diperbarui: 4 April 2017   18:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Jauh sebelum dilakukan UN untuk tingkat SMP/Tsanawiyah anak saya meminta kepada saya untuk pindah pondokan jika dia lulus ujian. Awalnya anak saya berada di sebuah pesantren yang berlokasi di daerah Jakarta Barat, dan sekarang dia minta untuk pindah ke Jawa Timur. Sebagai orang tua yang "baik" saya mencoba untuk memenuhi keinginannya tersebut, walaupun sang ibu mencoba untuk membujuk anak agar tidak pindah ke daerah yang jauh dari rumah. Agar kami dapat mengunjungi anak sewaktu-waktu karena jarak antara pesantren dan rumah tidak terlalu jauh. Akan tetapi keinginan anak cukup kuat sehingga dia tidak "mendengarkan" keinginan ibunya.

Untuk memenuhi keinginan anak saya, saya mencoba mencari informasi mengenai proses pendaftaran di pesantren yang dituju. Setelah didapatkan informasi mengenai prosedur pendaftaran maka saya dan anak mencoba untuk mengikuti test masuk gelombang pertama setelah bertanya-tanya kepada pihak sekolah. Akan tetapi setelah semua siap mulai dari tiket dan lain-lain saya dan anak saya tidak jadi berangkat untuk melakukan test pada gelombang pertama dikarenakan pada saat keberangkatan kondisi kesehatan saya tidak baik. Alhamdulillah anak saya mengerti dengan keadaan saya dan dengan besar hati dia bilang lebih baik ditunda jika kesehatan ayah tidak baik. Pada saat tersebut saya menjanjikan untuk mencoba pada test gelombang kedua.

Alhamdulillah atas izin Allah semua proses pendaftaran dan lain-lain untuk gelombang kedua sangat dipermudah. Mulai dari pengisian form pendaftaran yang dibantu oleh pihak sekolah dan pertanyaan-pertanyaan lainnya bisa dibantu oleh pihak sekolah walaupun saya hanya melakukan pembicaraan melalui telepon.

Satu hari sebelum test penerimaan santri baru saya dan anak saya tiba di pondok pesantren. Kami diterima dengan baik oleh pengurus pondok. Kami ditempatkan diruang tamu tempat para tamu yang umumnya pendaftar calon santri baru dan orang tua santri yang berkunjung bisa menginap. Diruangan tersebut ternyata sudah banyak orang tua calon santri yang sudah datang mulai dari seminggu sebelum hari ujian, karena mereka khawatir jika anaknya tidak dapat mengikuti test masuk. Awalnya saya menyangka sebagai orang yang terjauh yang akan mondok di pesantren ini, ternyata saya salah besar. Setelah berbincang-bincang dengan orang tua calon santri mereka berasal dari daerah-daerah yang cukup jauh, ada yang dari Pemalang, Cirebon, Bekasi, Jambi bahkan ada yang datang dari Aceh dan Papua.

Kami pulang setelah dilakukan ujian masuk, dan tidak bisa menunggu pengumuman hasil ujian masuk tersebut dikarenakan waktu cuti yang terbatas. Alhamdulillah pihak sekolah maupun pesantren memberikan kelonggaran bagi kami untuk pulang lebih awal. Dan untuk mengetahui hasil dari ujian tersebut kami diberi kemudahan untuk bertanya melalui telepon keesokan harinya.

Sekembalinya dari Jombang, saya kembali bertanya kepada anak saya mengenai keinginannya untuk modok di pondok tersebut. Dengan harapan setelah melihat suasana dan situasi pondok mungkin ada hal-hal yang bisa membuat anak saya membatalkan keinginannya untuk mondok di Tebu Ireng. Karena jujur saja sebagai orang tua saya masih agak "berat" untuk melepas anak sejauh itu untuk mondok. Ternyata jawaban dari anak saya masih tetap sama, bahkan dia makin yakin untuk mondok disana setelah melihat suasana pondok. Karena pondok ini jauh lebih besar dan jauh lebih nyaman dibanding pondok yang dia jalani.

Keesokan harinya, saya mencoba menghubungi pihak panitia penerimaan santri baru untuk mengetahui hasil ujian masuk anak saya. Alhamdulillah anak saya lolos, dan saya diminta untuk mengurus pembayaran dan lain-lain. Proses pembayaran ini bisa dilakukan dengan transfer Bank dan memberitahukan kepada mereka jika sudah dilakukan transfer. Mereka akan mengurus semuanya untuk kami. Bahkan mereka tidak segan-segan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya kirim melalui SMS. Benar-benar pelayanan total dari mereka walaupun mereka harus mengorbankan pulsa pribadinya buat kami.

Setelah proses pembayaran selesai dilakukan, kami diminta untuk tiba dipondok paling lambat tanggal 7 Juli 2011, dikarenakan pada tanggal 8 Juli 2011 sudah ada kegiatan yang dilakukan oleh calon santri. Sekali lagi saya bisa mendapatkan kemudahan dari mereka untuk datang terlambat dikarenakan saya hanya mendapatkan izin cuti mulai tanggal 7. Kami diberi kemudahan untuk tiba dipondok pada tanggal 8 Juli pagi sebelum acara dimulai.

Pada tanggal 8 Juli, setibanya di pondok pesantren kami langsung mencari pengurus yang selama ini membantu saya dalam proses pembayaran dan lain-lain untuk memberikan bukti transfer dan menerima panduan apa yang harus dan akan dilakukan oleh santri.

Sejak tanggal 8 Juli 2011, anak saya resmi sebagai santri Tebu Ireng. Dan mulai pada tanggal tersebut anak saya sudah mulai mengikuti kegiatan Masa Orientasi Santri Baru (MOSBA).

Alhamdulillah, selama proses ini saya diberi kemudahan oleh Allah sehingga anak saya bisa mondok di tempat yang diinginkannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline