Lihat ke Halaman Asli

Bunda, Dongengkan Cerita Sebelum Tidur

Diperbarui: 29 Juli 2016   21:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sebagaimana dikisahkan dalam novel `AYAH` karya Andrea Hirata, bagaimana Amiru selalu mendongengkan sebuah kisah kepada Amirta, maka saat Amirta masih di bangku Sekolah Dasar pun, ia telah piawai bermain kata dalam syair. Mendongengkan cerita bukan sekedar membaca cerita untuk seorang anak, atau sarana pemancing kantuk, tetapi juga wujud perhatian bagi seorang anak. Disana, anak akan merasa diperhatikan dengan baik, dan jadilah proses mendongeng sebagai salah satu dari waktU yang berkualitas.

Aspek lain sebagai bonus dari aktivitas ini adalah pegembangan kecakapan lingustik yang akan berjalan lebih cepat. Dimana anak akan menghafal dan mengenal lebih banyak kata, sehingga menaikkan kecakapan berbahasanya kelak. Hanya saja, meski telah banyak penelitian mengangkat aktivitas mendongeng sebagai aktivitas pacu multimanfaat, pada kenyataannya kita lebih akrab dengan proses pembiaran anak menghabiskan waktu menjelang tidurnya dengan gadget.

Orang tua telah merasakan keletihan disebabkan aktivitas kerja seharian. Maka di waktu menjelang tidur anak, yang harusnya adalah quality time antara orang tua dan anak, menjadi momen yang sama saja dengan lainnya. Jadi kenapa tidak kita kembali lagi mengkampanyekan aktivitas mendongeng sebelum tidur. Disamping mengenalan dan penguatan makna hidup sejak dini, kecakapan bahasa yang lebih cepat, ang paling penting adalah pesan kasih sayang yang ditunjukkan oleh orang tua kepada anak.

Percaya atau tidak, bila seorang anak telah mendapatkan asupan kasih sayang yang baik dari orang tuanya, kelak mereka akan memiliki kematangan emosional yang lebih cepat dan berkembang. Kemampuan tersebut yang akan menjadi daya dukung dalam melakukan aktivitas rasional dan penting.

Kerapnya terjadi kasus pelecehan pada seorang anak bisa sangat mungkin dipengaruhi faktor perkembangan emosionalnya yang tidak tuntas. Semuanya bermuara dari bagaimana keluarganya memulai memenuhi kebutuhan kasih sayang seorang anak. Mari jadikan mendongeng sebagai aktivitas pengembangan karakter. Bonusnya adalah kecakapan linguistik yang mengantarkan seorang anak untuk belajar lebih cepat dan efisien.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline