Lihat ke Halaman Asli

Dr Ing. Suhendra

Konsultan, technopreneur, dosen, hobby traveller

Stop Ekspor Nikel, Jalankan Hilirisasi dan Lihat Bagaimana Teknologi Dunia Tanpa Nikel Indonesia

Diperbarui: 3 Februari 2025   01:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia tergantung nikel dari Indonesia. (Sumber: Foto pribadi) 

Stop Ekspor Nikel, Jalankan Hilirisasi dan Lihat Bagaimana Teknologi Dunia Tanpa Nikel Indonesia

Dr.-Ing. Suhendra.  

Di awal tahun 2025, Presiden Prabowo melalui Keputusan Presiden Nomor 1 Tahun 2025 menetapkan pembentukan Satuan Tugas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional sebagai langkah strategis untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam di dalam negeri. Salah satu kebijakan yang menjadi perhatian utama adalah penghentian ekspor bijih nikel serta percepatan hilirisasi produk turunannya, yang bertujuan untuk memperkuat industri nasional dan mendorong Indonesia menjadi pemain utama dalam rantai pasok global. 

Keputusan tersebut diambil sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk mengoptimalkan kekayaan mineral Indonesia, memastikan ketahanan energi nasional, serta menarik investasi di sektor pengolahan dan manufaktur berbasis nikel. Dengan adanya hilirisasi, Indonesia tidak hanya menjadi pemasok bahan mentah, tetapi juga mampu memproduksi barang bernilai tambah tinggi, seperti baterai kendaraan listrik dan baja tahan karat, yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan daya saing global. 

Indonesia: Kunci Utama Pasar Nikel Global

Lebih dari separuh nikel dunia berasal dari satu negara, Indonesia. Tapi, bagaimana jika Indonesia memutuskan untuk berhenti menjualnya?

Indonesia, sebagai produsen utama dengan lebih dari separuh pasokan nikel dunia, memegang peran krusial dalam rantai pasok global (lihat tabel 1 di atas). Namun, bagaimana jika suatu hari Indonesia betul-betul memutuskan menghentikan ekspor nikel selamanya? Pernahkah kita bayangkan, bahwa semua produksi snart phone, mobil listrik, bahkan gedung pencakar langit di negara industri maju akan terhambat karena bergantung pada nikel Indonesia? Akankah industri global tetap bertahan, atau justru menghadapi guncangan besar yang mengubah peta ekonomi dan teknologi dunia?

Tabel 1. 10 Besar Produsen Nikel Dunia

Produsen Nikel Dunia (Sumber pribadi)

Indonesia memproduksi 1,8 juta ton nikel pada 2023, menyumbang lebih dari 50% total produksi global. Dengan cadangan mencapai 21 juta ton, Indonesia tidak hanya menjadi produsen terbesar tetapi juga penyimpan masa depan teknologi dunia. Sebagai pembanding, Filipina, produsen kedua terbesar, hanya  menghasilkan 400.000 ton per tahun.

Negara-negara lain seperti Rusia, Kanada, dan Australia mungkin berusaha mengisi kekosongan. Namun, produksi mereka tidak cukup besar untuk memenuhi permintaan global. Bahkan, Filipina, produsen terbesar kedua, hanya menghasilkan seperempat dari kapasitas Indonesia. Alternatif bahan seperti kobalt atau mangan juga tidak cukup efisien untuk menggantikan nikel.

Selanjutnya, mari kita bayangkan skenarionya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline