Lihat ke Halaman Asli

Suhendra

Eksekutif Keuangan, Pengajar, Aktivis Sosial dan Keagamaan

Icarus Paradoks Sebuah Pembelajaran Hidup dan Bisnis

Diperbarui: 12 Mei 2022   17:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Icarus Paradoks Sebuah Pembelajaran Hidup dan Bisnis. (gambar: thepangean.com/Icarus-Paradox, diolah pribadi)

Beberapa hari lalu saya mengikuti seminar yang diadakan secara virtual bertemakan Icarus Paradoks. Jujur malam itu pertama kali saya mengetahui tentang Icarus Paradoks, pikiranku menerawang membahas tentang apa dan poin penting apa yang bisa saya dapatkan? 

Narasumber pun adalah seseorang top eksekutif di perusahaan penerbit dan benar-benar sangat menguasai materinya. Dan ternyata istilah ini sudah lama dan telah dipraktikkan dalam dunia bisnis. Memang saya yang ketinggalan pengetahuan yang amat berharga ini.

Siapa Icarus? Berasal dari mitologi Yunani merupakan putra dari Daedalus (seorang seniman dan perancang labirin untuk persembahan raja Minos).

Daedalus juga yang mampu membuat sayap dari bulu-bulu yang dilekatkan dengan lilin agar Icarus dapat terbang. Ada kelemahan sayap yang dibuat oleh Daedalus, yaitu terbang tidak boleh terlalu rendah dan juga tidak boleh terlalu tinggi.

 Jika terlalu rendah sayap akan rusak terkena air atau bergesekkan dengan tanah dan bebatuan, sedangkan jika terlalu tinggi akan lumer lilinnya. Ujung cerita Icarus jatuh ke laut dan tewas karena tidak mendengar maupun mengingat lagi nasihat dari ayahnya.

Pengertian dari paradoks adalah pernyataan yang seakan-akan berlawanan namun dalam kenyataannya mengandung kebenaran. Nah, dalam kisah Icarus paradoks nya adalah Icarus memiliki kekuatan dan mempunyai sayap, akan tetapi kekuatan tersebut menjadi kejatuhannya.

 Ada istilah dan yang sering kita dengar kesuksesan yang menjatuhkan. Icarus Paradoks juga ditulis oleh Prof. Danny Miller (1990), melalui riset yang panjang. Dalam buku tersebut terdapat riwayat perusahaan yang kaya inovasi namun mengabaikan pasar. Perusahaan Wang Laboratories yang berinovasi tapi melupakan kebutuhan pelanggan. Contoh lainnya seperti mobil merek Chrysler yang dikalahkan oleh mobil-mobil buatan Jepang.

Ada disrupsi yaitu gangguan berupa perubahan besar yang mengubah sistem atau tatanan yang ada. Dapat kita lihat perusahaan Kodak yang berjaya pada tahun 1892-2012. Kodak pernah menguasai 90% pangsa pasar rol film, 85% kamera, dan pada tahun 1975 sudah mengantisipadi kamera digital namun tidak maksimal. 

Inilah salah satu contoh Icarus Paradoks, kekuatan dan begitu hebat riset dan pengembangan, pada akhirnya mengalami kejatuhan. Kodak sudah mampu mengantisipasi kamera digital, namun karena mendua antara kamera analog dan digital, akhirnya mengalami kejatuhan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline